Tahapanproses sungging dalam seni kriya wayang kulit adalah sebagai berikut: 1. Andasari. Proses pemberian warna dasar pada kulit seluruh bagian wayang secara merata dan tipis. Warna yang digunakan biasanya adalah warna kuning gading (campuran dari warna kuning dan putih), atau warna putihan balung (warna putih dari abu tulang). a. Teknik Dasar Tatah Sungging Wayang Teknik tatah sungging wayang melalui banyak tahapan antara lain 1 Mentah Mentah adalah proses pelubangan kulit/mengukir kulit menggunakan mata tatah dengan motif tertentu. Didalam pembuatan wayang kulit lazim disebut natah. Sebelum melakukan proses penatahan maka kita harus mengenal proses pengolah kulit terlebih dahulu menjadi kulit wayang atau sering disebut lulang Marwoto W, 1985 13. 2 Pengolahan Kulit Kulit adalah bagian tubuh yang berguna untuk melindungi diri dari pengaruh luar. Kemampuan melindungi diri dengan kulit ini berbeda hewan satu dengan lainnya. Perbedaan ini masih tampak pada kulit hewan setelah dilepas dari tubuh hewan yang telah disembelih Djojowidagdo S, 1985 6 Pengolahan kulit memerlukan alat dan bahan antara lain kulit sapi/kerbau/kambing, pethel, pisau raut, Tali tampar, plangkan penthangan, ember perendam, setelah proses penyembelihan dan pengambilan kulit hewan maka kulit kemudian diolah untuk menjadi bahan yang lazim disebut lulang. Pengeringan kulit tersebut dengan cara dibersihkan dari gajih dan daging, kemudian dipenthang, dibersihkan bagian kulit dalam, dibiarkan kering selama 24 jam, dilepaskan dari penthangan, direndam air, selama 12 jam kemudian dipenthang lagi, dilakukan pembersihan daging dan kotoran lain yang melekat di dibiarkan kering selama 24 jam, kemudian dilepas, direndam dengan air garam selama 12 jam, kemudian dipenthang lagi selama 24 jam, dibersihkan bulu-bulunya dikerok dan dibiarkan kering, sambil terus ditarik. Dengan tali tampar penthangan agar mengembang dan menipis. Sampai benar-benar kering dan bersih dari bulu dan kotoran lainya. Setelah cukup kering, dan bersih kulit kemudian diambil dari pethangan dan telah selesai menjadi lulang, siap untuk dibuat sebagai bahan utama pembuatan wayang kulit. 3 Teknik Memahat Wayang Kulit Memahat wayang kulit melalui 7 tahap yaitu a Cara memegang pandukkan Panduk sering juga disebut pandukkan, merupakan alat dalam memahat wayang yang fungsinya sebagaialas atau landasan dalam memahat. Panduk dibuat dari batang kayu sawo yang dipotong secara melintang. Ketebalan panduk tergantung pada selera dan kebutuhan. Permukaan potongan tersebut dihaluskan. Batang yang masih mengandung getah tentu saja belum dapat digunakan. Kayu sawo yang dipilih sebagai panduk karena seratnya yang boleh dikatakan halus sehingga tidak mudah merusak pahat. b Tahap Nggebing adalah proses pembuatan pola global wayang pada lulang, direndam selama 12 jam, digebing diatas papan gebingan dengan dipaku bagian tepi sambil ditarik kencang tetapi tidak sobek, untuk menghasilkan kulit yang rata, dikeringkan selama 12 jam. Apabila sudah kering lulang diambil dari gebingan dan diratakan kembali menggunakan pasah. c Selanjutnya adalah Tahap pembuatan pola detail atau sering disebut Nyoreki. Ada 2 macam cara yang bisa digunakan yaitu system ngeblak menempel wayang yang sudah jadi kemudian mecorek dengan paku corekan dan system nggambar menggunakan kertas kalkir. Setelah proses corekan selesai akan tampak pola jadi. d Tahap selanjutnya adalah Ngapangi yaitu proses penatahan tokoh wayang pada pinggir pola melepas bagian luar wayang Kulit. e Dilanjutkan dengan proses menatah isen mecahi wayang kulit ; dengan cara menatah motif bagian dalam wayang kulit yang memiliki pola-pola mata tatah besar, dilanjutkan pada pola yang kecil lazim disebut Nggempuri dan yang lebih rumit lagi yaitu Mipili. Dengan diawali bagian yang menumpang/menutup ke bagian yang ditumpangi/ditutup dari luar ke dalam. f Setelah selesai kemudian menatah bagian wajah lazim disebut Mbedahi. Bagian ini sangat sulit dilakukan terutama untuk wayang alusan yang memiliki wanda khas. g Tahap paling akhir dari proses natah adalah Mlimpingi, yaitu menumpulkan bagian pinggir wayang agar tidak tajam dan ngamplas untuk memperhalus wayang. Dan setelah selesai maka bisa dibesut sebagai wayang putihan belum diwarnai Suyadi, 2010 18. b. Pengertian Sunggingan atau Menyungging Wayang Kulit Sunggingan, kata dasar sungging, dan merupakan kata benda, sungging artinya lukisan perhiasan berwarna dengan cat, sedangkan juru sungging artinya pelukis seni sungging artinya seni membuat gambar perhiasan. Proses pengerjaanya sehingga menghasilkan lukisan atau perhiasan dengan cat disebut menyungging. Dalam kaitanya dengan wayang, yang dimaskdu dengan sunggingan ialah hasil dari menyungging, sedangkan kata sunggingan merupakan kata pasif kata menyungging Poerwadaminta, 1976 796. Nyungging, adalah proses pewarnaan wayang kulit yang menggunakan teknik grdasi. Ada 2 jenis yaitu sunggingan wayang lazimnya dan sunggingan wayang bathik. Perbedaanya pada teknis dan penggunaan warna serta coraknya. Jika pada sunggingan wayang menggunakan tehnik pakem wayang, banyak warna jika bathik tergantung pada kreativitas pemulas. Biasanya terdiri dari 2 macam warna dominan. Warna inti/primer terdiri dari 6 yaitu 1 Prada emas/brom 2 Merah 3 Kuning 4 Hitam 5 Putih 6 Biru Untuk menghasilkan warna sekunder dengan menkombinasikan warna inti yaitu 1 Hijau Biru dicampur kuning 2 Jingga Kuning dicampur merah 3 Ungu Merah dicampur Biru 4 Cokelat Kuning dicampur hitam 5 Wana muda warna inti diampur warna putih kecuali emas. c. Teknik Dasar Mewarnai atau Menyungging Teknik dasar mewarnai dalam membuat wayang ada 7 tahap yaitu 1 Mutihi atau Ndasari proses pendasaran wayang dengan warna putih yang diperoleh dari campuran lem rakol, air dan cat tembok berkualitas 2 Mulas atau Nyungging Proses pewarnaan dengan mengutamakan warna dominan terlebih dahulu sesuai motif dan corak tatahan dengan system gradasi dari warna muda ke warna tua pada bagian perabot pakaian, 3 Ngawak-awaki lazzim menggunakan prada emas/brom adalah proses pemberian warna awak-awakan biasanya bewarna emas. Jika menggunakan prada emas ada tehnik tersendiri yaitu, pulaskan lem khusus warna kuning pada prada tips rata, kemudian lembaran kertas prada emas dibagian belakang diolesi air, kemudian ditempelkan secara merata. 4 Nrenjemi Proses pemberian isen dengan warna hitam/tua berupa titik-titik kecil 5 Nyawi Proses pemberian isen dengan warna hitam/tua berupa 6 Waler Proses pembedaan wujud benda yang saling terikat menggunakan titik/garis atau batik 7 Ngedus atau Mbabar Proses pelapisan akhir setelah pulasan benar-benar kering dengan menggunakan campuran air dan lem rakol bening yang sudah dimasak sampai mendidih, setelah dingin diusapkan tipis dan merata untuk pengawetan dan tahan hama Joko Krisnanto, 2009 3. Berkaitan dengan hal tersebut bahwa tatah sungging wayang adalah proses pembuatan wayang melalui proses pelubangan kulit/mengukir kulit menggunakan mata tatah dengan motif tertentu, dan setelah menjadikulit wayang disebut lulang maka proses selanjutnya adalah menyungging dengan memberikan warna pada wayang tersebut. 