DescriptiveText: Pengertian, Purpose, dan Structure. Contoh Descriptive Text Tentang Tokoh Idola Dalam Bahasa Inggris - Temukan Contoh. buatkan contoh descriptive text tentang tokoh idola - Brainly.co.id. 23+ Contoh Descriptive Text Lengkap Beserta Strukturnya : Pengertian, Ciri-Ciri dan Tujuan | HelferPhoto.
Abu Yazid al-Bustami adalah seorang sufi dan wali terkenal di Persia Iran abad ke-3 H. Ia lahir di Bistam, wilayah Qum di Persia barat laut. Nama lengkapnya adalah Abu Yazid Taifur bin Isa bin Surusyan, yang dikenal juga dengan nama Bayazid. Tahun kelahiran dan masa kecil al-Bustami tidak diketahui. Dijelaskan bahwa ia berasal dari lingkungan keluarga terhormat dan terpelajar. Ayahnya, Isa bin Surusyan, adalah seorang pemuka masyarakat di Bistam, sedangkan ibunya dikenal sebagai zahid orang yang meninggalkan keduniawian. Kakeknya, Surusyan, sebelum memeluk Islam adalah penganut Majusi. Pada mulanya al-Bustami mempelajari fikih Mazhab Hanafi, kemudian mendalami tasawuf, terutama mengenai tauhid dan hakikat at-tauhid wa al-haqa’iq di samping pengetahuan-pengetahuan tentang fana. Sebagian besar kehidupannya sebagai seorang sufi dan abid orang saleh dijalaninya di Bistam. Ia terpaksa meninggalkan kota kelahirannya untuk beberapa waktu lamanya guna menghindari tekanan-tekanan ulama mutakalim teolog yang memusuhinya. Al-Bustami tidak meninggalkan karya tulis, tetapi mewariskan sejumlah ucapan dan ungkapan mengenai pengalaman tasawufnya yang disampaikan muridnya dan tercatat dalam beberapa kitab tasawuf klasik, seperti ar-Risalah al-Qusyairiyyah Risalah Qusyairiyyah, Tabaqat as-Sufiyyah Tingkatan Sufi, Kasyf al-Mahjub Menyingkap Tabir, Tadzkirah al-Auliya’ Peringatan para Wali, dan al-Luma‘ Yang Cemerlang. Sebagian dari kebenaran ungkapannya masih dipertanyakan dan juga sebagian cerita mengenai kekeramatannya dianggap legenda. Sebagian dari ungkapannya disebut oleh kalangan sufi dengan istilah sathahat ecstatic utterances, yaitu ucapan sufi ketika berada di pintu gerbang ittihad kesatuan dengan Allah SWT. Ucapan dan ungkapannya yang digolongkan sathahat adalah seperti berikut “Maha suci aku Subhani, alangkah agung “Tidak ada Tuhan kecuali aku, maka sembahlah “Aku tidak heran terhadap cintaku pada-Mu, karena aku hanyalah hamba yang hina. Tetapi aku heran terhadap cinta-Mu padaku karena Engkau adalah Raja Maha “Yang kukehendaki dari Tuhan hanyalah Tuhan tidak dapat dijangkau dengan alat dan “Semenjak tiga puluh tahun Tuhan adalah cerminku. Sekarang aku menjadi cermin diriku karena aku seka-rang bukan aku yang dahulu. Ucapanku ‘aku’ dan ‘Tuhan’ berarti mengingkari tauhid Tuhan. Karena aku sama sekali tidak ada, Tuhan yang hak adalah cermin diri-Nya. Lihatlah, Tuhan adalah cermin diriku karena Dia-lah yang berbicara melalui lidahku, sedang aku sudah Ucapan dan ungkapannya tersebut menimbulkan kontroversi di kalangan ulama