Sayangdi anak dilacuti, bermakna begitu sayangnya orang tua kepada si anaknya, agar anak menjadi anak yang baik. Membingkai kearah tersebut maka perlu komunikasi. Komunikasi yang baik antara orang tua dengan anak merupakan jembatan kearah menjalin kasih sayang. Ini bisa dimulai dari makan bersama. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kasih Ibu Kasih ibu, kepada beta tak terhingga sepanjang masa Hanya memberi, tak harap kembali, Bagai sang surya, menyinari dunia. Lirik lagu yang selalu membuat air mata menetes jika menyanyikannya dan mengingat akan wajah ibu kita. jadi teringat semasa masih duduk di bangku Taman Kanak TK, Ibu selalu menyanyikan lagu ini untuk membuat kita tenang. ternyata sampai sekarang lagu ini masih selalu dinyanyikan, lagunya sangat sederhana dan penuh arti membuat kita lebih menghargai, menghormati, patuh, dan lebih menyayangi ibu. Mungkin karena lirik lagunya yang singkat dan ringan, juga menggunakan bahasa yang mudah untuk diingat dan dihafalkan sehingga kita dengan santai mampu menyanyikan lagi ini berulang-ulang dengan tempo yang pelan, apalagi anak-anak. Tiap-tiap bait dari lirik lagu "Kasih Ibu" begitu jelas maknanya dan berisi nasehat, melukiskan bagaimana tiada terkiranya kasih sayang seorang ibu kepada anaknya tiada terkira oleh waktu hingga akhir hayatnya. Tidak hanya kasih sayang ibu yang di ceritakan dari isi lagu ini, juga bagaimana pengorbanan ibu yang tiada mengharap imbalan atau balas jasa dari anaknya. Tanpa pamrih seorang ibu memberikan kasih sayangnya. Tujuan Lagu ini diciptakan untuk mengajarkan dan memberi pengetahuan kepada anak-anak tentang kasih sayang seorang ibu kepada anak-anaknya. Dengan demikian anak-anak dapat menyadari betapa besarnya kasih sayang seorang ibu sehingga anak-anak dapat menghargai dan membalas kasih sayang seorang ibu. Sempat teringat , siapa yang menciptakan lagu ini? Ternyata pencipta lagu kasih ibu tidak sepopuler lagu anak ciptaannya, beliau adalah SM Mochtar salah satu pencipta lagu Anak yang cukup terkenal. Beberapa dari lagu ciptaanya bahkan masih sering dialunkan oleh anak-anak Indonesia. Dilahirkan di Makassar tanggal 5 Januari 1934. Sejak berusia 4 tahun tokoh terkenal ini telah mulai menunjukkan bakatnya di bidang musik yaitu dengan bermain piano. Satu hal yang pantas disaluti adalah, Pak Mochtar belajar piano secara otodidak tanpa bantuan seorang guru. Namun, itu tidak menghalanginya untuk menjadi seorang yang ahli di bidang musik. Pencipta lagu asal Makassar ini mengenyam pendidikan tinggi di jurusan Bahasa Perancis pada Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Di masa mahasiswa kemampuan bermusik Pak Mochtar sangat mengagumkan, beliau bahkan mendapatkan beberapa kesempatan beasiswa di sekolah musik di Jepang. Namun, entah kenapa tawaran itu ditolak oleh SM Mochtar. Pak Mochtar dikenal sebagai pencipta lagu yang sangat diakui kemahirannya namun tidak suka diekspos mengenai keahliannya dalam menciptakan lagu. Saat diadakannya festival lagu pop internasional di Jepang pada tahun 1971 yang bertempat di Jepang lagu ciptaannya yang berjudul From the Deepest Love from Jakarta memperoleh penghargaan dari panitia. Peserta festival bahkan tidak mengetahui bahwa pencipta lagu yang memperoleh penghargaan tersebut berada di tengah-tengah mereka. Di festival itu Pak Mochtar tampil sebagai dirigen orkestra yang mengiringi lagu From the Deepest Love from Jakarta. Dalam acara itu sekaligus Pak Mochtar menjadi orang Indonesia pertama yang pernah menjadi dirigen di Tokyo. Berikut beberapa lagu anak ciptaan Pak Mochtar Kasih Ibu, lagu ini menceritan tentang betapa besarnya kasih seorang ibu. Burung Kenari, bercerita tentang keindahan burung kenari. Ibu Guru Kami, bercerita tentang bagaimana jasa seorang ibu guru. Akibatnya beliau menderita kanker hati dan liver. Penyakit ini mengantarkan beliau pada akhir hayatnya pada 20 Juli 1973. [Sumber lagu-anak-anak] "SEMOGA DENGAN ALUNAN LAGU "KASIH IBU", KITA AKAN SENANTIASA TERINGAT KETULUSAN PENGORBANAN SEORANG IBU KEPADA KITA SELAMA INI DAN, SENANTIASA SELALU DAPAT BERBAKTI DAN MEMBERIKAN YANG TERBAIK UNTUK IBU KITA, HINGGA AKHIR HAYATNYA.." SELAMAT HARI IBU. 22 DESEMBER 2013... Lihat Pendidikan Selengkapnya
Takhanya itu, ibu juga selalu memberikan contoh yang baik dalam bersikap dan saat mengambil keputusan. Hal seperti inilah yang membuktikan bahwa ibu adalah guru yang pertama hingga sepanjang masa bagi anak-anaknya. 4. Ibu Merupakan Sumber Doa dan Restu Terbaik. Meski tidak diminta, ibu akan terus memberikan doa dan restunya kepadamu.