3. Pedalangan a. Pengertian Dalang Kata Dalang menurut kereta bahasa bahasa Jawa yang dapat diartikan ngudal piwulang atau menguraikan ajaran serta permasalahanya. Dalang juga disebut sebagai sutradara dalam teater adalah seorang seniman yang memainkan wayang bertugas menjalankan tokoh dan cerita, ngudal piwulang, memberikan hiburan dan ajaran. Menggunakan busana kejawen jangkep yangharus mampu menguasai teknik dasar, antara lain tentang lakon wayang, sarasilah tokoh wayang, kawruh bahasa Jawa, titi laras atau tembang pelog, slendro, macapat, gendhing, dhodhogan, keprakan, sabet, catur, dan sulukan Kristian Apriyanta, 2005 79. Sabetan gerak wayang adalah cara-cara memainkan boneka wayang, yang terdiri dari 1 Tanceban cara menancapkan wayang pada debog yang harus memperhatikan kedudukan karena debog terdiri dari 2 tingkat. 2 Bedholan cara mencabut wayang. 3 Solah langkah cara memainkan wayang sesuai karakter wayang. 4 Perang cara berperang yang juga memiliki aturan jika tokoh lebih muda dan derajat lebih rendah tidak boleh memegang atau mengenai kepala, jika menggunakan mahkota. 5 Jogetan cara menggerakkan bagian tubuh wayang sesuai dengan iringan biasanya digunakan untuk lelakon pada punakawan atau limbukian. Dalam seni pedalangan suluk itu menempati kedudukan yang penting sebab merupakan isyarat dalang kepada penonton, untuk meberitahukan suasana atau keadaan tenntang adegan yang akan digelar. Pagelaran wayang kulit itu dilakukan di depan layar putih yang menggambarkan jagat raya. Oleh karena pada layar tidak adasarana lainnya yang dapat dipakai untuk menggambarkansuasana suatu adegan. Maka sejak awal dam setiap pergantian adegan, dalang memberi isyarat atau keterangan tentang keadaan serta adegan yang hendak digelar. Sedangkan cara memberikan isyarat tersebut dengan melagukan, itulah yang dinamakan suluk. Dalam ilmu pedalangan, suluk dibagi tiga bagian besar yaitu 1 Pathetan digunakan untuk membangun suasana tentram, agung, wibawa sedang instrumen yang mengiringi rebab, gambang, dan suling. 2 Ada-ada digunakan untuk membangun suasana penuh semngat dan diserta suasana gedhog dan keprak. 3 Sendhon digunakan untuk membangun suasana sedih, rasa kasihan dan kasmaran. Dengan cara demikian dalang dapat menarik perhatian para penonton, sehingga penonton dapat ikut serta merasakan suasana pergelaran yang sedang berlangsung. Kecuali suluk, dalang juga harus pandai dalam menceritakan segala sesuatunya dalam pergelaran dengan suara jelas dan dapat memisah-misahkan setiap suara tokoh, ksatria yang wibawa, dan dengan suara yang berfariasi, berganti-ganti, lantang, lebut, tegas, disertai dengan pengucapan yang terdengar jelas. Isi bicaranya penuh dengan ajaran, falsafah hidup, berbagai kejidupan hidup. Juga harus dapat melawak, menguasai berbagai tembang, termasuk tembang dolanan, agar dapat yang termasuk catur adalah 1 Janturan adalah cara dalang untuk memberitahukan kepada penonton, menjelaskan dengan singkat adegan yang sedang digelar, keadaan keindahan suatu negara, tempat para putri, pertapaan. Serta siapa saja yang berada di tempat tersebut, termasuk gambaran sifat, watak tokoh yang bersangkutan. 2 Pocapan adalah suatu cara bagaimana dalang ketika hendak menceritakan atau mengetengahkan kelanjutan adegan cerita. Pocapan ini diucapkan tanpa diiringi bunyi gamelan. Dengan pocapan oleh dalang, penonton dapat mengetahui semua yang terjadi yang terkait dengan ceritanya. Ginem yaitu cara dalang mengetengahkan pembicaraan wayang, demikian juga percakapan antara tokoh atau figur wayang yang kadang-kadang lebih dari seorang. Dengan demikian dalang harus bisa memisahkan suara, antara laki-laki dan wanita dan juga suara yang dapat menunjukkan perwatakannya, lemah lembut, atau pemarah, banyak bicara. Semakin pandai dalang dalam olah suara, memisah-misahkan suara, serta terampil dalam membawakan pembicaraan sebenarnya, pergelaran akan semakin hidup. Dalang juga harus menguasai masalah gendhing. Seperti sudah diketahui bahwa jalanya pagelaran diringi sura gamelan yang dibunyikan menurut gendhing yang sesuai. Kesemuanya itu dalang yang akan memberi tanda-tanda, pilihan gendhing manakah yang akan dibunyikan, disertai isyarat tentang keras lemah menabuhnya. Demikian pula pemberian isyarat bila akan menghentikan bunyi gamelan. Sebagaimana diutarakan di atas, meberi aba-aba dengan menggunakan isyarat, dengan buni gedhog atau keprak, atau juga kata-kata sandi sambil mengakhiri pembicaraan yang diutarakan. Dengan diiringi bunyi gamelan yang kadang-kadang keras bersemangat, kadang-kadang punuh wibawa, menjadikan pergelaran semakin terasa hidup. Demikianlah pengertian tentang gendhing. Ternyata dalang juga harus menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan sebagai modal mendalang. Selain itu masih ada syarat yang harus dimiliki yaitu kekuatan. Seperti diketahui bahwa pergelaran wayang kulit itu dilangsungkan semalam suntuk. Dalam waktu yang cukup lama itu, dalang juga harus menjaga kekuatan badanya, dalam duduk bersila, suaranya tetap nyaring dan tidak parau. Demikian juga dalam memainkan boneka wayangnya, harus tetap bersemangat. Hal ini tidak mudah, harus disertai latihan agar badan tetap sehat dan segar. Ada diantara dalang yang mengusahakan dengan cara prihatin, sehingga memperoleh pengalaman batin atau ilmu. Dengan demikian ternyata dalang itu pantas dianggap orang yang lebih dari yang lain, termasuk dalam ngudal piwulang, menguraikan ajaran KRMH. H. Warsitodipuro, 2006 444. 4. Karawitan a. Pengertian Karawitan Karawitan berasal dari kata rawit, yang mendapatkan awalanka dan akhiran an. Rawit berarti halus, lembut. Secara epitimologis, istilah karawitan juga ada yang berpendapat berasal dari kata rawita yang mendapatkan yang mendapatkan awalan, ka dan akhiran an. Rawita adalah sesuatu yang mengandung rawit. Rawit berarti halus, kata rawit merupakan kata sifat yang mempunyai arti bagian kecil, potongan kecil, renik, rinci, halus, atau indah. Penambahan awalan ke atau ka dan akhiran an pada kata dasar rawitmengubah bentuk kata dasar menjadi kerawitan atau karawitan, yang merupakan kata benda. Adapun istilah karawitan berasal dari penyingkatan bunyi pengucapan sku kata karadalam karawitan menjadi kra. Agak dekat dengan kara rawit, juga dikenal kata lain yang setara artinya, misalnya kata ruwit, hangruwit, angruwit, hangrawit, angrawit, ngrawit, hangruwet, angruwet, ngruwet, ruwet, rumet, atau rumit. Semua kata mengacu pada pengertian yang sama, yaitu kecil, rinci, bagian, atau bagian-bagian kecil, rinci, rincian, bagian, atau bagian-bagian yang sangat kecil ukurannya. Istilah kawaitan sering juga diartikan sebagai kehalusan atau keindahan. Selain itu, secara umum ada juga yang mengartikan sebagi musik tradisional Indonesia. Karawitan juga mempunyai dua arti yaitu arti umum dan khusus. Dalam arti umum, berarti musik Jawa tradisional, dalam arti khusus adalah seni suara vokal, yang dikemas dengan instrumentalia yang berlaras slendrodan pelog. Secara khusus, istilah karawitan lebih mengacu pada pengertian seni suara yang menggunakan gamelan laras slendro dan laras pelog. Pengertian inipun sesungguhnya masih sangat kasar, karena pada kenyataanya, di dalam karawitan terdapat medium suara manusia atau karawitan vokal, suara instrumen gamelan atau karawitan instrumental, dan gabungan keduanya atau karawitan vokal instrumental. Dalam pengertian umum dan khusus, lalu muncul berbagai istilah yang disebut gendhing sekar dan sekar gendhing. Gendhing sekar, adalah alunan suara dalam karawitan yang dibarengi sekar atau tembang. Sedangkan sekar gendhing, berupa tembang yang diiringi gamelan. Jadi karawitan adalahsebuah garapan manis antara vokal dan gamelan sehingga membentuk alunan suara yang indah dan nikmat Suwardi Endraswara, 2006 24. Secara fungsional, karawitan banyak dipergunakan dalam berbagai keperluan seni pertunjukkan tradisional Jawa . Masing-masing mempunyai ciri penyajian yang khas. Karawitan dapat berdiri sendiri dalam sajianya, serta dapat disajikan sebagai iringan seni yang lain. Berdasarkan fungsinya, karwitan dibagi menjadi empat, yaitu 1. Karawitan sebagai iringan lagu atau dolanan rakyat, 2. Karawitan sebagai seni pertunjukkan yang dibagi lagi menjadi a. Karawitan iringan pedalangan, adalah jenis karawitan yang bisa dipergunakan untuk mengiringi pegelaran wayang, dengan acuan pathet telah tertentu, meskipun wayang model sekarang telah berubah-rubah memilih iringan, b. Karawitan iringan tari, baik tari klasik maupun tari kresasi baru, dengan sajian gendhing yang bermacam-macam, lebih lincah, ada juga yang anggun, pelan, tergantung tariannya, c. Karawitan iringan teater tradisional, 3. Karawitan untuk pagelaran mandiri atau unyon-unyon, dan 4. Karawitan untuk upacara, biasanya memanfaatkan gendhing skralatau agung, seperti gamelan sekaten, carabalen, dan monggang Suwardi Endraswara, 2006 25. Karawitan juga dapat diartikan sebagai suatu keahlian, keterampilan, kemampuan, atau seni memainkan, menggarap, atau mengolah suatu gendhing, sehingga menjadi bagian-bahian kecil yang bersifat renik, rinci, dan halus. Secara keseluruhan bagian-nagian kecil tersebut membentuk suatu susunan, komposisi, dan kumpulan berbagai nada, warna suara, dan suara manusia yang bersifat indah, berirama, seimbang, dinamis, serasi, serta memberikan kesan,citra dan suasana tertentu. Komposisis tersebut menggunakan suatu bentuk sistem, dan teknik tertentu, berlandaskan suatu kreativitas, rasa indah, kehalusan rasa, selera, penghayatan, dan kemampuan teknis memainkan alat musik tradisional Jawa , baik yang digunakan secara individual maupun kelompok Bram Palgunadi, 2002 7. 5. Tari a. Pengertian Tari Kesenian adalah bagian dari kebudayaan, seni tari adalah satu bagian dari Tari adalah eksplorasi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak ritmis yang indah. Bisa disimpulkan bahwa tari adalah bentuk pernyataan imajinasi yang dituangkan melalui simbol atau lambang gerak berdasarkan simbol ruang dan waktu. Simbol dalam bentuk gerak tari tradisi telah mengalami distrosi atau stilasi dengan mempertimbangkan pada keindahan dan pesan yang disampaikan. Akibatnya, gerak bermakna menjelaskan maksud dan muatantari. Gerak yang mempunyai arti memberikan penjelasan maksud dan muatan tari disebut gerak maknawi, sedangkan gerak yang tidak mempunyai arti disebut gerak murni Soedarsono, 1992 32. Seni tari juga mempunyai arti keindahan gerak anggota-anggota badan manusia yang bergerak, berirama dan berjiwa atau dapat juga diberi arti bahwa seni tari adalah keindahan bentuk dari anggota badan manusia yang gerak berirama dan berjiwa besar yang harmonis. Tari juga mempunyai unsur-unsur yaitu 1 Bentuk adalah bentuk dari jari-jari tangan, pergelangan tangan, keseluruhan tangan, badan, leher, bahu, pinggul,kaki, lutut, dan pergelangan kaki. Bentuk ini dapat berdiri sendiri atau dipadukan, sehingga merupakan kesatuan. 2 Gerak adalah terdiri dari anggota-anggota badan manusia yang telah berbentuk, kemudiann digerakkan, gerak ini dapat sendiri-sendiri atau bersambungan dan bersama-sama. 3 Irama adalah setelah anggota-anggota badan manusia dibentuk dan digerakkan, maka bentuk dan gerak itu harus berirama. Dapat cepat ataupun lambat. 4 Jiwa adalah bentuk, gerak dan irama dilahirkan oleh jiwa manusia. Bentuk dan gerak ini untuk melukiskan apa yang dikehendaki manusia, maka melaksanakan harus dengan kemampuan menjiwai. Harmoni adalah keselarasan baik keselarasan gerak, suara, bentuk,warna, dan garis. Untuk membuat harmoni harus dipergunakan perasaan dengan didampingi pertimbangan-pertimbangan pikiran. Keselarasan atau keharmonian dalam tari artinya harus ada keseimbangan bentuk gerak, irama, ruang, pakaian, dan tari Bagong Kusudiarjo, 1981 16. b. Macam-macam seni tari Walaupun seni tari mempunyai beragam dan sifat yang berlainan, tetapi pada garis besarnya adalah 1 Tari untuk putra dan putri adalah tari yang dilakukan oleh pria dan wanita, antara tari untuk pria dan wanita ada perbedaan. Tetapi kenyataanya menunjukkan bahwa tari untuk pria banyak dilakukan oleh wanita. 2 Tari upacara keagamaan adalah dipertunjukkan untuk menyampaikan rasa bakti manusia kepada Tuhan. Tari untuk dipertunjukkan sebagai hasil seni yang lebih di titik beratkan pada seni keindahan dan kehalusan atau kedinamikannya. 3 Tari untuk dipertunjukkan adalah untuk mengemukkan pula berbagai ragam watak atau perwatakkan dan untuk melukiskan peristiwa-peristiwa yang langsung dapat menyentuh hati orang yang melihat. Tari untuk pergaulan atau hiburan adalah tarai yang menggunakan gerak dan irama yang sederhana dengan tujuan agar mudah dipelajari Bagong Kusudiarjo, 1981 18. c. Sifat-sifat seni tari Seni tari digolongkan menjadi tiga sifat yaitu 1 Tari primitif adalah lebih dikenal dengan tarian rakyat, ciri dari tarian rakyat yaitu sederhana, baik gerak, irama, pakaian,rias, maupun temanaya, yang biasanya semuanya dilakukan dengan spontanitas, tidak ada peraturan-peraturan atau hukum-hukum yang seragam dan tertentu. 2 Tari klasik adalah sebuah tari yang lahir dan tumbuh di daerah-daerah atau di sebuah negara yang dapat hidup dan berkembang disegala jaman, mengalami banyak perubahan yang menyangkut dari segi teknis, sedang ciri dan watak yang kuat, dalam perwujudan tari klasik lebih cenderung pada keabstrakan, kadang-kadang simbolik dengan latar belakang falsafah yang dalam. 3 Tari modern adalah sebuah tari yang dalam bentuk watak, jiwa dan iramanya sama sekali bebas dari ikatan, norma-norma dan hukum-hukum tari yang telah ada oleh karenanya dalam tari modern ini sasaran pokoknya 6. Sindhen a. Pengertian sindhen Sindhen adalah seorang wanita yang bertugas bermain vokal dalam iringan gendhing. Suara sindhen akan menjadi pemanis karawitan. Seorang sindhen akan mengandalkan vokal untuk menghiasi karawitan Suwardi Endraswara, 2006 21. Demikian pula pesindhen juga disebut swaraswati yaitu seniwati yang dalam pertunjukkan wayang kulit atau perhelatan lain menggunakan gamelan, bertugas sebagai swarawati lebih dari satu orang. K
Penjelmaandari Dewa Indra atau sering disebut Dewo Indra. memiliki kemahriran ilmu memanah dan sudah di anggap oleh Drona. selain nama Permadi, Arjuna juga memiliki nama panggilan yang lainnya yaitu Dhannjaya, Kirti, Partha. Arjuna memiliki sifat atau watak yang pendiam, sopan santu, lemah lembut, teliti, berani, cerdik dan mampu melindung