karena belum pernah didengar dari sufi sebelumnya. Mereka yang berpegang pada ajaran syariat secara zahir menuduh al-Bustami kafir karena menyamakan dirinya dengan Allah SWT. Sementara ada pula ulama lain yang mentoleransi ucapan semacam itu dan menganggapnya hanya sebagai “penyelewengan†inhiraf, bukan kekafiran. Namun kalangan sufi membenarkan hal itu, sehingga ucapannya, “Subhani†Maha suci aku, alangkah agung keadaanku menjadi teka-teki bagi kaum sufi zaman berikutnya. Ucapan tersebut sering diulang-ulang penyair Iran, Turki, dan penyair muslim India sebagai bukti ittihad yang dicapai seorang sufi yang sempurna. Al-Bustami dipandang sebagai sufi pertama yang menimbulkan ajaran fana dan baka untuk mencapai ittihad dengan Tuhan. Dengan fana, ia meninggalkan dirinya dan pergi ke hadirat Tuhan, sedangkan dengan baka ia tetap bersama Tuhan. Ajaran fana dan baka itu terlihat dari ucapannya seperti, “Aku tahu pada Tuhan melalui diriku hingga aku fana, kemudian aku tahu pada-Nya melalui diri-Nya, maka aku pun hidup†atau “Ia membuat aku gila pada diriku sehingga aku mati, kemudian Ia membuat aku gila pada-Nya dan aku pun hidup…. Maka aku berkata, gila pada diriku adalah fana dan gila pada-Mu adalah Demikian pula dengan pengakuannya, “Aku mimpi melihat Tuhan lalu aku bertanya, ‘Tuhanku, apa jalannya untuk sampai kepada-Mu?’ Ia menjawab, ‘Tinggalkan dirimu dan datanglah Pengalaman kedekatan al-Bustami dengan Tuhan hingga mencapai ittihad disampaikannya dalam ungkapan, “Pada suatu ketika aku dinaikkan ke hadirat Tuhan. Lalu Ia berkata, ‘Abu Yazid, makhluk-makhluk-Ku sangat ingin Aku menjawab, ‘Kekasihku, aku tak ingin melihat mereka. Tetapi jika itu kehendak-Mu, aku tak berdaya untuk menentang-Mu. Hiasilah aku dengan keesaan-Mu, sehingga jika makhluk-makhlukÂMu memandangku, mereka akan berkata, ‘Kami telah Engkaulah itu yang mereka lihat, dan aku tidak berada di hadapan mereka Puncak pengalaman kesufian al-Bustami dalam ittihad juga tergambar dalam ungkapan berikut. “Manusia tobat dari dosa-dosa mereka, tetapi aku tobat dari ucapanku ‘Tiada Tuhan selain Allah’ La ilaha illa Allah karena aku mengucap dengan alat dan huruf, sedang “Tuhan berkata, ‘Abu Yazid, mereka semua kecuali engkau adalah Aku pun berkata, ‘Aku adalah Engkau, Engkau adalah aku, dan aku adalah “Terputuslah munajat. Kata menjadi satu, bahkan semuanya menjadi satu. Tuhan berkata kepadaku, ‘Hai Aku dengan perantaraanÂNya menjawab, ‘Hai Ia berkata, ‘Engkaulah yang Aku menjawab, ‘Akulah yang Ia berkata, ‘Engkau adalah Aku menjawab, ’Aku adalah aku’.†Dalam ittihad ini kelihatannya Tuhan berbicara melalui lidah al-Bustami. Ia tidaklah mengaku bahwa dirinya adalah Tuhan, meskipun pada lahirnya ia berkata demikian. Ada cerita yang menyatakan bahwa seseorang mendatangi al-Bustami dan mengetuk pintu rumahnya. Abu Yazid bertanya, “Siapa yang engkau cari?