Kamidari komunitas The Muslim Woman Generationmengucapkan Selamat memperingati malam nisfu Syaban, semoga doa-doa kita dikabulkan, urusan dilancarkan, ibada
โ Bacaan doa nisfu syaโban beberapa hari terakhir menjadi satu hal yang paling dicari oleh banyak orang, terutama umat Muslim. Syaโban merupakan bulan yang dianggap mulia. Kerap kali bulan ini disebut sebagai pintu menuju bulan suci Ramadhan. Bahkan dijelaskan pula bagi siapa yang berupaya dengan sungguh-sungguh melakukan ibadah di bulan ini, maka dia akan memperoleh keberkahan di bulan Ramadhan nanti. Dalam bulan Syaโban, ada banyak jalan kebaikan yang bisa kita tapaki. Terlebih lagi banyak sekali peristiwa yang sangat baik terjadi di bulan ini dan dianjurkan bagi umat Muslim untuk memperhatikannya. Oleh sebab itu, umat Muslim dianjurkan melakukan banyak amalan-amalan, salah satunya adalah melafalkan doa nisfu Syaโban. Diharapkan pula nantinya saat bulan Ramadhan kita sudah terbiasa beribadah dengan baik. Nah, Sobat Cahaya Islam, tahukah Sobat seperti apa bacaan doa nisfu syaโban? ุงูููููฐููู
ูู ููุง ุฐูุง ุงููู
ูููู ููููุง ููู
ูููู ุนููููููู ููุง ุฐูุง ุงููุฌูููุงูู ููุงูุฅูููุฑูุงู
ู ููุง ุฐูุง ุงูุทููููู ููุงูุฅูููุนูุงู
ู ููุง ุฅูููฐูู ุฅููููุง ุฃูููุชู ุธูููุฑู ุงููููุงุฌููููู ููุฌูุงุฑู ุงูู
ูุณูุชูุฌูููุฑููููู ููู
ูุฃูู
ููู ุงูุฎูุงุฆููููููู ุงููููฐููู
ูู ุฅููู ููููุชู ููุชูุจูุชููููู ุนูููุฏููู ูููู ุฃูู
ูู ุงูููุชูุงุจู ุดููููููุง ุฃููู ู
ูุญูุฑููู
ูุง ุฃููู ู
ูููุชูุฑููุง ุนูููููู ููู ุงูุฑูุฒูููุ ููุงู
ูุญู ุงููููฐููู
ูู ููู ุฃูู
ูู ุงูููุชูุงุจู ุดูููุงููุชูู ููุญูุฑูู
ูุงููู ููุงููุชูุชูุงุฑู ุฑูุฒูููููุ ููุงููุชูุจููููู ุนูููุฏููู ุณูุนูููุฏูุง ู
ูุฑูุฒูููููุง ู
ููููููููุง ููููุฎูููุฑูุงุชู ููุฅูููููู ููููุชู ูููููููููู ุงููุญูููู ูููู ููุชูุงุจููู ุงูู
ูููุฒููู ุนูููู ููุณูุงูู ููุจูููููู ุงูู
ูุฑูุณููู โููู
ูุญูู ุงูููู ู
ูุง ููุดูุงุกู ููููุซูุจูุชู ููุนูููุฏููู ุฃูู
ูู ุงูููุชูุงุจูโ ููุตููููู ุงูููู ุนูููู ุณููููุฏูููุง ู
ูุญูู
ูููุฏู ููุนูููู ุงูฐูููู ููุตูุญูุจููู ููุณููููู
ู ููุงููุญูู
ูุฏู ูููููฐูู ุฑูุจูู ุงูุนูููุงููู
ููููู Artinya โWahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut. Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkataโsementara perkataan-Mu adalah benarโdi kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.โ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT.โ Keutamaan Malam Nisfu Syaโban Setelah mengetahui bacaan doa Nisfu Syaโban sangat dianjurkan pula bagi kita seluruh umat Muslim untuk memahami apa saja keutamaannya. Mendapatkan Ampunan Dosa Malam Nisfu Syaโban juga disebut sebagai malam pengampunan dan pembebasan bagi seluruh dosa-dosa yang pernah kita lakukan selama hidup. Oleh sebab itu, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunnah agar memperoleh rahmat dan juga berkah dari Allah SWT. Pada malam Nisfu Syaโban, Allah turun ke dunia untuk mengampuni dosa-dosa hambanya kecuali bagi mereka yang menyekutukanNya. Bahkan Allah SWT juga mengampuni lebih banyak dari jumlah bulu yang dimiliki oleh kambing. Diijabah Doanya Tidak hanya itu, pada malam Nisfu Syaโban segala urusan umat Muslim akan diberi kemudahan oleh Allah Taโala. Bila mereka menengadahkan tangan ke atas yakni berdoa kepadaNya maka Allah akan mengijabah segala doanya. Disebutkan pula bahwa ada lima malam yang mana doanya tidak pernah ditolak Allah pada malam-malam tersebut. Antara lain malam pertama bulan Rajab, malam Nisfu Syaโban, malam Jumat, malam Idul Fitri dan juga malam Idul Adha. Memperoleh Pahala yang Berlimpah Keutamaan malam Nisfu Syaโban selanjutnya adalah memperoleh pahala yang berlimpah bagi umat Muslim yang melaksanakan berbagai amalan baik. Mulai dari berpuasa, berdzikir, membaca Alquran, bersedekah dan sholat sunnah. Dalam Kitab Sunan Ibn Majah juz 1 halaman 444, hadits nomor 1388 ุญูุฏููุซูููุง ุงููุญูุณููู ุจููู ุนูููููู ุงููุฎููููุงูู ุซูุง ุนูุจูุฏู ุงูุฑููุฒููุงูู ุฃูููุจูุฃูููุง ุงุจููู ุฃูุจููู ุณูุจูุฑูุฉู ุนููู ุฅูุจูุฑูุงููููู
ู ุจููู ู
ูุญูู
ููุฏู ุนููู ู
ูุนูุงููููุฉู ุจููู ุนูุจูุฏู ุงูููู ุจููู ุฌูุนูููุฑู ุนููู ุฃูุจููููู ุนููู ุนูููููู ุจููู ุฃูุจููู ุทูุงููุจู ููุงูู ููุงูู ุฑูุณูููู ุงูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ูู ุณููููู
ู ุฅูุฐูุง ููุงููุชู ููููููุฉู ุงููููุตููู ู
ููู ุดูุนูุจูุงูู ููููููู
ูููุง ููููููููุง ููุตูููู
ูููุง ููููุงุฑูููุง . ููุฅูููู ุงูููู ููููุฒููู ููููููุง ููุบูุฑูููุจู ุงูุดููู
ูุณู ุฅูููู ุณูู
ูุงุกู ุงูุฏููููููุง . ูููููููููู ุฃูููุง ู
ููู ู
ูุณูุชูุบูููุฑู ูููู ููุฃูุบูููุฑู ูููู ุฃูููุง ู
ููู ู