Kalau ibarat pepatah, ada yang bilang kalau kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah. Kira-kira kalau diartikan yaitu kasih sayang ibu yang diberikan kepada kita bakalan terus ada sepanjang masa, tapi kasih sayang seorang anak cuma sampai sepanjang tentang kasih ibu emang menarik buat dibahas. Sampai-sampai, banyak film khususnya film Korea yang mencoba menceritakan dan menggambarkan besarnya kasih sayang seorang ibu. Tak jarang, penonton dibuat berlinang air mata sehabis banget, nih! Berikut ini ada lima film Korea yang menceritakan tentang kasih seorang ibu yang tiada batas kepada anaknya. Penasaran? Disimak, yuk!1. Mother 2009 tentang seorang ibu yang tak disebutkan namanya yang hidup bersama dengan seorang anaknya yang mengidap intellectual disabillity bernama Yoon Do Joon. Plot cerita dari film Korea ini bermula saat Do Joon sedang pulang menuju rumah sehabis dari sebuah bar di malam jalan pulang, Do Joon mengikuti seorang perempuan muda ke sebuah gedung lama yang sudah tak terpakai. Pada pagi harinya, perempuan tersebut dilaporkan telah meninggal, Do Joon pun ditangkap karena diduga sebagai pembunuhnya. Sang ibu yang tak percaya anaknya merupakan seorang pembunuh, berusaha dengan berbagai cara untuk membuktikan bahwa anaknya tersebut bukan pelaku A Long Visit 2010 Korea ini diperankan oleh Kim Hae Sook yang berperan sebagai seorang ibu, dan Park Jin Hee yang berperan sebagai Ji Suk. Cerita dari film Korea ini secara garis besar menceritakan tentang kasih sayang seorang ibu kepada anak perempuannya. Bahkan, saat anak perempuannya itu sudah menikah dan punya anak, sang ibu tetap memperlakukan anaknya sebagai seorang anak kecil. Hal itu menyebabkan sang anak yaitu Ji Suk malah risih diperlakukan seperti samping itu, perilaku ayahnya Ji Suk yang cenderung temperamental kepada ibunya mengakibatkan Ji Suk menjadi membenci daerah tempat tinggalnya saat masih kecil. Hingga suatu hari, setelah lama tak berkunjung, Ji Suk memutuskan untuk mengunjungi ibunya seorang diri dengan menaiki kereta diantar oleh suami dan di desa, sang ibu menyambut hangat kedatangan anaknya tersebut. Namun, di balik kepulangannya ke kampung halamannya, Ji Suk menyimpan sebuah rahasia dari ibunya. Baca Juga Ini 7 Film Korea tentang Pengusiran Setan, Pasti Bikin Kamu Merinding! 3. Wedding Dress 2010 tentang seorang single mother bernama Seo Go Eun, karakter yang diperankan oleh aktris Song Yoon Ah. Ia memiliki anak satu-satunya yang ia sayangi yang bernama Jang So Ra. Film Korea ini memiliki alur cerita yang menguras air mata, di mana ternyata Seo Go Eun mengidap penyakit yang menyebabkan ia divonis hidup tak lama lagi. Namun, ia menyembunyikan hal tersebut dari keluarga dan Go Eun di sisa hidupnya, berusaha untuk mengajarkan anaknya segala hal sebelum berpisah untuk selama-lamanya. Ternyata, sang anak lama-kelamaan telah mengetahui penyakit yang diderita oleh sang ibu. Oleh karena itu, sang anak juga ingin memberikan kesan baik dan mengabulkan keinginan terakhir yang diminta oleh sang ibu sebelum akhirnya nanti The Preparation 2017 bergenre drama ini disutradarai oleh Cho Young Jun dan diperankan oleh aktris senior Go Doo Shim yang berperan sebagai seorang ibu bernama Ae Soon. Ia memiliki seorang anak berusia 30 tahun yang memiliki kelainan mental bernama In Gyu. Ae Soon tinggal secara sederhana dengan anaknya tersebut hanya berkekal uang dari hasil berjualan toko hari, Ae Soon divonis oleh dokter memiliki kanker yang menyebabkan umurnya tidak akan lama lagi, hanya sekitar 6 bulan. Kaget dengan hal itu, Ae Soon pun berusaha untuk memanfaatkan sisa waktunya tersebut untuk melatih anaknya agar dapat bertahan hidup jika nanti dirinya tak lagi bisa Be With You 2018 oleh aktris Son Ye Jin yang berperan sebagai seorang istri sekaligus ibu yang bernama Soo Ah, yang beradu akting dengan aktor So Ji Sub yang berperan sebagai Woo Jin, yaitu istri dari Soo Ah. Film Korea ini bercerita tentang Soo Ah yang sebelum kematiannya berjanji kepada sang suami akan kembali satu tahun yang akan datang di musim janji Soo Ah tersebut benar adanya ketika sang anak yang bernama Ji Ho mengajak ayahnya untuk pergi ke sebuah terowongan kereta untuk menemui ibunya. Awalnya, sang ayah sempat tak percaya omongan anaknya tersebut, namun kemudian ia menemukan sosok Soo Ah yang terbaring pingsan di ujung terowongan. Senang bukan main, Woo Jin memutuskan untuk membawa Soo Ah kembali ke di rumah, ternyata Soo Ah terbangun tanpa ingat satupun memori. Woo Jin dan Ji Ho pun akhirnya membantu Soo Ah untuk memperoleh kembali ingatannya. Hari demi hari mereka lewati bersama, hingga pada akhirnya Soo Ah lama-kelamaan memperoleh kembali ingatannya. Soo Ah pun tersadar ia tidak bisa lama-lama untuk tinggal bersama dengan sang anak dan suami, karena ia harus segera pergi sebelum musim hujan itulah tadi lima film Korea yang menunjukkan kasih sayang tak terhingga seorang ibu kepada anaknya. Dari kelima film tadi, mana yang jadi favorit kalian? Baca Juga Ini 7 Film Korea Bertemakan Hukum yang Wajib Kamu Tonton IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
IbuIndra, seorang warga di perumahan Mustika Media Residance Setu Bekasi rela bekerja menjadi seorang buruh cuci di perumahan, untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Semenjak pandemi ini melanda suami beliau tak dapat lagi bekerja, namun Ibu Indra tak putus asa. Beliau berupaya membantu kestabilan ekonomi keluarganya dengan menjadi buruh cuci di perumahannya .Tak hanya buruh cuci,
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID HYoHl8X30c6qo5QVKzVkynMWLS8AjhUT8vku27ceZ-LYCXwkErSE8w== 3 Kasih Sayang Ibu kepada Anaknya Kasih sayang seorang ibu terhadap anak akan membuat anak bangga dan selalu menuruti semua perintah orang tua. Hal tersebut nampak pada kutipan di bawah ini. Aku akan merona ketika ibu memuji pekerjaanku. Hatiku berdebar-debar manakala ia mengenakan pantovel itu di kakinya (Ayu Utami: 31).