†“Abu Yazidâ€, kata orang itu. Abu Yazid berkata, “Pergilah. Di rumah ini tak ada Abu Yazid kecuali Allah ‘Azza wa Jalla. Yang ada dalam baju jubah ini hanya Menurut al-Bustami, pengalamannya mencapai ittihad dicapai dengan latihan berat dan intensif selama bertahun-tahun. Antara lain ia berkata, “Dua belas tahun lamanya aku menjadi pandai besi bagi diriku. Kulemparkan diriku dalam tungku riyadhah latihan. Kubakar dengan api mujahadah perjuangan. Kuletakkan di atas alas penyesalan. Kupukul dengan martil pengutukan diri sehingga dapatlah kutempa sebuah cermin diriku sendiri. Lima tahun lamanya aku menjadi cermin diriku yang selalu kukilapkan dengan bermacam-macam ibadah dan ketakwaan. Setahun lamanya aku memandangi cermin diriku dengan penuh perhatian. Ternyata kulihat diriku terlilit sabuk takabur, kecongkakan, riya, ketergantungan pada ketaatan dan membanggakan amal-amal. Aku lalu beramal selama lima tahun sampa sabuk itu terputus dan aku memeluk Islam kembali. Kupandangi para makhluk dan kulihat mereka semua mati sehingga aku bertakbir empat kali untuk mereka dan aku kembali dari jenazah mereka semua. Aku sampai kepada Allah dengan pertolongan Allah sendiri tanpa perantaraan Adapun cara untuk mencapai makrifat kepada Tuhan al-Bustami menyebutkan caranya, yaitu dengan perut lapar dan badan telanjang. Mengenai mujahadah, al-Bustami mengatakan, “Saya berusaha dalam mujahadah selama tiga puluh tahun. Tidak kudapati sesuatu yang amat berat bagiku selain ilmu pengetahuan dan mengikutinya. Seandainya tidak ada perbedaan ulama, aku akan baka. Perbedaan ulama adalah rahmat, kecuali dalam pengonsentrasian diri hanya kepada Tuhan tajrid at-tauhid.†Sekalipun telah mencapai fana, baka, dan ittihad, al-Bustami tetap mementingkan pelaksanaan syariat. Pengamalan tasawuf tidak dibenarkan meninggalkan perintah Tuhan. Ia berkata, “Apabila Anda melihat seseorang dikaruniai keramat-keramat sehingga dapat terbang di udara, janganlah Anda teperdaya olehnya sebelum melihat bagaimana ia melakukan perintah dan meninggalkan larangan Tuhan, menjaga ketentuan, dan melaksanakan Menurutnya, pengamal tasawuf sufi harus mempunyai guru pembimbing. Ia berkata, “Barangsiapa tidak mempunyai ustad guru, imamnya adalah Tasawuf al-Bustami kemudian dikembangkan oleh pengikut-pengikutnyanya dengan membentuk satu aliran tarekat bernama Taifuriyah. Nama itu diambil dari nisbah al-Bustami, yaitu Taifur. Pengaruh tarekat ini masih didapati di beberapa dunia Islam, seperti di Zousfana, Magribi meliputi Maroko, Aljazair, dan Tunisia, dan di Chittagong, Bangladesh, berupa tempat suci yang dibangun untuk memuliakannya. Makam al-Bustami yang terletak di tengah kota Bistam dijadikan objek ziarah masyarakat yang mempercayainya sebagai wali atau orang suci. Pada 713 H/1313 M sultan Mughal, Muhammad Khudabanda, membangun sebuah kubah di atas makam al-Bustami untuk memenuhi saran penasihat