ูุณูุชูุฑูุฒููู ููุฃูุฑูุฒููููู ุฃูููุง ู
ูุจูุชูููู ููุฃูุนูุงูููููู ุฃูููุง ููุฐูุง ุฃูููุง ููุฐูุง ุญูุชููู ููุทูููุนู ุงููููุฌูุฑู โDari Ali bin Abu Thalib, beliau berkata Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabdaApabila telah datang malam Nisfu Syaban, maka ber qiyamullaillah pada malam harinya dan berpuasalah pada siang harinya, sesungguhnya rahmat Allah turun pada malam itu ke langit yang paling bawah ketika terbenamnya matahari, kemudian Allah menyeru โAdakah orang yang meminta maaf kepadaku, maka akan Aku ampuni. Adakah yang meminta rizqi, maka Aku akan melimpahkan rizqi kepadanya. Adakah orang yang sakit, maka akan Aku sembuhkanโ. Dan hal-hal yang lain sampai terbitnya fajarโ. Diringankan Penderitaannya Selain itu, pada malam Nisfu Syaโban setiap umat Muslim yang menderita dan merasa dalam keadaan sulit maka akan mendapatkan keringanan dari Allah SWT. Hidup akan terhindar dari kesusahan sebab Allah telah menyelamatkannya. Oleh sebab itu, pada malam tersebut kita dianjurkan untuk memperbanyak ibadah agar semakin dekat dalam penjagaanNya. Sehingga tidak ada satu kesukaran hidup yang akan menjamah kita tanpa seizinNya. Namun ada yang perlu diketahui juga, ada dosa-dosa yang apabila masih dilakukan pada malam Nisfu Syaโban maka bisa menghilangkan segala keutamaannya. Yakni mereka yang berbuat syirik dan memutus tali silaturahmi. Sobat, demikian di atas ulasan mengenai bacaan doa Nisfu Syaโban beserta artinya dan juga penjelasan tentang keutamaan apa saja yang ada di malam Nisfu Syaโban. Semoga artikel ini bermanfaat.
MalamNisfu Sya'ban terjadi pada malam tanggal 15 Sya'ban. Malam Nisfu Syaban terjadi pada malam tanggal 15 Syaban. REPUBLIKA.ID; REPUBLIKA TV; GERAI; IHRAM; Saturday, 28 Jumadil Awwal 1443 / 01 January 2022. Menu. HOME; NEWS Politik; Hukum; Pendidikan
Alhamdulillah.. Praises and thanks are due to Allah. May His Peace and Blessings be upon Rasulillah, his family members and all his Sahabah. This article, The Significance of Nisfu Shaโban, comes in response to two similar questions, which I was asked today, by two different persons, regarding the significance of the mid of Shaโbฤn Nisfu Sha'bฤn. I seize this opportunity to share what I know regarding the mid of Shaโbฤn, so I can have reference for myself, and for my beloved readers of Iโm sure thereโre many people out there, who also have the same questions, or are unclear with regards to the subject matter. Shaโbฤn is one of the blessed months, indeed. Rasulullah, salla Allahu alaihi wasallam, would fast most of the days of Sha'bฤn, and would refrain or advise his Sahabah to refrain from fasting in the second half of Sha'bฤn. Find out more in my article, โA Pre-Ramadhan Visit to Rasulillah, That's with regard to the month of Sha'bฤn as a whole. As for the night of the mid of Sha'bฤn specifically, It's narrated by Abu Musa Al-Ashโari, and reported by Ibnu Majah that Rasulullah has said ุฅูููู ุงูููููู ููููุทููููุนู ููู ููููููุฉู ุงููููุตููู ู
ููู ุดูุนูุจูุงูู ููููุบูููุฑู ููุฌูู
ููุนู ุฎููููููู ุฅููุงูู ููู
ูุดูุฑููู ุฃููู ู
ูุดูุงุญููู โAllah looks in the night of the mid of Sha'bฤn, and forgives all His servants slaves, except for the one who associates others with Him Mushrik', or the one with hatred against others.โ This Hadฤซth, however, is not an invitation for a special celebration or ibadah in the night of the mid of Sha'bฤn, or fasting on the day of the mid of Shaโbฤn. Otherwise Rasulullah would have done it, or would have instructed for it accordingly. An evidence that Rasulullah would have been the first to do it, should there be any call for actionโ is how he made use of Lailatul-Qadr, and encouraged the Ummah to hunt for Lailatul-Qadr and the blessings that it brings along. To the extent that he said ู
ูู ููุงู
ู ููููููุฉู ุงูููุฏูุฑู ุฅููู
ูุงูุงู ููุงุญูุชูุณูุงุจุงูุ ุบูููุฑู ูููู ู
ูุง ุชูููุฏููู
ู ู