Cerpen kasih sayang dan cinta Ibu tak bersuara adalah kisah cerita inspirasi tentang cinta ibu terhadap anaknya dan kasih sayang seorang anak kepada pendek tentang kasih sayang orang tua kepada anak ini bercerita tentang seorang ibu yang tidak bisa bicara. Dia wanita yang bisu namun ia begitu menyayangi anak perempuan satu-satunya, Sang ibu tak ingin teman-teman anaknya tahu tentang lebih jelasnya tentang cerpen kasih sayang ibu sepanjang masa dan anak yang berbakti, sayang dan cinta pada ibunya disimak saja cepern mengharukan dan menyentuh hati tentang anak dan ibu berikut Cinta Ibu Tak Bersuara Author Zaidan AkbarNama Azizah terus saja disebut melalui pengeras suara yang terdegar begitu jelas. Suara itu berkoar dan menyelinap diantara barisan-barisan siswa yang berkumpul di halaman panggilan telah didengungkan namun Azizah tak muncul juga. Suasana pemilihan siswa teladan di sekolah menengah itu menjadi kisruh karena siswa yang dianggap teladan justru tak datang pada hari ini untuk menerima apa dengan Azizah? pertanyaan ini bersarang di benak siswa-siswa lainnya. Azizah dikenal sebagai siswa yang cerdas, berbudi pekerti dan punya semangat yang tinggi dalam ini juga alasannya hingga Azizah terpilih menjadi siswa teladan untuk tahun ini. Namun hingga acara selesai, Azizah tetap tidak juga terlihat di hari itu."Azizah mana ya ...?""Kenapa Azizah tak datang ke sekolah hari ini?""Apa mungkin Azizah sedang sakit?"Pertanyaan-pertanyaan itu kerap muncul dalam pikiran Hasnah. Sebagai seorang sahabat, tentulah Hasnah khawatir terhadap Azizah. Rasa cemas itu tampak jelas terlukis pada guratan wajah pulang sekolah Hasnah memutuskan untuk mampir ke tempat kos-kosan Azizah agar Hasnah tahu pasti apa yang sebenarnya terjadi pada sahabat baiknya itu dan hingga Azizah tak datang ke sekolah hari sepeda motor matic yang Hasnah tunggangi, ia terus melaju menuju arah ke tempat kosnya bagai berpacu dengan rasa khawatirnya sendiri. Begitulah lumrahnya perasaan seorang teman seperti apa yang dirasakan oleh Hasnah saat kedua roda sepeda motor Hasnah kini telah membawanya sampai ke depan kosnya Azizah. Sepasang bola mata Hasnah terperanjat ketika melihat Azizah sedang melangkah lunglai dengan sebuah tas besar yang ia jinjing. Sepertinya Azizah sedang ingin pergi."Azizah ...!" panggil Hasnah berteriak dari tempat ia menunggangi sepeda menoleh ke arah sumber pekikan itu. Azizah melihat sahabatnya, Hasnah yang sedang berlari kecil mendekatinya."Azizah, kau hendak pergi ke mana?" tanya Hasnah dengan cemasnya."Untuk beberapa hari ini, aku mau pulang kampung, Hasnah!" jawab Azizah"Tapi kenapa? ini kan bukan libur sekolah," ujar Hasnah meminta penjelasan sahabatnya itu."Ibuku sedang sakit, Has! aku rindu sekali pada ibu." Azizah menjelaskan alasannya pada beranjak dan mulai meninggalkan Hasnah di tempat itu."Azizah ...! hati-hati ...! jangan lupa telpon aku jika kau telah sampai di sana." Hasnah menyeru sahabatnya yang ingin pergi menoleh ke belakang sembari tersenyum kecil sebagai respon baiknya terhadap kepedulian seorang cemas, gundah! kata-kata inilah yang menggambarkan suasana hati Azizah saat ini, saat dimana setelah Azizah menerima kabar bahwa ibunya kini sedang terbaring sakit karena asma yang dideritanya kumat tidak, orang tua Azizah sekarang hanya tinggal ibunya saja, wanita setengah baya itu bernama Normah. Sehari-hari Normah hanya bekerja sebagai buruh cuci orang-orang di bukanlah perempuan yang sempurna. Normah adalah seorang ibu tuna wicara alias tak dapat bicara. Normah tak memiliki dulu Normah memang dikenal seperti itu. Sedikit sekali orang yang mampu berkomunikasi dengan Normah. Normah sekedar bicara dengan menggunakan bahasa isyarat karena hanya itu yang ia menempuh perjalanan yang jauh dari kota Rantauprapat menuju tempat kecil bernama Sei Berombang yaitu tempat ketika dulu Azizah dilahirkan. Azizah pun sampai kerumahnya. Rumah yang begitu sederhana namun memiliki arti spesial bagi Azizah