agama Sultan, Syekh Syarafuddin, yang mengaku keturunan sang wali. Daftar Pustaka Arberry, Muslim Saints and Mystics, Episodes from Tadzkirat al-Aulia Faridud-din al-Attar. London Routledge & Kegan Paul, 1979. al-Asbahani, Abu Nu’aim Ahmad. Hilyah al-Auliya’ wa Tabaqat al-Asfiya’. Cairo as-Sa‘adah, Attar, Fariduddin. Tadzkirat al-Auliya’. London & Leiden 1959. Nadir, Albert Nasri. at-TaÅ“awwuf al-Islami. Beirut al-Matba‘ah al-Kasuliqiyah, Nasution, Harun. Filsafat dan Mistisisme dalam Islam. Jakarta Bulan Bintang, 1992. al-Qusyairi, Abu al-Qasim Abdul Karim. ar-Risalah al-Qusyairiyyah. Cairo Muhammad ‘Ali Subaih, 1966. as-Sullami, Muhammad bin Husain. Tabaqat as-Sufiyyah. Leiden Brill, 1960. M Rusydi Khalid
AbuYazid merupakan seorang ulama sufi abad ketiga Hijriyah berkebangsaan Persia. Beliau lahir Tahun 188 H (804 M) bernama kecil adalah Tayfur. Saat remaja, Abu Yazid telah mendalami Al-Qur'an dan Hadis Nabi kemudian mempelajari ilmu fikih Mazhab Hanafi sebelum akhirnya menempuh jalan tasawuf. Sebagai sufi, maqom (kedudukan) makrifat beliau
Biografi Singkat Abu Yazid Al-Busthomi Profil Abu Yazid Al-Busthomi Pendidikan Abu Yazid Al-Busthomi Karya Abu Yazid Al-Busthomi Pemikiran Abu Yazid Al-Busthomi Wislahcom Referensi Abu Yazid Al Bustami adalah seorang sufi terkemuka pada abad III H. Ia disebut sebagai seorang sufi yang memperkenalkan konsep Fana, Baqa, dan Iittihad dalam pengertian tasawuf. Dalam literatur-literatur tasawuf namanya sering ditulis Bayazid Al Bustami. Nama lengkapnya adalah Abu Yazid Thaifur bin Isa bin Surusyan Al Bustami, lahir di daerah Bustam Persia tahun 188 H/ 801 M. Nama kecilnya adalah Taifur. Nama kakeknya adalah Surusyan, penganut agama Zoroaster, kemudian masuk dan memeluk Islam di Bustam. Keluarga Abu Yazid termasuk keluarga yang berada namun lebih memilih hidup sederhana. Abu Yazid dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang taat beragama. Saat remaja, Abu Yazid terkenal sebagai murid yang pandai dan patuh dalam mengikuti perintah agama serta berbakti kepada kedua orang tua. Perjalanan Abu Yazid untuk menjadi seorang sufi memerlukan waktu puluhan tahun. Sebelum menjadi seorang sufi, ia lebih dulu menjadi seorang faqih dari madzhab Hanafi. Salah seorang gurunya yang terkenal yaitu Abu Ali As-Sindi yang mengajarkan padanya ilmu tauhid, ilmu hakikat, dan ilmu lainnya. Sedangkan ilmu tasawuf, ia belajar dari orang sufi yang berasal dari Kurdi. Dalam menjalani kehidupan zuhud selama 13 tahun, Abu yazid mengembara di gurun-gurun pasir di Syam, hanya sedikit tidur, makan dan minum. Dari kehidupan zuhud yang dijalaninya, timbullah cinta atau mahabbah yang semakin meluas dan mendalam hingga menghanyutkan dirinya hingga tenggelam dalam lautan zuhud. Abu Yazid melihat bahwa pengalaman tasawuf tidak dibenarkan untuk meninggalkan perintah Tuhan. Seorang pengenal tasawuf haruslah