ููู ุฐูููุจููู โWhosoever performs coincides Qiyam during the Lailatul-Qadr, out of faith and in the hope of reward [from Allah], his previous sins will be forgiven.โ Remember that Lailatul-Qadr is a night in Ramadhan, just like Nisfu-Shaโbฤn is a night in Shaโbฤn. In other words, the amount of authentic Hadฤซths Ahaadฤซth said by Rasulillah, salla Allahu alaihi wasallam, regarding Shaโbฤn is sufficient to indicate to us, that if any extra acts of worship ibadah were required, Rasulullah would have stated it clearly, done it or instructed the Sahabah to do it. Other than the above mentioned Hadฤซth of Abu Musa, scholars of different eras agree that, there's no one authentic Hadฤซth that authorizes special ibadah or celebration in the night of the mid of Sha'bฤn or fasting on the day of Nisfu Sha'bฤn. This article comes to provide answers to our Muslim brother and sisters who are not sure of what we are supposed to do, on this special night and dayโ. Itโs also meant to ensure the authentic teaching of Rasulullah, salla Allahu alaihi wasallam, is conveyed. Whether or not you agree with what Iโve outlined above, please share with us your views and opinions. Please comment your views and opinion below. At the end of the day, differences in opinions especially in non-fundamental issues should not separate the Ummah. If you find this article useful, please consider sharing it with your loved ones. Donโt let the benefit stop at your desk. Allah knows best. Allahu Hafiz ๐
Amalandi bulan nisfu sya'ban apa saja sih,.??? Ada beberapa riwayat yang shahih tentang keutamaan memperbanyak puasa di bulan Sya'ban, tetapi tanp
- Membaca Doa Malam Nisfu Syaโban merupakan salah satu ibadah istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia. Pasalnya, di malam Nisfu Syaโban catatan amal kebaikan dan keburukan selama setahun diangkat ke langit untuk dilaporkan kepada Allah SWT. Maka, tidak heran apabila di malam Nisfu Syaโban ada amalan yang kerap kali dilakukan umat Islam, salah satunya adalah Doa Malam Nisfu Syaโban. Doa malam Nisfu Syaโban sesungguhnya dilakukan sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT pada malam yang memiliki keutamaan tersebut. Dilansir dari laman pada Kamis, 17 Maret 2022, Sayyid Utsman bin Yahya menyebutkan doa yang hendaknya dibaca saat malam Nisfu Syaโban tiba. Berikut ini Doa Malam Nisfu Syaโban dalam tulisan arab, latin, dan artinya. ุงูููููฐููู
ูู ููุง ุฐูุง ุงููู
ูููู ููููุง ููู
ูููู ุนููููููู ููุง ุฐูุง ุงููุฌูููุงูู ููุงูุฅูููุฑูุงู
ู ููุง ุฐูุง ุงูุทููููู ููุงูุฅูููุนูุงู
ู ููุง ุฅูููฐูู ุฅููููุง ุฃูููุชู ุธูููุฑู ุงููููุงุฌููููู ููุฌูุงุฑู ุงูู
ูุณูุชูุฌูููุฑููููู ููู
ูุฃูู
ููู ุงูุฎูุงุฆููููููู ุงููููฐููู
ูู ุฅููู ููููุชู ููุชูุจูุชููููู ุนูููุฏููู ูููู ุฃูู
ูู ุงูููุชูุงุจู ุดููููููุง ุฃููู ู
ูุญูุฑููู
ูุง ุฃููู ู
ูููุชูุฑููุง ุนูููููู ููู ุงูุฑูุฒูููุ ููุงู
ูุญู ุงููููฐููู
ูู ููู ุฃูู
ูู ุงูููุชูุงุจู ุดูููุงููุชูู ููุญูุฑูู
ูุงููู ููุงููุชูุชูุงุฑู ุฑูุฒูููููุ ููุงููุชูุจููููู ุนูููุฏููู ุณูุนูููุฏูุง ู
ูุฑูุฒูููููุง ู
ููููููููุง ููููุฎูููุฑูุงุชู ููุฅูููููู ููููุชู ูููููููููู ุงููุญูููู ูููู ููุชูุงุจููู ุงูู
ูููุฒููู ุนูููู ููุณูุงูู ููุจูููููู ุงูู
ูุฑูุณููู "ููู
ูุญูู ุงูููู ู
ูุง ููุดูุงุกู ููููุซูุจูุชู ููุนูููุฏููู ุฃูู
ูู ุงูููุชูุงุจู" ููุตููููู ุงูููู ุนูููู ุณููููุฏูููุง ู
ูุญูู
ูููุฏู ููุนูููู ุงูฐูููู ููุตูุญูุจููู ููุณููููู
ู ููุงููุญูู
ูุฏู ูููููฐูู ุฑูุจูู ุงูุนูููุงููู
ููููู Allรขhumma yรข dzal manni wa lรข yumannu alaik, yรข dzal jalรขli wal ikrรขm, yรข dzat thawli wal inรขm, lรข ilรขha illรข anta zhahral lรขjรฎn wa jรขral mustajรฎrรฎn wa maโmanal khรขโifรฎn. Allรขhumma in kunta katabtanรฎ indaka fรฎ ummil kitรขbi syaqiyyan aw mahrรปman aw muqtarran alayya fir rizqi, famhullรขhumma fรฎ ummil kitรขbi syaqรขwatรฎ wa hirmรขnรฎ waqtitรขra rizqรฎ, waktubnรฎ indaka saรฎdan marzรปqan muwaffaqan lil khairรขt. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fรฎ kitรขbikal munzal alรข lisรขni nabiyyikal mursal, โyamhullรขhu mรข yasyรขโu wa yutsbitu, wa indahรป ummul kitรขbโ wa shallallรขhu alรข sayyidinรข muhammad wa alรข รขlihรฎ wa shahbihรฎ wa sallama, walhamdu lillรขhi rabbil alamรฎn. Artinya, โWahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut. Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkataโsementara perkataan-Mu adalah benarโdi kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.โ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT". Doa ini tertera dalam Kitab Maslakul Akyar karya Mufti Betawi Sayyid Utsman bin Yahya, Lihat Sayid Utsman, Maslakul Akhyar, [Jakarta, Al-Aidrus tanpa catatan tahun], halaman 78-80. Dhamir mufrad pada doa ini dapat diganti menjadi dhamir jamak bila dibaca berjamaah. Demikianlah ulasanmengenai Doa Malam Nisfu Syaโban 2022 dalam tulisan arab, latin, dan artinya.
ApakahAnda mencari gambar tentang Travel Bag Vector Png? Jelajahi koleksi gambar, foto, dan wallpaper kami yang sangat luar biasa. Gambar yang baru selalu diunggah oleh anggota yang aktif setiap harinya, pilih koleksi gambar lainnya dibawah ini sesuai dengan kebutuhan untuk mulai mengunduh gambar.