Jakarta - Belum lama ini, warganet atau netizen Indonesia heboh setelah Adidas menyebut budaya wayang berasal dari Malaysia. Adidas menulis hal tersebut saat merilis produk koleksi terbaru yang bertema wayang kulit melalui Instagram ini bukan hanya terjadi kali ini saja. Karena kerap budaya Indonesia diklaim berasal dari Malaysia seperti batik, reog, dan kenapa budaya seperti wayang sering dianggap sebagai budaya Malaysia?Wayang Indonesia Menyebar ke Malaysia hingga ThailandBerdasarkan catatan Jendela Kemendikbud, wayang kulit Indonesia dikenal sejak 1500 SM dan berkembang ke berbagai negara di Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand, Kamboja, Myanmar, dan masa itu, wayang memiliki fungsi sebagai medium untuk mendatangkan arwah leluhur. Kepercayaan terhadap arwah leluhur berkorelasi dengan sistem kepercayaan masyarakat Jawa zaman tersebut dilakukan masyarakat dengan melakukan ritual penyembahan kepada arwah leluhur atau nenek moyang atau kepercayaan kepada hyang, selanjutnya dinamakan pergelaran ini merupakan cikal-bakal dari sejarah wayang yang berasal dari kata hyang, kemudian disebut wayang dan syaman adalah yang Dikenal di MalaysiaAkademisi Bahasa dan Sastra Jawa, Rudy Wiratama mengatakan, Malaysia memiliki tiga jenis wayang yang dikenal, yakni Wayang Jawa, dan Wayang Purwa dari Jawa, serta Wayang Siam yang berasal dari dalang kenalan Rudy yang bermukim di Kelantan, wayang yang berkembang di Malaysia awalnya dibawa orang Jawa sekitar abad tersebut juga diperkuat dengan penelitian yang dilakukan George Quinn pakar sastra dan budaya Jaya dari Australian National University yang mengatakan gelombang migrasi orang Jawa ke Malaysia pada abad ke-19 dan ke-20."Jadi ya kita memang perlu menerima kalau di sana Malaysia ada wayang, tapi wayang mana dulu, kan beda-beda," ujar Rudy dikutip dari Jumat 19/11/2021.Rudy menambahkan, di Kelantan juga ada wayang Jawa dan Siam yang sudah diberi warna di hanya itu, ada juga wayang Purwa di Johor. Wayang itu aslinya dari Jawa karena ada pengaruh gelombang kedua orang Jawa yang dibawa ke sana untuk Mengakui Wayang Kulit IndonesiaMeski bisa ditemukan di beberapa negara dan sering dianggap sebagai budaya Malaysia, namun UNESCO telah mengakui wayang kulit sebagai warisan budaya Indonesia pada 7 November kulit termasuk ke dalam kategori karya kebudayaan mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan indah dan berharga atau Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity. Sampai di sini sudah jelas ya detikers? Simak Video "Google Sediakan 11 Ribu Beasiswa Pelatihan untuk Bangun Talenta Digital" [GambasVideo 20detik] faz/nwy
16 Wayang yang belum diwarnai disebut. Jawaban: putihan 17. Bentuk tatah kuku sebagai alat untuk menciptakan wayang kulit, yaitu. Jawaban: menyerupai kutu 18. Tangan pada kerajinan wayang berpola. Jawaban: lurus 19. Evaluasi hasil perjuangan atau bisnis merupakan tahap yang sangat penting di dalam. Jawaban: administrasi usaha 20.
Daftar Isi Jenis Wayang di Indonesia 1. Wayang Kulit 2. Wayang Golek 3. Wayang Potehi 4. Wayang Orang 5. Wayang Beber Solo - Wayang adalah kesenian tradisional yang masih digandrungi masyarakat sampai sekarang. Meskipun pada mulanya wayang difungsikan untuk acara religius, tetapi kini wayang berkembang dengan berbagai cerita pada buku 'Mengenal Kesenian Nasional 1 Wayang' 2019 oleh Kustopo, wayang berasal dari bahasa Jawa 'wewayangan' yang berarti bayangan. Istilah tersebut digunakan karena pada zaman dulu untuk menonton pertunjukan wayang, penonton berada di belakang layar yang disebut kesenian wayang masih belum terbuktikan oleh para ahli secara tuntas. Meski demikian, menurut Serat Centhini tentang asal-usul wayang Purwa, disebutkan bahwa kesenian wayang awalnya diciptakan oleh Raja Jayabaya dari Kerajaan Kediri. Sejak saat itu wayang kemudian berkembang menjadi berbagai jenis dan bentuk yang memiliki peran dan fungsi masing-masing. Adapun beberapa jenis wayang yang populer di Indonesia, di antaranya adalah wayang kulit, wayang golek, wayang potehi, wayang orang, wayang beber. Berikut penjelasan Wayang KulitWayang kulit merupakan seni wayang yang terbuat dari lembaran kulit kerbau yang telah dikeringkan. Berdasarkan buku 'Rupa Wayang' 2020 oleh Aryo Sunaryo, terdapat pendapat yang mengatakan wayang kulit berasal dari India, sebagian pendapat lainnya mengatakan berasal dari Cina. Di sisi lain, terdapat pendapat yang mengatakan bahwa wayang kulit merupakan ciptaan asli Indonesia khususnya kulit awalnya berfungsi sebagai media untuk menghormati arwah nenek moyang. Seiring perkembangan zaman, wayang kulit kemudian mengalami pelebaran fungsi sebagai media hiburan, media penyebaran agama, hingga media propaganda wayang kulit biasa dimainkan oleh seorang dalang di balik kain putih kelir yang disorot lampu sehingga menghasilkan bayangan pergerakan wayang. Pementasan tersebut diiringi musik gamelan khas oleh sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh Wayang GolekMengutip laman Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, wayang golek merupakan pertunjukan wayang dari boneka kayu yang dibuat dengan diukir dan diwarnai sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk orang. Bagian kepala, badan, dan lengan wayang golek dihubungkan oleh sebatang kayu kecil bulat yang biasa disebut sebagai tuding atau wayang golek biasanya difungsikan sebagai media untuk bercerita, edukasi, dakwah, maupun hiburan yang lakonnya didasarkan pada kisah sejarah Jawa, Mahabharata, Ramayana, maupun kehidupan sehari-hari Wayang PotehiJika wayang kulit dan wayang golek mengangkat kisah Mahabharata dan Ramayana, wayang potehi justru mengangkat kisah dan karakter dari legenda Tionghoa. Berdasarkan laman yang dikelola Kemenparekraf, karakteristik wayang potehi tersebut merupakan hasil akulturasi budaya Tionghoa dan sendiri berasal dari kata 'Pou' yang berarti kain, 'te' yang berarti kantong, dan 'hi' yang berarti boneka. Oleh karena itu, secara istilah potehi diartikan sebagai boneka berbentuk kantong yang dimainkan dengan lima jari potehi dimainkan oleh dalang dengan menggunakan kelima jari. Tiga jari dalang mengendalikan kepala, sedangkan ibu jari dan kelingking mengendalikan tangan wayang. Pertunjukan tersebut diiringi oleh musik yang terdiri dari gembreng, kecer atau simbal, cheh dan puah, rebab, rebana, terompet, dan Wayang OrangMengutip laman Kemdikbud, wayang orang atau wayang wong merupakan wayang yang diperagakan oleh manusia berkostum atau mengenakan pakaian yang sesuai dengan tokoh wayang yang diperankannya. Wayang orang tidak dimainkan oleh dalang karena setiap tokoh dapat bergerak dan berdialog sendiri, sedangkan dalang berperan sebagai cerita wayang orang biasanya diambil dari Babad Purwo, Ramayana dan Mahabharata. Dalam penyelenggaraan suatu pentas wayang orang secara lengkap diperlukan 35 orang. Mereka terbagi menjadi 20 orang pemain pria dan wanita, 12 orang penabuh gamelan yang merangkap wiraswara, 2 orang sebagai waranggana, dan 1 orang sebagai wayang orang biasanya memakan waktu 7 sampai 8 jam untuk satu lakon dan biasanya dilakukan pada malam hari. Pementasan panggung biasanya didesain realistis dan tata rias yang digunakan disesuaikan dengan bentuk wayang yang Wayang BeberWayang beber merupakan seni yang berbentuk lembaran beberan. Mengutip laman Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan, lembaran wayang beber berisi lukisan berkisah yang tersaji dalam sejumlah adegan atau beber sudah ada sejak zaman Kerajaan Jenggala pada 1223 M dalam bentuk lukisan di daun siwalan atau lontar. Penamaan wayang beber berasal dari cara memainkannya yang dilakukan dengan membeberkan atau membentangkan layar atau kertas umumnya, wayang pertunjukan wayang beber memakan waktu sekitar 90 menit. Pertunjukan wayang beber dilakukan oleh dalang yang menceritakan adegan demi adegan di gulungan dan diiringi gong, kenong, kendang, dan rebab dengan notasi jenis-jenis wayang paling populer di Indonesia yang biasa dipertunjukkan di Indonesia. Semoga bermanfaat, Lur!Artikel ini ditulis oleh Santo, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom. Simak Video "Kondisi Memprihatinkan Situs Candi Kayen Pati" [GambasVideo 20detik] dil/aku
Tidakjelas apakah lurah dalam wayang itu menunjukkan jabatan penguasa wilayah tertentu atau sekadar pangkat kehormatan. Kendati dekat dengan para pejabat yang disebut sebagai majikan dari punokawan itu, lurah dalam dunia wayang seperti Lurah Semar dan anak-anaknya lebih sering dianggap sebagai simbol rakyat daripada sebagai alat kekuasaan.
- Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan. Salah satu produk kebudayaan tersebut adalah kesenian wayang. Wayang memiliki arti bayangan, semacam seni drama yang menggunakan boneka-boneka yang digerakkan oleh dalang. Bayangan boneka ini ditangkap di atas kelir. Penonton harus melihat dari belakang layar agar dapat menyaksikan bayangan wayang tersebut. Pertunjukan wayang pada mulanya adalah upacara pemujaan arwah nenek moyang. Peran wayang dalam upacara itu sebagai perantara atau medium antara dunia nyata dan dunia gaib. Oleh karena itu, pada masa lalu, wayang dimainkan di ruangan suci dalam rumah orang Jawa yang dikenal dengan Pringgitan. Ruangan pringgitan biasanya ada di perbatasan antara pendopo dalem. Pertunjukan wayang sebagai upacara keagamaan disertai dengan musik gamelan yang disesuaikan dengan keadaan alam. Misalnya, antara jam 6 sore dan 9 malam, bunyi gamelan mengikuti suara di alam yang seakan-akan sedang istirahat menuju suasana tidur. Lalu, jam 9 malam sampai 2 malam saat "alam" tidur nyenyak, suara gamelan menjadi lebih berat dan mendalam. Mulai jam 2 malam hingga 6 pagi, ketika "alam" menuju ke suasana bangun, bunyi gamelan bertambah santai dan suaranya keras. Ada banyak jenis wayang yang berkembang di Indonesia. Mengutip dari buku Antropologi terbitan Departemen Pendidikan Nasional 2009 dan beberapa sumber lain, berikut sebagian jenis wayang yang ada di Indonesia. 1. Wayang KulitWayang kulit adalah wayang yang terbuat dari kulit binatang seperti sapi ataupun kerbau. Nama lain dari wayang kulit adalah wayang Purwa. Purwa berasal dari bahasa Sansekerta “parwa” yang berarti bagian dari buku Mahabharata. Diperkirakan, wayang kulit telah ada sejak abad ke-11 di masa pemerintahan raja Airlangga. Cerita yang dibawakan oleh wayang kulit diadaptasi dari kitab Mahabharata dan Ramayana. Namun, alur cerita yang berkembang di pertunjukan wayang kulit kemudian disesuaikan dengan suasana dan kepribadian masyarakat Indonesia. Wayang kulit terdiri dari beberapa gaya atau gagrak. Misalnya, gagrak Kasunanan, Mangkunegara, Ngayogjokarto, Banyumasan,Jawatimuran, Kedu, Cirebon, dan Wayang BeberWayang Beber merupakan jenis wayang tertua di Indonesia dan diperkirakan telah ada sejak 1223 M, atau saat zaman kerajaan Jenggala. Nama wayang beber diambil dari cara memainkannya yaitu dengan melukis adegan di kain yang dapat digulung dan dibuka dibeber. Saat adegan-adegan di Wayang Beber berlangsung akan diiringi oleh gamelan. Wayang Beber dulu menceritakan tentang kisah dari Mahabharata dan Ramayana. Namun, seiring berjalannya waktu, wayang ini menceritakan kisah sesuai dengan masa. Mulai dari kisah raja-raja di Jawa, hingga kehidupan sehari-hari dan mengkritisi kondisi masyarakat. 3. Wayang KrucilWayang Krucil memiliki nama lain, Wayang Klitik, dikarenakan ukurannya yang lebih kecil daripada wayang Purwa. Wayang Krucil biasa menceritakan cerita pada zaman Majapahit atau Krucil merupakan wayang khas Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Selain dari segi bentuknya berukuran lebih kecil, wayang krucil memiliki perbedaan dengan wayang jenis lainnya dalam aspek bahan. Wayang krucil terbuat dari kombhinasi kayu dan kulit sapi. Wayang Krucil termasuk kedalam 75 jenis wayang punah di Indonesia, demikian tercatat di artikel berjudul "Strategi Melestarikan Kesenian Wayang Krucil melalui Program One Village One Product di Kabupaten Blora" dalam Jurnal Abdimas Vol 23, No 1, 2019 terbitan Unnes. 4. Wayang GedogWayang Gedog memiliki bentuk seperti wayang kulit, tapi terbuat dari kayu. Nama Gedog memiliki arti kandang kuda. Disebut wayang gedog karena banyak tokoh yang memiliki nama dengan kata “kuda” cerita jenis wayang ini. Contoh, Panji Kudawanengpati. Wayang Gedog biasa menceritakan kisah di zaman Kediri dan Jenggala cerita panji.Dikutip dari artikel bertajuk "Pelestarian dan Pengembangan Wayang Gedog" di dalam Jurnal Gelar Vol 11, No 2, 2013 terbitan ISI Surakarta, posisi wayang gedog berada di antara genre wayang purwa dan wasana. Hal ini berarti cerita wayang gedog berada dalam genre wayang madya. Wayang gedog memiliki spesifikasi unik dalam hal cerita atau lakon yang dipergelarkan, bentuk boneka wayang, maupun penggunaan gending dan sulukan di pertunjukannya. Dari segi cerita, wayang gedog mempresentasikan cerita yang bersumber dari Serat Panji, dengan inti lakon mengenai pertemuan tokoh utama Panji Inukertapati atau Panji Asmarabangun dan isterinya Dewi Sekartaji Galuh Candrakirana.Sementara dari segi bentuk, boneka wayang gedog dilengkapi dengan tekes, keris, dan rapèkan. Gending dan sulukan di wayang ini juga khusus bernada laras pelog. Wayang gedog diperkirakan muncul pada abad XV, merujuk keterangan dari Serat Centhini. Padamasa pemerintahan Paku Buwana X di Surakarta, wayang gedog pernah mengalami perkembangan signifikan. Wayang gedog saat itu kerap dipergelarkan pada berbagai upacara kraton berasamaan dengan pertunjukan wayang purwa. 5. Wayang GolekWayang Golek merupakan wayang yang terbuat dari kayu yang dikombinasikan dengan kain untuk pakaiannya. Wayang Golek diperkirakan telah ada sejak abad 17, serta merupakan pengembangan wayang kulit. Jika wayang Beber dan wayang purwa lebih banyak tersebar di daerah Jawa bagian Timur dan juga Tengah, maka wayang golek lebih banyak tersebar di kawasan Jawa Barat. Dari segi pertunjukan, Wayang Golek sama dengan wayang lainnya Lakon dan cerita dimainkan oleh seorang dalang. Sementara vokal pesinden dan suara gamelan jadi pengiring saat wayang ini wayang golek dipentaskan dengan menggunakan bahasa sunda. Adapun pakem dan jalan cerita wayang Golek sama dengan wayang kulit. Contohnya, mengambil cerita Ramayana dan Mahabarata. Seiring dengan berkembangnya zaman, wayang golek tidak hanya menceritakan kisah Ramayana dan Mahabarata, tapi juga kisah-kisah bernuansa islam hingga cerita kehidupan sehari-hari. 6. Wayang OrangWayang orang adalah wayang yang diperankan oleh orang-orang dengan pakaian seperti wayang. Para pemain dapat berdialog langsung sesuai jalannya cerita. Wayang Orang pertama kali muncul pada abad ke-18 di Solo dan dicetuskan KGPAA Mangkunegoro I. Wayang Orang terinspirasi dari seni drama yang berkembang di Eropa. Keinginan Mangkunegoro I inilah yang pada akhirnya mendasari terwujudkan pertunjukan Wayang dalam pertunjukan wayang orang berperan sebagai sejenis sutradara. Sumber cerita yang dibawakan adalah Ramayana dan Mahabharata. Serta pertunjukannya diiringi musik gamelan. 