tiba ia tidak berpikir panjang lagi. Azizah langsung menuju kamar dimana ibunya terbaring sendirian di kamar. Ibu paruh baya itu tertidur pulas. terlihat hentakan napas di dadanya berdegup dengan mendekati Normah dan kemudian Azizah meraih tangan ibunya itu. Lalu dengan perlahan Azizah mencium tangan keriput itu."Ibu, maafkan aku! aku tahu kau telah bekerja keras menyekolahkan aku hingga akhirnya kini dirimu sakit seperti ini," gumam Azizah dalam berapa lama, kelopak mata sang Normah mulai terbuka. Normah bangun dari tidurnya. Ia menoleh dan menatap putri sulungnya yang terisak-isak. Normah memberi isyarat dengan tangannya agar Azizah menghapus air matanya yang tertumpah lekas-lekas menyeka air matanya di hadapan ibu. Normah pun tersenyum melihat kedatangan anaknya yang sudah begitu lama ia rindukan."Ibu istirahat saja, biar ibu cepat sembuh" ujar Azizah pada ibunya sambil diikuti dengan gerakan isyarat tangan terlihat mengangguk sebagai tanda bahwa ia mengerti apa maksud Azizah itu. Kemudian Normah menutup kedua matanya langsung mengusap-usap rambut ibunya. usapan itu telah mengantarkan Normah terlelap dalam di pagi hari, Azizah bangun kesiangan. Azizah melihat beberapa hidangan sudah tersedia untuk sarapan. Sedangkan Normah telah pergi pagi-pagi sekali. Mungkin Normah sudah merasa cukup baik sehingga ia merasa perlu untuk kembali siang itu, Azizah berniat hendak melaksanakan sholat Zhuhur. Azizah bergegas untuk berwudhu Namun malang tak bisa di tolak, Azizah terpeleset di pelantaran kamar mandi yang terbuat dari beberapa bilah papan yang sudah Azizah terjungkal dan kakinya terasa sakit sekali. pergelangan tumitnya terkilir. Azizah mengerang dan saat yang sama kebetulan Normah pulang dan ia melihat kondisi anaknya yang tak mampu berdiri itu di pelantaran kamar terlihat was-was walaupun tak ada kata-kata yang bisa keluar dari mulutnya. Normah langsung menggendong putrinya yang sudah SMA itu menuju tak bisa berucap, Ia memang perempuan yang bisu tapi hatinya penuh kecemasan terhadap keadaan putrinya semata membaringkan Azizah di ranjang tempat tidurnya. Normah berlari ke dapur mengambil segelas air putih dan membantu Azizah duduk untuk meminum segelas air putih Normah 'Si Ibu Bisu' itu sedang mengurut dan memijit pergelangan kaki putrinya. Sementara Azizah tetap mengerang mencoba menenangkan putrinya yang kesakitan dengan bahasa isyaratnya namun Azizah tak berhenti tampak kebingungan dan dalam kemelut perasaan itu, Normah langsung mendekap Azizah begitu erat hingga Azizah merasa lebih tenang sampai akhirnya Azizah tertidur dalam pangkuan ibunya malam harinya, gerimis mulai berjatuhan sedangkan tubuh Azizah terasa panas. Azizah demam dan demamnya tinggi sekali. Sementara di luar gerimis telah berubah menjadi hujan yang lebat. Petir-petir bernyanyi lantang, kilat seperti memotret seisi cinta Normah yang dalam pada sang putri membuat Normah tak peduli pada cuaca yang buruk itu. Normah keluar rumah ia berniat menjemput seorang mantri kesehatan yang bernama Johandi. Rumah mantri itu berada di Desa tetangga yaitu Desa Sei berjalan kaki ke rumah mantri itu tanpa alas kaki. Ia berjalan cepat-cepat, bajunya basah kuyup diguyur hujan. Tiba di rumah Pak Johandi, Normah menggedor pintu yang sedang tertutup Johandi membuka pintunya. Terlihat sosok wanita bisu berdiri di depan rumahnya. Pak Johandi tak mengerti maksud dan tujuan wanita yang berbahasa isyarat itu. Normah sulit berkomunikasi namun ia terus mencoba menguraikan maksudnya dengan bahasa isyarat yang ia sang mantri pun dapat mengerti maksud Normah. Sungguh mulia hati Pak Johandi ini dan ditambah lagi dengan rasa tanggung jawabnya sebagai petugas kemanusiaan, Pak Johandi rela hujan-hujanan mengikuti jejak Normah hingga sampai ke rumah rumah sederhana itu, Pak Johandi mulai memeriksa kesehatan Azizah dan setelah diberi obat, Pak Johandi ingin beranjak pulang. Normah tampak mengulurkan beberapa lembar uang pada Pak Johandi, namun