-Malam Nisfu Sya'ban menjadi salah satu yang dinantikan banyak umat Muslim, sebelum menyambut datangnya bulan Ramadhan. Nisfu Sya'ban diperingati setiap pertengahan bulan atau tanggal 15 Sya'ban dalam penanggalan Islam. Dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah dan NU telah menetapkan tanggal 1 bulan Sya'ban 1443 H, jatuh pada tanggal 4 Maret 2022. Itu artinya, malam Nisfu Sya'ban 2022 akan jatuh pada tanggal 17 Maret 2022 malam ba'da maghrib hingga 18 Maret 2022 dalam penanggalan juga 15 Link Download Twibbon Hari Raya Nyepi dan Cara Pakainya Di malam Nisfu Syaโban atau dikenal sebagai Laylatul Baraโah atau Laylatun Nisfe min Shaโban, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah sepanjang malam dengan memanjatkan doa, memperbanyak syahadat, dan istighfar. Malam Nisfu Syaโban juga dikenal sebagai malam pengampunan dosa dan merupakan salah satu malam yang istimewa bagi umat muslim. Pada malam Nisfu Sya'ban, umat islam juga dianjurkan untuk puasa Aiyyamul Bidh dan memperbanyak berdoโa. Puasa Aiyammul Bidh atau puasa hari-hari putih merupakan puasa yang dilakukan umat Muslim pada pertengahan bulan Qamariyah tahun Hijriyah. Biasanya dilakukan pada setiap tanggal 13,14, dan 15 setiap bulannya. Adapun puasa Ayyamul Bidh pada bulan ini bertepatan pada tanggal 16,17,18 Maret 2022 untuk kalender Masehi. Peringatan Nisfu Sya'ban saat ini bisa dilakukan pula secara digital. Salah satunya adalah dengan menggunakan Twibbon Nisfu Syaโban juga 20 Link Download Twibbon Imlek 2022 dan Cara Menggunakannya Twibbon Nisfu Syaโban 2022 tidak sekadar memajang foto dan diunggah ke media sosial saja. Namun, Twibbon Nisfu Syaโban 2022 juga bertujuan untuk mengingatkan sesama umat Islam tentang malam Nisfu Sya'ban. Twibbon sendiri merupakan sebuah aplikasi yang menawarkan bingkai dengan tema khusus untuk mempercantik foto profil. Twibbon biasa digunakan untuk keperluan kampanye tertentu atau untuk merayakan hari besar. Salah satunya merayakan malam Nisfu Syaโban. Berikut ini KompasTekno rangkum kumpulan link download Twibbon Nisfu Syaโban 2022. Link download Twibbon Nisfu Sya'ban 2022 Cara pakai Twibbon Nisfu Syaโban 2022 Cara pakai twibbon Nisfu Sya'ban 2022 sangat mudah. Anda hanya perlu menyiapkan smartphone dan foto, serta koneksi internet. Berikut langkahnya Masuk ke situs Ketikkan nama kampanye yang Anda inginkan contoh Nisfu Syaโban 2022 Setelah itu akan keluar berbagai template twibbon menarik yang bisa Anda pilih Setelah memilih salah satu yang menarik bagi Anda, klik โLihatโ Klik โPilih Fotoโ Masukkan salah satu foto yang Anda pilih Lalu klik โUnduhโ untuk mengunduh foto twibbon Foto yang sudah diunduh dapat Anda bagikan ke berbagai media sosial seperti WhatsApp, Instagram, Facebook, dan lain sebagainya Baca juga Kumpulan Link Download Twibbon Hari Ibu 2021 dan Cara Menggunakannya Perlu diketahui bahwa Twibbon juga memiliki banyak template lain yang tersedia di halaman termasuk yang dibuat oleh lembaga atau instansi tertentu. Pastikan Anda memilih Twibbon tanpa watermark atau logo dari instansi tertentu, apabila ingin menggunakan Twibbon Nisfu Sya'ban untuk keperluan pribadi. Selamat mencoba! Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
NisfuSya'ban berasal dari kata Nisfu (bahasa Arab) yang berarti separuh atau pertengahan, Sya'ban adalah nama bulan ke-8 dalam kalender Islam. Dengan demikian nisfu sya'ban berarti pertengahan bulan Sya'ban. Pada malam ini biasanya diisi dengan pembacaan Surat Yaasiin tiga kali berjamaah dengan niat semoga diberi umur panjang, diberi rizki yang banyak dan barokah, serta ditetapkan imannya.