memiliki pembimbing atau guru. Barang siapa yang tidak mempunyai guru, maka imamnya adalah setan. Abu Yazid digolongkan ke dalam kelompok sufi malamatiyat, yaitu sufi yang cenderung bersikap rendah diri, menghinakan serta mencercanya dalam rangka memurnikan pendekatan hubungan kepada Tuhan. Ajaran tasawufnya dikembangkan oleh para pengikutnya dengan membentuk suatu aliran tarekat yang bernama Taifuriyah yang dinisbatkan pada namanya. Pengaruh tarekat ini masih didapati di berbagai wilayah Islam seperti Zoustan, Maghrib, yang meliputi Maroko, Al-Jazair, dan Funisia, bahkan tersebar sampai Chittagon, Bangladesh, yang merupakan tempat-tempat suci yang dibangun untuk memuliakannya. Abu Yazid meninggal dunia di Bustam pada tahun 261 H/874 M. Makamnya bersebelahan dengan Al-Hujwiri, Nashir Kusrow dan Yaqud. Pada tahun 713 H/1313 M di bangun sebuah kubah di atas makamnya atas perintah Sultan Mongol Muhammad Khudabanda untuk memenuhi saran penasihat agama Sultan yaitu Syekh Syarifuddin yang mengaku keturunan Abu Yazid. Hingga akhir hayatnya, Abu Yazid rupanya tidak meninggalkan karya tulis yang dapat dipelajari. Akan tetapi, ia mewariskan sejumlah ucapan yang diungkapkan mengenai pengalaman spiritual yang disampaikan oleh muridmuridnya Pendidikan Abu Yazid Al-Busthomi Waktu remaja, Abu Yazid mempelajari dan mendalami Al-Qur’an serta hadits-hadits Nabi Muhammad Saw. Dia kemudian mempelajari fikih Mazhab Hanafi salah satu arus metodologi fikih yang didirikan oleh Imam Hanafi, dan salah satu mazhab yang dianut oleh kamu Sunni, sebelum kesudahannya menempuh jalan tasawuf. Karena dia menganut mazhab Hanafi, karenanya dia termasuk dalam golongan Ashaburra’yi, yakni suatu arus yang memberikan peranan akbar untuk cara melakukan sesuatu /pemikiran Arab Al-Ra’yu untuk memahami hukum Islam. Karya Abu Yazid Al-Busthomi Abu Yazid Al-Bustami adalah sufi yang pertama sekali memunculkan faham fana dan baqa dalam ilmi tasawuf. ia senantiasa mempunyai keinginan untuk dekat dengan Allah Swt, sebagaimana ucapannya yang berupaya mencari jalan untuk berada di hadirat Tuhan. Ia berkata “Aku bermimpi melihat Tuhan. aku pun bertanya “Ya Tuhanku, bagaimana jalannya untuk sampai kepada-Mu? “Ia menjawab tinggalkanlah dirimu dan datanglah kemari!” Dengan fana Abu Yazid meninggalkan dirinya dan pergi ke hadirat Tuhan, kemudian ia telah berada dekat dengan Tuhan. Ia mengucapkan hal-hal yang puitis seperti Aku tidak heran dengan cintaku kepadaMu, karena aku adalah hamba yang sangat butuh, tetapi aku merasa heran terhadap cintaMu kepadaku karena engkah adalah Raja Yang Maha kuasa. Orang-orang bertaubat dari dosa mereka, tetapi aku bertaubat dari ucapanku “laa ilahaillallah” karena dalam hal ini aku mengucapkannya dengan alat-alat dan huruf-huruf. sedangkan Allah yang Haq di luar huruf-huruf dan alat atau indera. Ungkapan Abu Yazid yang puitis itu memperjelas