7. Wayang SuluhWayang Suluh merupakan wayang yang diperankan manusia zaman sekarang termasuk juga cara berpakaiannya. Wayang Suluh ada sejak zaman penjajahan Jepang yang bermaksud memberikan penerangan penyuluhan kepada masyarakat. Sumber cerita pada wayang ini diambil dari zaman berdirinya Indonesia dan masa perang suluh kemudian berkembang di masa revolusi kemerdekaan sebagai alat propaganda yang mendukung perjuangan rakyat Indonesia. Namun, berdasarkan sumber lain yang dilansir laman Kemendikbud, Wayang Suluh pada dasarnya adaah peningkatan dari wayang wahana. Merujuk sumber yang sama, Wayang Suluh pada awalnya merupakan wayang yang diciptakan oleh Raden Mas Soetarto harjowahono, di Surakarta pada tahun 1920 dengan cerita-cerita biasa yang realistis. Lantas, pada tahun 1947, Departemen Penerangan RI mengambil alih bentuk wayang itu sebagai media penyuluhan, sehingga ia dinamakan wayang tokoh-tokoh di wayang suluh sengaja dibuat realistik, mirip manusia yang digambar miring dan diberi pegangannya seperti wayang kulit. Dari segi potongan maupun pakaian, bentuk tokoh di wayang suluh agak menyerupai orang dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan ceritanya diambil dari cerita kekinian sesuai era kehadirannya. Karena pementasannya mengusung cerita-cerita yang dekat dengan masyarakat pada eranya, ia dapat dikatakan sebagai wayang sandiwara, yang kemudian dinilai cocok menjadi alat juga Asep Sunandar Sunarya Humor dan Inovasi dalam Wayang Golek Di Balik Unggahan Gambar Wayang di Akun Media Sosial Jokowi Pendidikan Pandemi Lewat Pagelaran Wayang - Pendidikan Kontributor Endah MurniasehPenulis Endah MurniasehEditor Addi M Idhom Wayangdiyakini telah ada dalam budaya Jawa sekitar abad ke-15, sebelum berkembangnya ajaran Islam di Nusantara. Setyo Budi mengatakan Wayang Kulit adalah seni pertunjukan wayang kulit yang terbuat dari bahan kulit binatang berbentuk pipih, diwarnai dan dipotong. Oleh karena itu Wayang memiliki tokoh yang terkenal dengan Daran (pemeran boneka) dan Play (pemeran) . Berisikan materi yang sama dengan Contoh Soal Essay Prakarya dan Kewirausahaan Kelas X Semester 1 Kurikulum 2013 bagian pertama soal nomor 1-10, soal essai/uraian prakarya bagian kedua dimulai dari soal nomor 11. 11. Alat yang digunakan untuk menatah wayang kulit adalah.... Jawaban tatah 12. Keris adalah senjata khas yang digunakan oleh daerah-daerah yang memiliki rumpun.... Jawaban melayu 13. Selain jiwa seni, dalam membuat kerajinan tangan tentunya dibutuhkan.... Jawaban keatifitas yang tinggi 14. Suatu sistem dan di dalamnya terkandung tiga unsur, yaitu input, proses, dan output disebut sistem.... Jawaban produksi 15. Untuk membuat pola berbentuk lurus dalam pembuatan wayang kulit digunakan.... Jawaban penggaris 16. Wayang yang belum diwarnai disebut.... Jawaban putihan 17. Bentuk tatah kuku sebagai alat untuk membuat wayang kulit, yaitu.... Jawaban seperti kutu 18. Tangan pada kerajinan wayang berpola.... Jawaban lurus 19. Evaluasi hasil usaha atau bisnis merupakan tahap yang sangat penting di dalam.... Jawaban manajemen usaha 20. Semacam palu besar yang terbuat dari kayu keras disebut.... Jawaban ganden 21. Pada awalnya batik dibuat dengan menggunakan kain..... Jawaban mori 22. ....Bahan yang dioleskan sesekali pada tatah agar tatah menjadi licin dan lebih mudah digunakan untuk menatah Jawaban malam atau lilin 23. Alat apa yang digunakan untuk mengasah tatah apabila tatah terasa mulai tumpul? Jawaban batu asahan 24. Sepotong kayu besar yang digunakan sebagai landasan ketika menatah wayang adalah.... Jawaban pandukan 25. Sisa potongan kulit sapi/kerbau disebut? Jawaban leresan 26. Pisau yang digunakan untuk mengerok kulit kerbau disebut? Jawaban pethel 27. Kulit sintetis buatan pabrik untuk bahan baku wayang kulit disebut? Jawaban kulit split 28. ....digunakan untuk membuat pola berbentuk bulat Jawaban jangka 29. Memberi hiasan atau warna pada wayang disebut.... Jawaban menyungging 30. Bahan baku pembuatan wayang kulit berupa.... Thanks for reading Contoh Soal Essay Prakarya dan Kewirausahaan Kelas X Semester 1 Kurikulum 2013 ~ Part-2 Jenisyang paling terkenal adalah Wayang Purwa karena merupakan yang tertua. Purwa berasal dari bahasa Jawa dan berarti awal. Boneka ini terbuat dari kulit kerbau yang diwarnai menurut aturan penampilan dalang wayang, dan terdiri dari tuding dan celah, pola tanduk kerbau putih yang diperlakukan dengan cara ini disebut cempurit. Pertunjukan haram wayang kini mengemuka di media sosial. Ini terkait ada pernyaaan bahwa wayang adalah haram dalam sebuah ceramah yang beredar di media sosial. Padahal wayang yang hari ini hidup di masyarakat itu hasil kreasi baru para penyebar Islam, yakni para wali kalijogo memperkenalkan sososk punokawan Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Dan harap diketahuai sala kata dari sebutan ketiga sosok itu semuanya berasal dari bahasa Arab Samar, Goring, Fetruk, dan Bago'.Sunan Bonang juga menjadi pembaru kesenian jawa. Dialah yang menciptakan kategorisasi lagu Mijil, Durma, Sinom, Asmaradhana, Megatruh, Pucung. Karya Sunan Bonang itu tetap lestari sampai sekarang. Dan selalu dimainkan, bahkan menjadi latar pertunjukan itu ide ketuhanan dalam wayang yang terpengaruh HIndu diobarak abrik oleh para Wali. Dewa tak lagi berkuasa dan tidak terkalahkan. Bahkan, dewa dan raja bisa dikalahkan okeh orang kecil atau rakyat bisa yang dilambangkan dengan sosok Punakawab tersebut. Akibatnya, wayang di Jawa pada hari ini sangat berbeda dengan wayang Bali yang masih terpengaruh agama Hindu. Jadi sangatlah susah bila wayang ditagorikan sebagai pertunjukan yang haram seperti kata ustadz itu. Scroll untuk membaca Scroll untuk membaca Sebagai reaksi pernyatan wayang haram itu, para dalang di Banyumas diberitakan melaporkannya Bareskirm. Mereka tak terima. Katanya, apalagi ada kata wayang dimusnahkan. "Kalau hanya dinyatakan dilarang dalam Islam, itu sudah biasa. Tapi dalam anak kalimat berikutnya ada ujaran 'lebih baik dimusnahkan', ini sangat menyakitkan kami," kata Koordinator Pepadi Wilayah Banyumas Raya, Bambang Barata Aji, Minggu 13/2/2022. Apa wayang itu? Wayang secara harfiah berarti bayangan. Ia merupakan istilah untuk menunjukkan teater tradisional di Indonesia. Ada yang berpendapat, wayang berasal dari India dan rekaman pertama pertunjukanwayang telah ada sejak 930 ada pula yang meyakini wayang kulit sebagai salah satu dari berbagai akar budaya seni tradisional Indonesia. Ada yang menginterpretasikan