BULAN SYA'BAN bulan kedelapan dalam sistem penanggalan Hijriyah adalah bulan yang penuh keutamaan namun sering dilupakan umat Islam karena bulan ini diapit oleh dua bulan utama. Pertama, bulan Rajab yang teristimewa karena pada bulan ini terjadi peristiwa besar Israโ dan Miโraj Nabi Muhammad SAW dan kemudian mulailah ada kewajiban melaksanakan shalat lima waktu. Kedua bulan Ramadhan, saat kaum muslimin diwajibkan menjalankan puasa sebulan suntuk dan saat pahala kebaikan dilipatgandakan. Sedianya bulan Syaโban tidak dilupakan karena setelah mendapatkan banyak pelajaran tentang Israโ Miโraj dan setelah membenahi shalat kita pada akhir bulan Rajab, maka pada bulan Syaโban saatnyalah mempersiapkan diri untuk memasuki bulan Ramadhan. Lagi pula, dalam bulan Syaโban sendiri terdapat berbagai keistimewaan. Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah SAW bersabda Sesungguhnya Allah SWT turun pada malam Nishfu Sya'ban pertengahan Syaโban ke langit dunia dan akan mengampuni manusia lebih dari jumlah banyaknya bulu kambing dan anjing. [HR Tirmizi]. Mu'az Ibn Jabal meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda Pada malam Nishfu Sya'ban. Allah akan melihat semua makhluk-Nya, kemudian mengampuni mereka kecuali yang musyrik dan orang yang memusuhi orang lain. [HR Sunan Ibn Majah]. Oleh para ahli hadits, dua hadits di atas dianggap yang tidak terlalu valid alias dlaโif karena ada beberapa kesimpangsiuran dalam periwayatan dan mengenai periwayat haditsnya sanad. Namun guna menyemangati hamba dalam menjalankan ibadah fadlailul aโmal para ulama membolehkan hadits ini sebagai pegangan. Selain itu, diriwayatkan juga Rasulullah SAW paling mencintai bulan ini dan beliau tidak melakukan puasa selain Ramadhan sebanyak puasa di bulan ini [HR Ahmad dari Usamah bin Zaid]. Nah, ada perbedaan pendapat diantara umat Islam dalam menyikapi satu hal dalam bulan ini, yaitu yang tersebut dalam hadits di atas sebagai Nishfu Syaโban. Nishfu artinya setengah atau pertengahan. Nishfu Sya'ban berarti pertengahan bulan Sya'ban atau malam tanggal 15 Sya'ban dan esok harinya. Sebagian besar umat Islam menjalankan berbagai macam ibadah pada malam nisfu syaโban, namun umat Islam yang lain ada yang tidak sepakat dan bahkan menganggap ibadah yang telah dilakukan oleh umat Islam pada malam Nishfu Syaโban itu sebagai ibadah yang menyimpang atau mengada-ngada bidโah karena tidak dicontohkan atau diperintahkan oleh Nabi secara langsung. Ibn al-Jauzi memopulerkan hadits dari Abi Hurairah bahwa Nabi SAW telah bersabda Siapa yang melakukan shalat pada malam Nishfu Sya'ban sebanyak dua belas rakaat dan membaca qul huwallahu ahad Surat al-Ihlas tiga puluh kali pada setiap rakaatnya, ia tidak akan keluar dari dunia ini sebelum melihat tempat duduknya di dalam surga dan memberi syafa'at sepuluh orang ahli keluarganya yang seluruh masuk neraka. Di dalam hadits ini ada enam orang perawinya yang identitasnya kurang lengkap majhul, yaitu Ahmad Ibn 'Ali Al-Khatib, Abu Sahl 'Abd As-Samad Ibn Muhammad Al-Qantari, Abu Al-Hasan 'Ali Ibn Ahmad Al-Yunani, Ahmad Ibn 'Abd Allah Ibn Dawud, Muhammad Ibn Jabhan, dan 'Umar Ibn Ar-Rahim. Hadits lain ditakhrij oleh oleh Imam As-Suyuti bahwa Ibrahim meriwayatkan 'Ali Ibn Abi Talib melihat Rasulullah pada malam Nishfu Sya'ban berdiri lalu beliau melakukan shalat empat belas rakaat. Setelah selesai lalu Nabi duduk kemudian membaca ummul Qur'an Surat Al-Fatihah empat belas kali, qul huwallahu ahad Surat al-Ihlas empat belas kali, ayat kursi satu kali. Ketika Nabi selesai shalat Ali bertanya tentang apa yang telah dia lihat. Rasulullah SAW lalu bersabda "Siapa yang melakukan yang seperti apa yang telah engkau lihat, adalah baginya seperti dua puluh kali mengerjakan haji yang mabrur sempurna, puasa dua puluh tahun yang maqbul diterima, dan jika ia puasa pada siangnya, ia seperti puasa enam puluh tahun yang sudah lalu dan setahun