Pak Johandi menolaknya sambil tersenyum hari, langit terbentang begitu megah, matahari menampakkan diri dengan gagah. Demam Azizah mulai mereda. Normah tak lupa memasak bubur untuk putrinya satu-persatu ibu-ibu berdatangan mengantar pakaian kotor untuk dicuci. Ibu-ibu itu sudah menjadi langganan Normah selama menyaksikan itu dari balik kamarnya. Mata Azizah mulai digenangi air, hatinya merasa sedih dan haru menatap pengorbanan sang telah menyiapkan kayu penyangga kaki buatan Normah sendiri. Penyangga yang dibuat dengan rasa sayang ini bertujuan agar Azizah bisa berdiri hari selanjutnya, kampung kecil ini menyelenggarakan pasar malam. Orang-orang bergembira cukup faham dengan perasaan Azizah. setelah kepulangannya, Azizah belum sempat kemana-mana karena kakinya yang masih terasa sakit sejak menghibur sang anak, Normah menggendong anaknya ke pasar malam sebab Azizah belum kuat berjalan siswi SMA yang mendekap di belakang badan Normah itu tak terasa berat. Bagi Normah rasa lelahnya ini telah sirna dan berganti dengan rasa bahagia karena sudah membuat hati Azizah ceria Ibu dan anak begitu akrab. Mungkin Normah ingin sekali bercerita pada Azizah namun Normah tak memiliki suara. Sesekali terlihat Normah dan Azizah bersenda gurau dengan bahasa isyarat Normah mungkin berbeda tapi hati Azizah cukup mengerti kata-kata ibunya yang tak bersuara malam ini menjadi saksi bahwa begitu sayangnya Normah pada Azizah. Kembang gula yang mereka beli tampak mereka santap dan Ibu ini sangat bahagia sekali sampai akhirnya mereka pulang dengan Azizah yang masih dalam gendongan semakin larut. Dalam letihnya Normah tertidur nyenyak. mereka tidur berdekatan. Azizah belum lagi memejamkan mata. Azizah meraba kedua telapak tangan ibunya tangan Normah terasa begitu kasar, kulitnya pecah-pecah. Sebagai seorang buruh cuci memang telapak tangan Normah terlihat kasar namun hati Normah sangatlah halus. Azizah berkata dalam hatinya."Bu! Aku bangga padamu, aku merasa sangat beruntung punya ibu sepertimu, meski suaramu tak pernah kudengar tapi aku tahu bahwa suara hatimu selalu berucap namaku dan engkau selalu menjaga kebahagiaanku."Begitulah kalbu Azizah berbisik sendiri di sela tangis harunya yang juga tak telah berganti, kondisi kaki Azizah mulai membaik. Saatnya Azizah kembali ke ibu kota kabupaten yaitu Rantauprapat demi melanjutkan pendidikannya. Azizah pamit pada mata Azizah tak terbendung lagi namun Normah mengisyaratkan pada Azizah untuk tidak menangis dan segera menghapus air matanya walaupun sebenarnya Normah juga berlinang air mata tapi ia membalikkan tubuhnya agar tangisnya tak terlihat Azizah.***Di Kota Rantauprapat, Azizah kembali bersekolah. Azizah bertemu lagi dengan Hasnah sahabat baiknya itu. Kegembiraan Azizah mulai terukir bersama hari, tepatnya Menjelang tanggal 22 Desember, sekolah Azizah mengadakan acara dalam memperingati hari ibu. Setiap siswa diharapkan mampu mengungkapkan rasa sayang mereka pada sang ibu dengan bercerita di hadapan ibu mereka peringatan hari ibu ini baru pertama kali diadakan di sekolah Azizah. Acara ini mengusung tema 'KAPAN TERAKHIR KALI IBU MENGUCAPKAN SAYANG PADAMU?'Tema ini cukup berat buat Azizah. Bagaimana tidak, mungkin Normah tak akan pernah datang ke acara ini. Meskipun datang mungkin juga akan merasa dipermalukan di hadapan orang tua siswa terlihat murung dan Hasanah sebagai seorang sahabat bertanya pada Azizah."Zah! kau ini kenapa lagi?" tanya Hasnah"Ibuku tak mungkin menghadiri undangan sekolah ini, Has," jawab jawaban sahabatnya itu, Hasnah mengerutkan keningnya dan lalu Azizah menceritakan perihal yang terjadi pada ibunya serta kekurangan ibunya itu yang menjadi alasan kenapa ibunya tak mungkin datang dan Azizah juga memperlihatkan foto sang ibu yang tersimpan di ponsel-nya."Mengapa kau tak pernah cerita padaku tentang ini, Azizah?" Hasnah kembali bertanya."Ibu melarang aku bercerita pada siapapun dan ibu takut aku ini menjadi bahan ejekan dan bully dari