bahwa wayang berasal dari India, meskipun apabila kita menunjukkan wayang kepada orang-orang India, mereka tidak tahu apa-apa,” ujar Dr Suyanto, pengajar ISI Surakarta beberapa waktu mengacu pada R Gunawan Djajakusumah dalam bukunya Pengenalan Wayang Golek Purwa di Jawa Barat, mengungkapkan bahwa wayang adalah kebudayaan asli Indonesia, khususnya Pulau Jawa. Ada yang berpendapat, kata wayang berasal dari Wad an Hyang, artinya leluhur’.Menurut Suyanto, sejatinya wayang merupakan media yang digunakan Wali Songo, untuk menyebarkan Islam di nusantara. Cikal bakal wayang berasal dari wayang beber - yang gambarnya mirip manusia dan lakonnya bersumber dari sejarah sekitar zaman itu, menurut Suyanto, Kerajaan Demak, sebagai kerajaan Islam, melarang wayang dipertunjukkan dengan gambar mirip manusia. Lalu, papar dia, Wali Songo berinisiatif mengubah gambar wayang menjadi gambar karakteristik. Apa ada manusia yang hidungnya sangat panjang dan tangannya hampir mencapai kaki?’’ Semar, Gareng, Petruk, dan BagongWayang dinilai sebagai media dakwah Islam yang sukses di Indonesia. Menurut Suyanto, keberhasilan wayang sebagai media dakwah dan syiar Islam pada zaman Walisongo terletak pada kekuatan pendekatannya terhadap masyarakat. Wayang, kata dia, mampu mengenalkan Islam kepada masyarakat yang saat itu animisme, dinamisme, serta menganut Hindu, karena menggunakan pendekatan psikologi, sejarah, paedagogi, hingga wayang dipertunjukkan di masjid, masyarakat bebas untuk menyaksikan, namun, dengan syarat, mereka harus berwudhu dan mengucap syahadat dulu sebelum masuk masjid,” ungkap senada diungkapkan dosen Jurusan Seni Drama, Tari, dan Musik Universitas Negeri Semarang Unnes Widodo MSn. Menurut dia, perkembangan wayang sebagai media dakwah Islam ditopang oleh sekelompok tokoh ulama yang besar peranannya dalam mendirikan Kerajaan Demak. Mereka yang dikenal dengan sebutan Walisongo sembilan wali.Kesembilan wali yang bergelar sunan itu adalah Sunan Ampel, Sunan Gunungjati, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Giri, Sunan Kudus, Sunan Muria, Sunan Kalijaga, dan Syeh Siti Jenar. Mereka adalah para ulama yang sangat terkenal khususnya di Jawa, sebagai penyebar ajaran Widodo, para wali tak hanya berkuasa di dalam keagamaan, tetapi juga berkuasa dalam pemerintahan dan politik. Selain itu, mereka juga pengembang kebudayaan dan kesenian yang andal. Oleh mereka kesenian Jawa berkembang hingga mencapai puncaknya yang kemudian dikenal dengan seni klasik. Salah satu kesenian yang hinga kini tetap populer adalah wayang kulit purwa,” wayang kulit merupakan produk budaya yang telah ada sebelum Islam berkembang di Pulau Jawa. Namun, sejak Islam datang dan disebarkan, wayang telah mengalami perubahan. Menurut Widodo, budaya keislaman dalam wayang kulit purwa tak hanya dijumpai pada wujudnya saja, tetapi juga pada istilah-istilah dalam bahasa padalangan, bahasa wayang, nama tokoh wayang, dan lakon cerita yang Widodo, pengaruh Islam dalam wayang kulit purwa tidak saja pada bentuknya, tetapi telah merambah pula pada aspek simbolisasi dan berkaitan pula dengan aspek lainnya yang berhubungan dengan pergelaran wayang kulit purwa. Sehingga, kelestariannya patut untuk dijaga, karena merupakan salah satu bagian dari seni budaya bangsa yang menjadi saksi sejarah perkembangan bangsa, khususnya perkembangan agama Islam di haram wayang kini mengemuka di media sosial. Ini terkait ada pernyaaan bahwa wayang adalah haram dalam sebuah ceramah yang beredar di media sosial. Padahal wayang yang hari ini hidup di masyarakat itu hasil kreasi baru para penyebar Islam, yakni para wali kalijogo memperkenalkan sososk punokawan Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Dan harap diketahuai sala kata dari sebutan ketiga sosok itu semuanya berasal dari bahasa Arab Samar, Goring, Fetruk, dan Bago'.Sunan Bonang juga menjadi pembaru kesenian jawa. Dialah yang menciptakan kategorisasi lagu Mijil, Durma, Sinom, Asmaradhana, Megatruh, Pucung. Karya Sunan Bonang itu tetap lestari sampai sekarang. Dan selalu dimainkan, bahkan menjadi latar pertunjukan itu ide ketuhanan dalam wayang yang terpengaruh HIndu diobarak abrik oleh para Wali. Dewa tak lagi berkuasa dan tidak terkalahkan. Bahkan, dewa dan raja bisa dikalahkan okeh orang kecil atau rakyat bisa yang dilambangkan dengan sosok Punakawab tersebut. Akibatnya, wayang di Jawa pada hari ini sangat berbeda dengan wayang Bali yang masih terpengaruh agama Hindu. Jadi sangatlah susah bila wayang ditagorikan sebagai pertunjukan yang haram seperti kata ustadz reaksi pernyatan wayang Haram itu, para dalang di Banyumas diberitakan melaporkan sang Ustaz ke Bareskirm. Mereka tak terima. Katanya, apalagi ada kata wayang dimusnahkan."Kalau hanya dinyatakan dilarang dalam Islam, itu sudah biasa. Tapi dalam anak kalimat berikutnya ada ujaran 'lebih baik dimusnahkan', ini sangat menyakitkan kami," kata Koordinator Pepadi Wilayah Banyumas Raya, Bambang Barata Aji, Minggu 13/2/2022. Apa wayang itu? Wayang secara harfiah berarti bayangan. Ia merupakan istilah untuk menunjukkan teater tradisional di Indonesia. Ada yang berpendapat, wayang berasal dari India dan rekaman pertama pertunjukanwayang telah ada sejak 930 ada pula yang meyakini wayang kulit sebagai salah satu dari berbagai akar budaya seni tradisional Indonesia. Ada yang menginterpretasikan bahwa wayang berasal dari India, meskipun apabila kita menunjukkan wayang kepada orang-orang India, mereka tidak tahu apa-apa,” ujar Dr Suyanto, pengajar ISI Surakarta beberapa waktu Gunawan Djajakusumah dalam bukunya Pengenalan Wayang Golek Purwa di Jawa Barat, mengungkapkan bahwa wayang adalah kebudayaan asli Indonesia, khususnya Pulau Jawa. Ada yang berpendapat, kata wayang berasal dari Wad an Hyang, artinya leluhur’.Menurut Suyanto, sejatinya wayang merupakan media yang digunakan Wali Songo, untuk menyebarkan Islam di nusantara. Cikal bakal wayang berasal dari wayang beber - yang gambarnya mirip manusia dan lakonnya bersumber dari sejarah sekitar zaman itu, menurut Suyanto, Kerajaan Demak, sebagai kerajaan Islam, melarang wayang dipertunjukkan dengan gambar mirip manusia. Lalu, papar dia, Wali Songo berinisiatif mengubah gambar wayang menjadi gambar karakteristik. Apa ada manusia yang hidungnya sangat panjang dan tangannya hampir mencapai kaki?’’ dinilai sebagai media dakwah Islam yang sukses di Indonesia. Menurut Suyanto, keberhasilan wayang sebagai media dakwah dan syiar Islam pada zaman Walisongo