yang akan datang. Hadits yang tersebut di atas juga menyandung tujuh orang perawinya yang majhul bahkan ada seorang perawi yang dianggap sebagai pemalsu hadits yaitu Muhammad Ibn al-Muhajir sebagaimana penilaian yang dikemukakan oleh As-Suyuti sendiri. Dengan demikian hadits-hadits yang menjelaskan ibadah yang dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW seperti di atas adalah dlaโif. Para ulama menyatakan bahwa hadits dlaโif dapat diamalkan dan diikuti sebatas sebagai penyemangat ibadah fadailul a'mal, berisi nasihat-nasihat dan cerita-cerita baik, bukan untuk menentukan halal dan haram dan tidak berhubungan dengan sifat-sifat Allah SWT. Pendapat ini diperpegangi oleh Ahmad Ibn Hanbal, an-Nawawi, Ibn Hajar al-Asqalani, As-Suyuti, dan lainnya. Perdebatan di kalangan umat Islam juga semakin mendalam ketika ada kalangan umat Islam lainya yang tidak menyia-nyiakan malam nisfu Syaโban untuk melakukan beberapa keutamaan seperti membaca surat yasin dan tahlil. Bagi kalangan yang terlalu kaku menganggap ibadah ini mengada-ngada karena jelas-jelas tidak ada hadits yang dloif sekalipun. Kalangan yang tersebut barusan tidak melakukan ibadah apapun yang pada waktu-waktu tertentu tidak dilakukan, diperintahkan atau dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. A. Khoirul Anam
RasullullahSaw bersabda : "Sesungguhnya Allah Azza Wajalla turun ke langit dunia pada malam Nishfu Sya'ban dan mengampuni (dosa) yang banyaknya mel
Hadits is the second source of law after the Qur'an, many values or teachings express or implied in the hadits. Among them are the hadith about nishfu Syaโban narrated by Ibnu Majah. In this paper discussed three aspects namely the power of hadits sanad, the meaning of hadits and actualization of the hadits in the midst of society Living sunnah. Based on the results of the research, it is found that this hadits is weak because there are among the narrators who are considered to have hadits critics as counterfeiters of hadits. While matan hadits implicitly does not conflict with syariโah of Islam. And the practices that exist in this hadits still live in the midst of society students to this day. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free AL-BANJARI, hlm. 43-74 Vol. 16, Juli-Desember 2017 ISSN Print 1412-9507 ISSN Online 2527-6778 Url DOI TRADISI MENGHIDUPKAN MALAM NISHFU SYAโBAN DI KALANGAN MAHASISWA DI KABUPATEN JEMBER STUDI KRITIK SANAD, MATAN DAN LIVING SUNNAH Arbain Nurdin Program Studi Pendidikan Agama Islam IAIN Jember, Jawa Timur arbainnurdin86 Abstract Hadis is the second source of law after the Qur'an, many values or teachings express or implied in the hadis. Among them are the hadith about nishfu Syaโban narrated by Ibnu Majah. In this paper discussed three aspects namely the power of hadis sanad, the meaning of hadis and actualization of the hadis in the midst of society Living sunnah. Based on the results of the research, it is found that this hadis is weak because there are among the narrators who are considered to have hadis critics as counterfeiters of hadis. While matan hadis implicitly does not conflict with syariโah of Islam. And the practices that exist in this hadis still live in the midst of society students to this day. Keywords Tradisi, Nishfu Syaโban, Sanad, Matan, Living Sunnah Pendahuluan Hadis sebagai sumber hukum Islam kedua yang berfungsi menjelaskan apa yang tidak ada di dalam ayat suci al-Qurโan, serta berfungsi sebagai contoh keteladan Nabi Muhammad SAW karena semua apa yang dikatakan, yang dilakukan dan diputuskan oleh Nabi SAW merupakan sebuah dalil yang dapat dijadikan hujjah atau pedoman dasar hukum ibadah. Salah satu hadis yang sering masyarakat jadikan pedoman dalam melakukan ibadah adalah hadis yang