teman-teman, jadi ibu ingin orang-orang tak tahu tentang dirinya." Azizah memaparkan hal itu pada tibalah saatnya acara peringatan hari ibu itu. Siswa-siswa yang hadir turut pula membawa serta ibu mereka. Azizah tetap memberanikan diri menjadi salah satu peserta lomba bercerita tentang ibu dalam acara itu meskipun Azizah tahu mungkin Ibu yang ia cintai itu tak bisa hadir di hari siswa telah bercerita tentang ibu mereka dan berbagai ungkapan sayang juga mereka utarakan buat sang tiba waktunya untuk giliran Azizah bercerita. Azizah naik keatas panggung, ia mendekati mikropon yang sudah siap menerima memulai ceritanya."Ibu! ibu adalah mata air kebahagiaanku, aku selalu haus akan kasih sayangnya, Ibuku adalah telaga yang penuh kesabaran, di dalam pelukannya aku kerap merasa nyaman."Tiba-tiba di sisi lain, mata Hasnah menuju pada seseorang perempuan setengah tua yang duduk di sudut pojok belakang. Hasnah yakin bahwa itu adalah ibunya Azizah yang foto nya pernah Hasnah lihat di ponsel salah lagi, Hasnah mendekati ibu itu dan Hasnah mengacungkan tangannya agar Azizah melihat kehadiran ibunya Hasnah ternyata tercapai, sontak Azizah menoleh kearah Hasnah dan ia melihat ibunya rupanya hadir di acara langsung bersemangat dan Azizah melanjutkan ceritanya. Selain Azizah berucap kata demi kata, Azizah juga menggerakkan tangannya seraya ia menggunakan bahasa isyarat supaya ibunya paham apa yang Azizah sampaikan."Kapan terakhir kali ibu mengucapkan sayang padamu? tema ini adalah sebuah pertanyaan yang tak pantas ditujukan padaku," ujar Azizah."Ibuku tak pernah mengucapkan sayang padaku, tapi ia selalu nyatakan itu dengan perbuatannya, pengorbanannya dan perjuangannya demi aku."Ibuku tak mungkin mengucapkan kata sayang itu padaku, karena ibuku adalah seorang perempuan tuna wicara, tak ada suara yang bisa keluar dari mulutnya. sepanjang hidupnya ia tak pernah punya kata-kata, lantas bagaimana ia mengucapkan kata sayang itu padaku?"Ibu, mungkin aku tak pernah mendengar nyanyianmu untuk mengantarkan aku pada tidur yang lelap, tak ada ucapan selamat ulang tahun padaku, tak ada dongeng yang kau ceritakan sebelum aku tidur, namun aku sangat bahagia meskipun itu tak pernah aku rasakan."Ibu, jangan pernah berpikir bahwa aku malu dengan kondisimu, dengan kekuranganmu, tidak ...! tidak sama sekali, andaipun aku di-bully setelah ini, aku tidak apa-apa, aku siap, karena aku rasa beruntung sekali punya ibu yang istimewa seperti ibu."Sekarang aku yakin bahwa surgaku itu selalu berada di bawah telapak kakinya. Dia perempuan yang mungkin tak sempurna itu tapi di mataku, dia sungguh begitu sempurna."Ibu, kau tahu, mengapa aku begitu menyayangimu?. Itu semua karena ibu terlalu menyayangiku meski sayang yang aku rasakan itu tanpa ucapan kata sayang itu turun dari panggung itu dan mendekati tempat duduk ibunya dan langsung mendekap ibunya dengan tangis yang di sela air mata yang bercucuran di pipi Normah, ia memeluk dan mencium putri semata wayangnya hati Normah terselip perasaan bangga akan putrinya yang tak pernah malu dengan kondisi ibunya pelukan mereka terlepas, Azizah menggunakan kata isyarat dengan mengucapkan."Maafkan aku ibu, sungguh aku amat sayang padamu, selamanya."Normah mengangguk-angguk di sela deru air mata dan tangisnya yang tak bersuara orang-orang yang hadir di situ merasa terharu sekali atas ucapan Azizah. Air mata mereka tertumpah seperti menyaksikan sebuah film ber-ending Hasnah merasa senang sekali melihat sahabatnya, Azizah menggandeng tangan ibunya itu dengan rasa bahagia. Sedangkan setelah hasil lomba diumumkan besoknya, maka Azizah keluar sebagai S e l e s a i -Pesan moral dalam cerpen cinta dan kasih ibu kepada anaknya- Ibu adalah makhluk terbaik yang menjadi ladang surga buat anaknya- Cinta ibu kepada anaknya seluas samudera- Cinta ibu sepanjang masa cinta anak sepanjang galah- Walau bagaimanapun keadaan Ibu, dia adalah seorang perempuan yang berjuang dan berkorban untuk anak tercintanya.