adanya ittihad antara jiwanya dan Allah. Dan rangkaian ungkapan itu merupakan ilustasi proses terjadinya ijtihaj. Abu Yazid mengucapkan “Tuhan berfirman “semua mereka adalah makhlukKu, kecuali engkau. Kemudian aku berkata “aku adalah Engkau, Engkau adalah aku dan aku adalah Engkau. “ Selanjutnya sehabis Sholat subuh Abu Yazid pernah mengucapkan kata-kata “sesungguhnya Tuhan hannyalah aku, oleh karena itu beribadalah kepada-Ku”. Perkataan Abu Yazid selanjutnya terlukis dalam cerita berikut “Ada seorang yang datang ke rumah Abu Yazid. lalu ia mengetuk pintu rumahnya. Abu Yazid berkata siapa yang engkau cari? Orang itu menjawab Abu Yazid. lalu Abu Yazid berkata pergilah, di rumah ini hannya ada Allah yang Maha Gagah dan Maha Luhur”. Sebagian orang yang mendengar perkataan dan pernyataan Abu Yazid mereka mengira bahwa Abu Yazid sudah gila dan meninggalkannya. Pemikiran Abu Yazid Al-Busthomi Al-Busthami adalah orang pertama yang memakai istilah fana, sebagai kosa kata sufistik. Dia mengadopsi teori monisme dari gnostisisme hindu-budha. Konsep muraqabah pendekatan spiritual yang dipahaminya disejajarkan dengan ajaran samadi meditation yang pada puncaknya mencapai ekstase fana di mana terjadi penyatuan antara yang mendekat muraqib, yakni sufi dan yang didekati muraqab, yakni Allah. Pada konteks ini diketahui bahwa Busthami memilah antara konsep ibadah dan marifah di mana ahli ibadah ritual normatif dipersepsikan sebagai orang yang jauh untuk dapat meraih marifah tingkat spiritualitas hasil pendakian sufistik. Harun Nasution memandang bahwa ittihad yang menjadi teori sentral darial-Busthami tampak sebagai suatu tingkatan dalam tasawuf di mana yang mencintai dan yang dicintai telah menjadi satu, sehingga salah satu kepada yang lainnya dapat saling berkata hai aku ya ana!. Konsep ittihad ini merupakan pengembangan dari konsep fana dan baqa yang dicetuskannya. Menurutnya, setelah mencapai marifat, seseorang dapat melanjutkan kepada maqam selanjutnya yaitu fana, baqa dan akhirnya ittihad. Fana adalah penyirnaan diri dari sifat keduniawian yang di lukiskan laksana kematian jasad dan lepasnya roh menuju kepada kekekalan baqa dan dari sini dapat melangkah kepada penyatuan denganAllah ittihad. Pada titik ini kerap terjadi apa yang diistilahkan dalam dunia sufi sebagai syatahat atau keadaan tidak sadar karena telah terjadi penyatuan di mana dia seolah menjadi Allah itu sendiri. Konsep fana sebenarnya memiliki beberapa pemaknaan yang dapat diikhtisarkan sebagai berikut 1 ungkapan majazi bagi penyucian jiwa dari hasrat-hasrat keduniawian; 2 pemusatan akal untuk berpikir tentang Allah semata dan bukan selainnya; 3 peniadaan secara total kesadaran atas eksistensi diri dengan meleburkan kesadaran dalam eksistensi Allah semata. Inilah yang disebut sebagai fi al-fana fana peniadaan dalam peniadaan atau baqa fi Allah menyatu dalam Allah.