berkenaan dengan malam nishfu syaโban yang diriwiyatkan oleh Ibnu Majah berikut ini ๎๎๎บ๎๎๎๎๎จ๎๎๎๎บ๎ฆ๎๎๎ ๎๎บ๎๎ข๎๎๎บ๎๎ฅ๎ฆ๎ ๎๎ขญ๎๎๎๎ฆ๎๎บ๎ป๎๎ข๎๎๎ ๎๎ผ๎ฆ๎๎ฑ๎๎๎ณ๎ฆ๎ ๎๎พ๎๎ฆ๎๎๎๎ข๎๎ผ๎๎บ๎ฏ๎๎พ๎๎ท๎๎๎ ๎๎พ๎๎ ๎๎ฌ๎ฆ๎๎ ๎๎ด๎๎๎๎๎บ๎๎ฅ๎๎๎บ๎๎๎๎ซ๎ฆ๎๎ข๎๎ผ๎๎บ๎ฏ๎๎พ๎๎ท๎๎๎กฆ๎๎๎พ๎๎ฆ๎๎๎๎๎บ๎๎ฅ๎๎๎จ๎๎ ๎๎๎ข๎๎ ๎๎ท๎๎๎บ๎๎๎๎๎พ๎๎ธ๎๎๎ฐ๎๎๎บ๎๎ฅ๎๎๎ถ๎๎ ๎๎ฟ๎ฆ๎๎๎๎บ๎ฅ๎๎ค๎๎๎ค๎๎ณ๎ข๎๎๎ ๎๎บ๎๎ข๎๎๎บ๎๎ฅ๎๎๎ ๎๎ด๎๎๎๎๎บ๎๎๎๎๎พ๎๎ ๎๎ฅ๎๎ข๎๎๎บ๎๎๎๎๎๎๎จ๎๎ ๎๎ณ๎๎๎บ๎๎ฅ๎๎๎๎๎ข๎๎ฆ๎๎ ๎๎๎๎๎บ๎๎ท๎ ๎๎ฆ๎๎๎๎๎ผ๎ณ๎ฆ๎๎๎จ๎๎ด๎๎บ๎ ๎๎ณ๎ ๎๎ช๎๎ป๎ข๎๎ฏ๎๎ฆ๎๎ฏ๎๎ค๎๎๎๎๎ถ๎๎ด๎๎๎ ๎๎๎๎๎พ๎๎ ๎๎ด๎๎๎๎๎กฆ๎๎๎ ๎ด๎๎๎๎๎กฆ๎ ๎๎พ๎๎ ๎๎๎๎ฐ๎ ๎๎พ๎ข๎๎ซ๎๎๎ ๎๎พ๎ข๎๎ซ AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 ๎๎๎๎๎ค๎๎ณ๎๎ข๎๎ ๎๎บ๎ ๎๎ง๎ ๎๎พ๎๎๎๎ผ๎๎บ๎ ๎๎๎กฆ๎๎๎๎๎๎๎ง๎๎๎ข๎๎ฟ๎๎ฐ๎ข๎๎ ๎๎บ๎ป๎๎ฆ๎ ๎๎ท๎๎ ๎๎๎๎๎๎ข๎๎ ๎๎ด๎๎บ๎ ๎๎ณ๎๎ฆ๎๎ ๎๎ท๎๎ ๎๎ฌ๎๎บ๎ง๎๎๎ข๎๎ ๎๎บ๎ป๎๎พ๎ณ๎ฆ๎๎๎ ๎ข๎๎๎ฉ๎๎๎๎๎ค๎ ๎๎๎๎ธ๎๎๎ณ๎ฆ๎ ๎๎ง๎๎๎๎๎ฏ๎ ๎๎ ๎๎ข๎๎๎พ๎๎ ๎๎ง๎ข๎๎๎๎๎๎ง๎๎ ๎
๎ด๎๎บ๎ฌ๎๎บ๎ฆ๎๎ท๎ ๎๎ ๎๎ข๎๎๎พ๎๎ซ๎๎ฑ๎๎ฐ๎๎๎๎ง๎๎๎ผ๎๎ฑ๎๎๎๎บ๎ฌ๎๎๎๎ท๎ ๎๎ ๎๎ข๎๎๎พ๎๎ณ๎ ๎๎๎๎จ๎๎ฃ๎๎๎๎ง๎ ๎๎
๎๎๎๎๎จ๎๎ค๎๎บ๎ฌ๎๎๎๎ท๎๎๎บ๎๎ท๎ ๎๎ ๎๎ข๎ ๎๎พ๎๎ ๎๎ฌ๎๎บ๎ ๎๎บ๎ง๎๎ฆ๎๎๎พ๎ณ๎ข๎ท๎๎บ๎ฅ๎ฆ๎๎ฝ๎ฆ๎๎ฐ๎๎๎๎๎๎๎๎ด๎๎จ๎ณ๎ฆ๎๎๎๎๎ด๎๎๎๎ ๎ ๎๎๎๎ท๎๎ฆ๎๎๎๎ฏ๎ ๎๎ ๎๎ข๎Artinya Menceritakan kepada kami Hasan bin Ali al-Khallal, menceritakan kepada kami Abd. Razzaq, memberitakan kepada kami Ibnu Abi Sabrah, dari Ibrahim bin Muhammad, dari Muโawiyah bin Abdullah bin Jaโfar, dari Ayahnya, dari Ali Bin Abi Tholib, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda โBila datang malam nishfu Syaโban maka lakukanlah Qiyam Lail dan puasa pada siang harinya, karena ketika matahari terbenam Allah turun pada malam itu ke langit dunia dan berkata, โAdakah yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuninya, adakah yang memohon rezki, niscaya Aku akan memberikannya, adakah yang tertimpa penyakit, niscaya Aku akan menyembuhkannya, adakahโฆ, adakahโฆ hingga terbit fajar.โ Secara eksplisit hadis ini sangat menarik, apabila melihat isi matan yang luar biasa, karena jika datang malam nishfuSyaโban maka Allah akan mengabulkan segala macam doโa hamba-Nya di dunia. Dan Rasul pun menghidupkan malam tersebut dengan sholat malam serta berpuasa dikeesokan harinya. Namun masyarakat secara umum akan percaya hadis tersebut, karena sangat tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam secara umum. Oleh karena setiap malam nishfuSyaโban semua umat Islam beramai-ramai menghidupkan malam tersebut dengan amalan-amalan seperti membaca surat yasin 3x dan lain sebagainya. Pada saat bulan Syaโban tiba, banyak amalan yang dilakukan umat muslim khususnya di Indonesia, antara lain berpuasa. Apalagi jika pertengahan bulan Syaโban masyarakat berbondong-bondong pergi ke masjid/mushalla/langgar untuk melakukan kegiatan ibadah shalat maghrib berjamah dan dilanjutkan dengan membaca surat yasin 3x dan keesokan harinya melaksanakan ibadah puasa nishfuSyaโban. Kegiatan semacam ini terus berlangsung setiap tahunnya, dan lebih giat lagi jika diadakan sembari menyiapkan acara-acara lain seperti tari-tarian, serta mendatangkan daโi Ibn Majah, Sunan Ibnu Majah, Kairo Dar Al-Hadis, Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam kondang untuk memberikan ceramah agama berkaitan dengan keistimewaan bulan Syaโban terutama di hari nishfuSyaโban. Asumsi dasar yang terlihat dari semua kegiatan tersebut adalah bahwa kegiatan menghidupkan malam nishfuSyaโban merupakan kegiatan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW karena di dalam hadis ada penjelasan seperti itu, akan tetapi hal itu perlu dipertanyakan kembali dikarenakan tidak semua hadis dapat dijadikan pedoman ataupun rujukan hukum ibadah. Berdasarkan fakta dan asumsi di atas, maka perlu kiranya diadakan penelitian mengenai sunnah yang hidup ditengah-tengah masyarakat khususnya berkenaan dengan amalan di malam nishfuSyaโban. Berdasarkan fakta tersebut, menarik bagi peneliti