Nahbagaimana cerita lengkap kasih sayang seorang ibu kepada anaknya dalam cerita keluarga harmonis, apakah bercerita seperti cerpen ungkapan hati seorang ibu untuk anaknya atau bermakna seperti cerita pendek kasih sayang ibu sepanjang masa. Untuk lebih jelasnya tentang cerita kasih sayang orang tua terhadap anaknya atau cerita kasih sayang ibu
Sepertinya semua orang sepakat jika kasih sayang ibu tidak pernah berakhir dan akan selalu ada di sepanjang hidup anak-anaknya. Bahkan, ibu tidak pernah lelah untuk memastikan tumbuh kembang buah hatinya dengan baik. Semua kasih sayang yang dia berikan tidak akan bisa tergantikan, bukan? Tanpa disadari, ibu tak pernah menyerah untuk wujudkan setiap keinginan yang kamu miliki. Meskipun terkadang dia terlihat garang, tapi hatinya selalu dipenuhi kasih sayang untuk kamu. Setiap ibu memang memiliki cara yang berbeda-beda dalam merawat dan mendidik anak-anaknya. Namun, ibu selalu ingin memberikan yang terbaik untukmu. Agar kamu bisa menyadarinya, cobalah pahami beberapa hal berikut ini. Sebab, ini merupakan bukti nyata kalau kasih ibu sepanjang masa. 1. Ibu Rela Terbangun Tengah Malam Demi Menjaga Kamu Seorang ibu sudah terbiasa bangun tengah malam pasca melahirkan, hanya untuk memastikan jika bayinya telah tertidur lelap tanpa ada gangguan. Namun, ternyata hal tersebut tidak hanya dia lakukan ketika kamu masih balita saja lho. Mungkin kamu tidak mengetahuinya. Namun, sampai kamu menginjak usia remaja pun, ibumu tetap sering terbangun tengah malam, walaupun penyebabnya terbilang cukup sepele. Misalnya ketika mendengar kamu terbatuk di dalam kamar, ibu akan segera bangun dan melihatmu untuk memastikan apakah membutuhkan bantuannya atau tidak. Tindakan seperti ini tak lepas dari besarnya rasa sayang untukmu. Sehingga, ibu akan tetap terbangun walaupun masih mengantuk. 2. Selalu Memberi Dukungan dan Siap Menjadi Tempat Bersandar Kasih sayang ibu juga terlihat jelas ketika kamu sedang menghadapi masa-masa sulit. Di mana dia akan selalu ada untuk menjadi tempatmu bersandar dan menceritakan keluh-kesah. Bahkan, ketika tidak ada orang lain yang peduli padamu, ibu akan menjadi satu-satunya orang yang memberimu semangat. Dia akan memberikan dukungan agar kamu dapat melalui masa-masa sulit tersebut tanpa mengorbankan masa depan. Di saat seperti itulah ibu akan mendekapmu dengan erat. Sehingga, kamu tidak merasa sendirian dalam kesedihan. 3. Menjadi Guru Pertama dan Sepanjang Masa Tidak hanya memberikan tuntutan, seorang ibu juga akan menunjukkan kasih sayangnya melalui sebuah pengajaran. Sejak kamu mulai bisa bicara, berjalan, hingga menginjak jenjang pendidikan, ibu akan terus mengajari kamu berbagai hal yang berguna dalam hidup. Bahkan, ketika kamu sudah tumbuh dewasa dan menikah, ibumu akan tetap memberikan pendidikan dengan membagikan pengalamannya. Dia ingin kamu belajar dari apa yang telah dilalui selama ini. Tak hanya itu, ibu juga selalu memberikan contoh yang baik dalam bersikap dan saat mengambil keputusan. Hal seperti inilah yang membuktikan bahwa ibu adalah guru yang pertama hingga sepanjang masa bagi anak-anaknya. 4. Ibu Merupakan Sumber Doa dan Restu Terbaik Meski tidak diminta, ibu akan terus memberikan doa dan restunya kepadamu. Meskipun dia tidak menceritakannya, tapi ibu selalu memohon kepada Tuhan untuk memberikan kebahagian serta kebaikan dalam hidupmu. Sehingga, kamu lebih mudah mencapai kesuksesan seperti yang diimpikan. Ibu selalu berharap agar kamu tidak mengikuti jejaknya yang mungkin hingga saat ini masih dalam keterbatasan. Dia tidak mau jika kamu merasakan pahitnya hidup sebagaimana yang pernah dia alami. Mungkin kamu belum menyadari sepenuhnya, walaupun sederhana dan cukup sepele, tapi memang seperti itulah wujud kasih sayang seorang ibu untukmu. Mulai sekarang, jangan sampai kamu melukai perasaannya, ya. Sayangilah ibu sebagaimana dia menyayangi kamu!
Pernahdengar cerita kasih ibu sepanjang ini hari ibu ups dah lewat ya tapi gpp lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali..hehe ngeles pernah g kita berpikir betapa hebatnya seorang ibu memperjuangkan kita untuk sampai di dunia pana ini dari mulai mengandung kita selama 9 bulan bos,ngelahirin kita dgn taruhan nyawa sampai nyiapin segala sesuatu buat kita sampai sekrng