terletak pada kekuatan pendekatannya terhadap masyarakat. Wayang, kata dia, mampu mengenalkan Islam kepada masyarakat yang saat itu animisme, dinamisme, serta menganut Hindu, karena menggunakan pendekatan psikologi, sejarah, paedagogi, hingga wayang dipertunjukkan di masjid, masyarakat bebas untuk menyaksikan, namun, dengan syarat, mereka harus berwudhu dan mengucap syahadat dulu sebelum masuk masjid,” ungkap senada diungkapkan dosen Jurusan Seni Drama, Tari, dan Musik Universitas Negeri Semarang Unnes Widodo MSn. Menurut dia, perkembangan wayang sebagai media dakwah Islam ditopang oleh sekelompok tokoh ulama yang besar peranannya dalam mendirikan Kerajaan Demak. Mereka yang dikenal dengan sebutan Walisongo sembilan wali.Kesembilan wali yang bergelar sunan itu adalah Sunan Ampel, Sunan Gunungjati, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Giri, Sunan Kudus, Sunan Muria, Sunan Kalijaga, dan Syeh Siti Jenar. Mereka adalah para ulama yang sangat terkenal khususnya di Jawa, sebagai penyebar ajaran Widodo, para wali tak hanya berkuasa di dalam keagamaan, tetapi juga berkuasa dalam pemerintahan dan politik. Selain itu, mereka juga pengembang kebudayaan dan kesenian yang andal. Oleh mereka kesenian Jawa berkembang hingga mencapai puncaknya yang kemudian dikenal dengan seni klasik. Salah satu kesenian yang hinga kini tetap populer adalah wayang kulit purwa,” wayang kulit merupakan produk budaya yang telah ada sebelum Islam berkembang di Pulau Jawa. Namun, sejak Islam datang dan disebarkan, wayang telah mengalami perubahan. Menurut Widodo, budaya keislaman dalam wayang kulit purwa tak hanya dijumpai pada wujudnya saja, tetapi juga pada istilah-istilah dalam bahasa padalangan, bahasa wayang, nama tokoh wayang, dan lakon cerita yang Widodo, pengaruh Islam dalam wayang kulit purwa tidak saja pada bentuknya, tetapi telah merambah pula pada aspek simbolisasi dan berkaitan pula dengan aspek lainnya yang berhubungan dengan pergelaran wayang kulit purwa. Sehingga, kelestariannya patut untuk dijaga, karena merupakan salah satu bagian dari seni budaya bangsa yang menjadi saksi sejarah perkembangan bangsa, khususnya perkembangan agama Islam di golek menak di WayangKalau keberatan wayang majadi haram karena ceritanya berlatar ajaran agama dari India, yakni HIndu, maka dalam massyrakat Jawa di kenal waryang golek Menak. Kisah dari wayang golek ini berasal dari Timur Tengah, mengadopi cerita seribu satu malam. Sejarah Sultan Islam yang ada di Ottoman dan hikayat Seribu Satu Malam menjadi ide ini sekarang masih hidup. Wayang ini salah satunya masih dipertunjukan dalam wajtu waktu tertentu, misalnya dalam peringatan hari besar Islam. Di mana keberadaan komunitas wayang golek Menak? Salah satunya yang terkenal adalah di wayang di Jawa tak peru terlalyu dicurigai sebagai bentuk pertunjukan haram. Sebab, kalau soal haram-halal misalnya juga harus diberlakukan adil. Kenapa tayangab musik pop dan dangdut tidak disebut sebagai sesuatu yang haram padahal banyak sajiannya melenceng jauh dari nilai-nilia Islam. Bedanya hanya pertunjukan seni moderen dengan wayang sebagai sajian kesenian tradisioanal, dalam moderen syririknya pada soal menduakan Tuhan dengan uang, dalam wayang kalau ada hal yang jaram syiriknya menduakan tuhan dengan kekuatan tertentu di luar Islam, misalnya dewa-dewa HIndu. Alhasil, kalau adil nyatakan saja kedua-duanya haram. Biar sekalian ramai?Bila dilihat dari ari segi jenis material, desain, dan fungsi, bila mengacu pada koleksi Museum Wayang dibedakan menjadi empat, yakni wayang kulit, wayang golek, wayang klitik, dan wayang mainan. Sebagaimana umum diketahui, wayang kulit dibuat dari kulit, utamanya kerbau dan sapi. Sementara, wayang golek terbuat dari kayu, seperti kayu perpaduan antara material dan desain wayang kulit dan wayang golek, menghasilkan wayang klitik yang unik. Wayang klitik berbadan kayu, namun pipih seperti wayang kulit, sementara tangannya menggunakan bahan kulit. Wayang klitik atau disebut juga wayang kurcil dibuat oleh Raden Pekik di Surabaya pada 1648. Wayang tersebut dipentaskan siang hari tanpa layar, membawakan cerita rakyat, seperti Damarwulan dan Minak segi fungsi, ada sejumlah koleksi wayang milik Museum Wayang yang tidak ditujukan untuk pertunjukan, yakni koleksi wayang-wayang mainan. Terdapat sejumlah wayang mainan dari bahan rumput, bambu, serta karton. Wayang-wayang tersebut dalam sejarahnya merupakan mainan yang dibuat untuk dimainkan anak-anak. Koleksi wayang karton milik Museum Wayang Indonesia bertitimangsa 23 jenis wayang kulit koleksi Museum Wayang yang diberi nama berdasarkan tempat, seperti wayang kulit banyumas, wayang kulit betawi, atau wayang kulit sumatra. Ada juga koleksi wayang yang dinamai berdasarkan nama lakon yang dibawakan, misalnya, wayang kulit calon arang, wayang kulit revolusi, serta wayang kulit wahyu. Dua jenis yang terakhir tergolong sangat kulit revolusi atau sebelumnya bernama wayang perdjoeangan dibuat RM Syahid pada periode 1950-an. Mengangkat tema berlatar pergerakan kemerdekaan, tokoh-tokohnya dihadirkan secara realis, seperti Bung Karno dan Bung Hatta. Sementara itu, wayang kulit wahyu merupakan media visualisasi umat Kristiani yang mengangkat cerita yang bersumber pada wahyu atau firman Tuhan. Wayang tersebut diprakarsai oleh Broeder Timo Heus Wignyosubroto, seorang pastur dari Surakarta pada kategori wayang golek, terdapat tujuh jenis koleksi tersebut di Museum Wayang, yakni wayang golek bogor, wayang golek bandung, wayang golek ciawi, wayang golek lenong betawi, wayang golek menak cirebon, wayang golek pakuan, serta wayang golek mini pakuan. Jadi masih nekatkah bila ada orang yang menyatakan wayang haram. Ingat pada dasarnya semua perlikau manusia kalau dihukumi secara fiqh sjatinya hanya 'subhat', yakni punya potensi menjadi haram, wajib, halal, dan fardu saya, jangan ributin orang dan Budaya Jawa sekarang. Ingat ada penelitian tentang oran Jawa dari MC. Ricklef, jawa kini sudah sangat Islam dan tidak lagi berpeluang mundur ke belakang. Lihat saja, ibu-ibu dan perempuan di Jawa hampir semuanya memakai Jilbab. Apa ini masih kurang untuk disebut tidak Islami? Wayang WayangHaram JawatidakIslami IslamisasiJawa crDj6.
  • 4l60zfwx6q.pages.dev/509
  • 4l60zfwx6q.pages.dev/58
  • 4l60zfwx6q.pages.dev/549
  • 4l60zfwx6q.pages.dev/482
  • 4l60zfwx6q.pages.dev/273
  • 4l60zfwx6q.pages.dev/389
  • 4l60zfwx6q.pages.dev/382
  • 4l60zfwx6q.pages.dev/206
  • wayang yang belum diwarnai disebut