SyekhAbu Yazid Al-Bustami - Cintailah Wali Allah Bagi sahabat-sahabat semuanya Jangan lupa untuk *LIKE *COMMENT *SHARE *dan SUBSCRIBE Serta aktifkan lonceng
Kata Mutiara Abu Yazid Al Busthami. Sedangkan taubat yang dilakukan oleh orang yang. Web katakanlah kepadaku agar kulakukan seperti yang engkau petuahkan.” “baiklah,”jawab abu Mutiara Abu Yazid Al Busthami / File Bayazid Bastami Tomb JpgWeb kata kata motivasi, kata kata motivasi sukses, kata kata motivasi kehidupan, kata kata motivasi story wa, kata kata motivasi penyemangat hidup, kata kata mot. 55 kata bijak ideas mecca kaaba masjid haram sabar quotes Web kata kata abu yazid al busthami kumpulan mutiara bijak dari sang sufi yang mengenal allah swt from beliau merupakan salah Yazid Al Bustami Merupakan ia melihat seekor anjing berjalan ke arahnya. Web kata mutiara abu yazid al busthami. Ada beberapa riwayat yang berbeda mengenai di mana letak makam abu yazid ks, tetapi yang paling masyhur adalah di Dalam Video Singkat Ini, Kita Akan Membahas Beberapa Kutipan Paling Indah Untuk Memperkaya Bathin Kita Dan Akan Membantu Serta Menginspirasi Kita Untuk kata mutiara abu yazid al busthami / kata lucu ala santri mutiara sufi abu yazid al busthami from di antara jamaahnya, ada seorang santri. 55 kata bijak ideas mecca kaaba masjid haram sabar quotes Sedangkan taubat yang dilakukan oleh orang Kata Kata Motivasi, Kata Kata Motivasi Sukses, Kata Kata Motivasi Kehidupan, Kata Kata Motivasi Story Wa, Kata Kata Motivasi Penyemangat Hidup, Kata Kata mutiara kata mutiara kata qiraati rumi tasawuf dan cinta tauhid 19 november 2009 729 pm komentar. Web kata mutiara abu yazid al busthami Web kata kata abu yazid al busthami kumpulan mutiara bijak dari sang sufi yang mengenal allah swt from beliau merupakan salah Kata Kata Mutiara Sufi Dan Ulama Terkenal Abu Yazid Al.“sekarang ini juga, cukurlah janggut dan rambutmu. Dalam kajian tasawuf, ialah tokoh yang pertama kali memperkenalkan fana’ baqa’. Web katakanlah kepadaku agar kulakukan seperti yang engkau petuahkan.” “baiklah,”jawab abu yazid. Thanks for reading & sharing salah satu sikap disiplin
Salahsatu karakteristik kesehatan spiritual adalah adanya proses pencarian arti dan tujuan hidup sebagai suatu apresiasi pribadi yang sangat mendalam dan pencarian
Cm Abm לחץ לתצוגה נוספתA E Cm e-9-9- B-9-9-9- G-9-9-11-9-8-6^8-9-11^13-11-9-8-9- D-11-11-11-11- A- E- E לחץ לתצוגה נוספתA Abm Cm חי למענך ומת למעננו E לחץ לתצוגה נוספתA Abm Cm במעגל של מציאות לא מסודר E לחץ לתצוגה נוספתA Abm Cm בוקר יעירני, לילה ישכיבני E לחץ לתצוגה נוספתA Abm Cm חלומנו בואי נרקום אל המחר E לחץ לתצוגה נוספתA Abm Cm קומי והעירי בי את חיותי E לחץ לתצוגה נוספתA Abm Cm למעננו ארמון אבנה על ראש הר E לחץ לתצוגה נוספתA Abm Cm נקום אל המציאות, ניטע בחלומנו לחץ לתצוגה נוספתA Abm Cm ונשכב עד בוא הסתיו Abm Cm Fm Bm אז קחי אותי בזרועותייך, הביאיני אל הכרם Cm B לחץ לתצוגה נוספתA שם השקיני מן היין האדום Abm Cm Fm Bm ולמדי בי אהבה, שלעולם תחיה בי Cm B לחץ לתצוגה נוספתA רק בידקי שליבי אינו נדם חי למענך ומת למעננו שם בסרט, זה עבד, כן, די נחמד שובי אל ביתי ורעי בשדות הנצח היוולדי אל מול עיני, כל רגע בא קראי לי שאחזור, לאחר יום בו אלך להיזכר בך, כשאבוא אל יום חדש שתי את ממימי, אשתה גם ממימך למען מעייננו ימשך
Lpr7h. 4l60zfwx6q.pages.dev/2764l60zfwx6q.pages.dev/54l60zfwx6q.pages.dev/3074l60zfwx6q.pages.dev/5484l60zfwx6q.pages.dev/5624l60zfwx6q.pages.dev/2974l60zfwx6q.pages.dev/534l60zfwx6q.pages.dev/426
kata mutiara abu yazid al bustami