Kasih ibu sepanjang masa, pepatah bijak ini saya rasa memang benar adanya. Saya yakin, setiap ibu di manapun berada, akan selalu berusaha merawat dan membesarkan anak-anaknya dengan sepenuh cinta dan kasih sayang. Seberapa besar kira-kira ukuran kasih sayang seorang ibu terhadap anak-anaknya? Tak terukur. Tak terhingga, dan sepanjang masa sebagaimana diungkap dalam kata pepatah tersebut. Maka, tak mengherankan bila posisi ibu dianggap lebih mulia dan lebih diprioritaskan daripada sosok ayah. Memang, keberadaan orangtua, baik ibu dan ayah, keduanya sama-sama harus dihormati dan dimuliakan oleh anak-anaknya. Bila kedudukan ibu dianggap lebih mulia, menurut saya hal itu sangatlah wajar. Mengingat perjuangan dan pengorbanan ibu begitu besar kepada anak-anaknya, mulai mengandung selama sembilan bulan hingga tiba saat melahirkan dengan menahan rasa sakit sekaligus nyawa menjadi taruhan tentunya. Ditambah lagi segala kerepotan yang harus ditanggung oleh seorang ibu ketika merawat anak-anaknya hingga bertahun-tahun lamanya. Sementara keberadaan ayah, biasanya hanya seputar mencari nafkah keluarga. Ia tak pernah merasakan betapa susah payahnya mengandung dan melahirkan anak. Atas dasar inilah, maka sangat wajar bila kemuliaan seorang ibu lebih tinggi dibanding seorang ayah. Oleh karenanya, sudah menjadi keniscayaan bagi setiap anak untuk mempergauli dan melayani ayah dan ibunya dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai menyakiti hati kedua orangtua lebih-lebih hati seorang ibu yang memiliki jasa yang teramat banyak kepada anak-anaknya. Saya yakin, setiap orang mengerti bahwa yang namanya berbakti kepada kedua orangtua merupakan hal yang tak bisa ditawar-tawar oleh setiap anak. Selama orangtua tak menyuruh kita melakukan hal tak tak terpuji, kita dianjurkan untuk menaatinya. Andai suatu hari orangtua meminta kita melakukan sesuatu yang bertentangan dengan ajaran agama, kita harus berusaha menolaknya dengan cara-cara halus yang sekiranya membuat hati orangtua bisa lega dan merasa tak terhina. Ada sebuah kisah menarik tentang betapa pengorbanan ibu begitu besar dan tak bisa kita membalasnya meskipun kita telah berusaha melakukan banyak kebaikan kepadanya. Al Jauzi, dalam buku Ibu, Engkaulah Harta Terindahku menguraikan kisah yang bisa dijadikan renungan bagi kita semua. Zur’ah bin Ibrahim menuturkan, suatu saat ada yang datang menemui Umar bin Khathab lalu berkata, “Saat ini Ibu saya sudah sepuh. Ia sudah tidak mampu lagi buang hajat sendiri. Jadi saya selalu menggendong dan membersihkannya. Lantas, apakah saya sudah membalas jasanya?” Umar menjawab dengan tegas, “Belum”. Kemudian orang tersebut bertanya lagi, seolah-olah ingin memprotes jawaban Umar, “Bukankah aku telah menggendong dan menahan rasa sungkanku terhadapnya?” Kira-kira seperti apa jawaban Umar yang merupakan salah satu sahabat terbaik Nabi Muhammad Saw? Umar lantas menjawab panjang lebar, “Ibumu pun pernah melakukan hal sama kepadamu. Bedanya, ia justru berharap bisa terus melakukannya. Namun, kamu malah berharap bisa segera mengakhirinya.” Bila kita merenungi kata-kata Umar bin Khathab tersebut, memang benar adanya. Mari kita bayangkan, seorang ibu, sejak masih mengandung, ingin kelak anaknya terlahir sehat dan sempurna. Begitu anak lahir, ia akan merawat dan menyayanginya dengan segala kerepotannya yang meskipun sangat melelahkan tapi seolah tak pernah dikeluhkan. Seorang ibu akan terus merawat, mendidik anaknya hingga besar, dan berharap anaknya kelak meraih kehidupan sukses dunia hingga akhirat. Namun sayangnya, ketika seorang anak telah tumbuh besar dan menjalani kehidupan yang terbilang sukes, ia seolah mengabaikan jasa-jasa ibunya. Ketika sang ibu sakit misalnya, ia tak sanggup melayani dan merawatnya dengan baik. Bahkan terkadang anak malah mengeluh, merasa capek melayani dan merawat ibunya yang sakit-sakitan. Dan berharap ibunya segera meninggal dunia. Nauzubillahi min dzaalik. Maka benar kiranya apa yang disampaikan oleh sahabat Umar kepada orang yang merasa telah merawat ibunya dengan segala kepayahan, “Ibumu pun pernah melakukan hal sama kepadamu. Bedanya, ia justru berharap bisa terus melakukannya. Tapi kamu malah berharap bisa segera mengakhirinya”. Ada lagi satu kisah yang layak kita renungi. Imam Bukhari dalam Shahih Al-Adab Al-Mufrad meriwayatkan bahwa suatu hari Abdullah ibn Umar melihat seseorang menggendong ibunya untuk thawaf di Ka’bah dan ke mana saja sang ibu menginginkan. Kemudian orang tersebut bertanya, “Wahai Abdullah ibn Umar, dengan perbuatanku ini, apakah aku sudah membalas jasa ibuku?” Umar menjawab, “Belum, setetes pun engkau belum dapat membalas kebaikan kedua orangtuamu MondeAriezta, Mizania 2014. Tentu masih begitu meruah kisah-kisah di masa silam tentang pengorbanan seorang ibu terhadap anak-anaknya yang begitu besar. Saking besarnya, seorang anak tak akan mungkin bisa membalasnya dengan jasa serupa. Kendati tak mampu membalas jasa-jasa orangtua, seorang anak harus berusaha melakukan hal terbaik untuk membalas kebaikan orangtuanya. Merawat serta melayani orangtua dengan penuh keikhlasan dan kesabaran kala sakit, berusaha rutin menyisihkan uang dari gaji kita untuk dipersembahkan kepada orangtua, tak menyakiti hatinya, merupakan di antara cara-cara yang bisa dilakukan seorang anak untuk membalas jasa-jasa orangtua. *** *Sam Edy Yuswanto, penulis lepas mukim di Kebumen.
GDRKWdJ.
  • 4l60zfwx6q.pages.dev/273
  • 4l60zfwx6q.pages.dev/352
  • 4l60zfwx6q.pages.dev/77
  • 4l60zfwx6q.pages.dev/463
  • 4l60zfwx6q.pages.dev/121
  • 4l60zfwx6q.pages.dev/23
  • 4l60zfwx6q.pages.dev/358
  • 4l60zfwx6q.pages.dev/439
  • cerita kasih sayang ibu sepanjang masa