untuk melakukan penelitian terhadap hadis tersebut baik pada sanad, matan maupun penelitian di tengah-tengah masyarakat khususnya pada kalangan mahasiswa di Kabupaten Jember. Pembahasan Kajian Kritik Sanad Mengawali kajian sanad, peneliti men-takhrij hadis yang akan dibahas dengan melacak kata kunci syaโban dalam al-Muโjam al-Mufahras li Alfadz al-Hadis al-Nabawy, ditemukan ada 35 kata syaโban. Selanjutnya peneliti melacak kembali dalam al-Muโjam kata kunci nishfu Syaโban, dan peneliti menemukan ada 7 hadis dengan jalur sanad yang khusus berbicara tentang nisfhu Syaโban. Hadis-hadis yang berbicara tentang nisfhu Syaโban ini ditemukan dalam berbagai kitab dengan redaksi sebagai berikut a. Sunan Ibnu Majah 191 Takhrij al-hadis adalah kegiatan penelusuran atau pencarian hadis pada berbagai kitab rujukan sebagai sumber asli dari hadis yang bersangkutan. Dalam kitab sumber tersebut dikemukakan secara lengkap sanad dan matan hadis. Lihat M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi Cet. I; Jakarta Bulan Bintang, 1993, 43. Terkait kegiatan takhrij al-hadis, terdapat metodologi yang bervariasi, yakni; 1 berdasarkan lafaz pertama matan hadis; 2 berdasarkan lafaz dalam matan hadis; 3 berdasarkan tema al-mawdluโi; 4 berdasarkan periwayat pertama al-rawi al-awwal; dan 5 berdasarkan status hadis. Lihat Abu Muhammad Abd al-Hadi bin Abd al-Qadir bin al-Hadi, Turuq Takhrij Hadis Rasulillah Mesir Dar al-Fikr, 23-26. Lihat pula Mahmud Tahhan, Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-Asanid Beirut al-Matbaโah al-Arabiyyah, 1978 9-10, selanjutnya dibandingkan dengan M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, 46-49, yang menyatakan bahwa takhrij al-hadis terbagi menjadi dua, yakni bi al alfadz dan bi al-mawdluโi. Wensinck, al-Muโjam al-Mufahras li Alfadz al-Hadis al-Nabawi, Leiden Brill, 1936 AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 ๎๎๎บ๎๎๎๎๎จ๎๎๎๎บ๎ฆ๎๎๎ ๎๎บ๎๎ข๎๎๎บ๎๎ฅ๎ฆ๎ ๎๎ขญ๎๎๎๎ฆ๎๎บ๎ป๎๎ข๎๎๎ ๎๎ผ๎ฆ๎๎ฑ๎๎๎ณ๎ฆ๎ ๎๎พ๎๎ฆ๎๎๎๎ข๎๎ผ๎๎บ๎ฏ๎๎พ๎๎ท๎๎๎ ๎๎พ๎๎ ๎๎ฌ๎ฆ๎๎ ๎๎ด๎๎๎๎๎บ๎๎ฅ๎๎๎บ๎๎๎๎ซ๎ฆ๎๎ข๎๎ผ๎๎บ๎ฏ๎๎พ๎๎ท๎๎๎ค๎๎ณ๎ข๎๎๎ ๎๎บ๎๎ข๎๎๎บ๎๎ฅ๎๎๎ ๎๎ด๎๎๎๎๎บ๎๎๎๎๎พ๎๎ ๎๎ฅ๎๎ข๎๎๎บ๎๎๎๎๎๎๎จ๎๎ ๎๎ณ๎๎๎บ๎๎ฅ๎๎๎กฆ๎๎๎พ๎๎ฆ๎๎๎๎๎บ๎๎ฅ๎๎๎จ๎๎ ๎๎๎ข๎๎ ๎๎ท๎๎๎บ๎๎๎๎๎พ๎๎ธ๎๎๎ฐ๎๎๎บ๎๎ฅ๎๎๎ถ๎๎ ๎๎ฟ๎ฆ๎๎๎๎บ๎ฅ๎๎ค๎๎ ๎๎พ๎ข๎๎ซ๎๎๎๎๎ข๎๎ฆ๎๎ ๎๎๎๎๎บ๎๎ท๎ ๎๎ฆ๎๎๎๎๎ผ๎ณ๎ฆ๎๎๎จ๎๎ด๎๎บ๎ ๎๎ณ๎ ๎๎ช๎๎ป๎ข๎๎ฏ๎๎ฆ๎๎ฏ๎๎ค๎๎๎๎๎ถ๎๎ด๎๎๎ ๎๎๎๎๎พ๎๎ ๎๎ด๎๎๎๎๎กฆ๎๎๎ ๎ด๎๎๎๎๎กฆ๎ ๎๎พ๎๎ ๎๎๎๎ฐ๎ ๎๎พ๎ข๎๎ซ๎๎๎ข๎๎ ๎๎บ๎ป๎๎พ๎ณ๎ฆ๎๎๎ ๎ข๎๎๎ฉ๎๎๎๎๎ค๎ ๎๎๎๎ธ๎๎๎ณ๎ฆ๎ ๎๎ง๎๎๎๎๎๎ค๎๎ณ๎๎ข๎๎ ๎๎บ๎ ๎๎ง๎ ๎๎พ๎๎๎๎ผ๎๎บ๎ ๎๎๎กฆ๎๎๎๎๎๎๎ง๎๎๎ข๎๎ฟ๎๎ฐ๎ข๎๎ ๎๎บ๎ป๎๎ฆ๎ ๎๎ท๎๎ ๎๎๎๎๎๎ข๎๎ ๎๎ด๎๎บ๎ ๎๎ณ๎๎ฆ๎๎ ๎๎ท๎๎ ๎๎ฌ๎๎บ๎ง๎๎๎บ๎ฌ๎๎๎๎ท๎๎๎บ๎๎ท๎ ๎๎ ๎๎ข๎ ๎๎พ๎๎ ๎๎ฌ๎๎บ๎ ๎๎บ๎ง๎๎ฆ๎๎๎๎ฏ๎ ๎๎ ๎๎ข๎๎๎พ๎๎ ๎๎ง๎ข๎๎๎๎๎๎ง๎๎ ๎
๎ด๎๎บ๎ฌ๎๎บ๎ฆ๎๎ท๎ ๎๎ ๎๎ข๎๎๎พ๎๎ซ๎๎ฑ๎๎ฐ๎๎๎๎ง๎๎๎ผ๎๎ฑ๎๎๎๎บ๎ฌ๎๎๎๎ท๎ ๎๎ ๎๎ข๎๎๎พ๎๎ณ๎ ๎๎๎๎จ๎๎ฃ๎๎๎๎ง๎ ๎๎
๎๎๎๎๎จ๎๎ค๎๎๎๎๎๎๎ด๎๎จ๎ณ๎ฆ๎๎๎๎๎ด๎๎๎๎ ๎ ๎๎๎๎ท๎๎ฆ๎๎๎๎ฏ๎ ๎๎ ๎๎ข ๎ข๎๎ผ๎๎บ๎ฏ๎๎พ๎๎ท ๎๎๎จ๎๎พ๎๎ฆ๎๎๎๎๎๎บ๎๎ฅ๎๎๎๎พ๎๎ฆ๎๎๎๎๎๎๎ก๎ฆ๎๎๎๎ ๎๎๎ฆ๎๎๎๎๎ฌ๎ฆ ๎ ๎๎๎พ๎๎ธ๎๎๎ฐ๎๎๎๎๎๎บ๎๎ฅ๎๎๎๎พ๎๎ฆ๎๎๎๎๎๎ฎ๎๎ด๎๎ธ๎๎ณ๎ฆ๎๎ ๎๎ฅ๎๎ข๎๎๎๎๎๎ฐ๎๎ฅ ๎๎๎ ๎๎ ๎ข๎๎ซ๎ ๎๎ข๎๎ผ๎๎บ๎ฏ๎๎พ๎๎ท ๎๎๎พ๎ ๎๎๎๎ ๎๎๎๎บ๎๎ฅ๎๎๎๎๎๎๎ฐ๎ข๎๎ฟ ๎๎๎ขญ๎๎๎๎ฆ๎๎บ๎ป๎๎ข๎ ๎ ๎๎๎ซ๎ข๎๎ด๎๎ท ๎๎๎บ๎๎๎ ๎ ๎๎๎๎๎๎น๎๎๎๎บ๎๎ฅ๎๎๎๎บ๎๎ข๎๎๎๎๎๎๎ฐ๎๎ฏ ๎๎๎บ๎๎๎ ๎ ๎๎๎จ๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎บ๎๎ ๎๎๎จ๎๎๎๎๎ข๎๎ ๎๎๎พ๎๎ฆ๎๎ด๎๎๎๎ข๎๎๎ช๎๎ณ๎๎๎๎ผ๎๎ง๎๎๎๎๎จ๎๎ด๎๎บ๎ ๎๎ณ๎๎๎ฉ๎ฆ๎๎ฏ๎๎๎ถ๎๎ด๎๎๎๎๎๎๎พ๎๎ ๎๎ด๎๎๎๎๎๎ก๎ฆ๎๎ ๎๎ด๎๎๎๎๎๎๎๎ผ๎ณ๎ฆ๎๎๎ฉ๎๎พ๎๎ฌ๎๎บ๎ง๎๎๎ ๎๎ช๎๎ณ๎ข๎๎ซ๎๎๎๎๎๎๎ค๎๎๎พ๎๎๎๎ข๎๎ฐ๎๎๎๎๎ง๎ฆ๎๎ฐ๎๎๎๎ ๎๎ฌ๎๎ฆ๎๎ณ๎๎ขช๎๎๎ ๎๎ฟ๎๎ฆ๎๎ฏ๎๎๎๎ง๎๎ ๎๎๎พ๎ข๎๎ฌ๎๎บ๎ง๎๎๎๎๎ ๎ข๎๎ธ๎๎๎ณ๎ฆ" ๎๎๎จ๎๎๎๎๎ข๎๎๎๎๎ขฎ ๎๎๎๎๎ข๎๎๎๎๎ง๎ข๎๎๎ฃ๎ ๎๎ช๎๎ผ๎๎ฏ๎๎ข๎๎๎๎๎ฎ๎๎ป๎๎ข๎๎๎ช๎๎ผ๎๎บ๎ผ๎๎๎ ๎๎๎๎๎ฐ๎๎ณ๎๎๎๎๎ ๎๎ฎ๎๎ณ๎๎ฏ๎ ๎๎บ๎๎ข๎๎ท๎๎๎ ๎๎ช๎๎ด๎๎บ๎ซ๎๎๎พ๎๎ซ๎๎๎ ๎๎ช๎๎ณ๎ข๎๎ซ๎๎๎๎
๎๎๎พ๎๎ณ๎ ๎๎๎๎ฐ๎๎๎ ๎๎ฎ๎๎ ๎๎ด๎๎๎๎๎๎ก๎ฆ๎ ๎๎ฆ๎ ๎๎๎น๎๎๎ด๎๎บ๎ ๎๎ณ๎ ๎๎พ๎๎๎๎ผ๎๎บ๎ ๎ ๎๎๎ข๎๎ ๎๎บ๎ซ๎๎๎๎ก๎ฆ๎๎๎๎๎ค๎๎
๎๎๎ ๎๎พ๎ข๎๎ฌ๎๎บ๎ง๎๎๎ ๎๎ฎ๎๎๎ข๎๎๎๎ป๎ ๎๎๎๎ ๎๎บ๎ฅ๎ ๎๎ช๎๎ ๎๎บ๎ซ๎๎ข๎ ๎๎๎๎ค๎๎๎๎ข๎๎ฆ๎๎ ๎๎๎ ๎๎บ๎๎ท๎ ๎๎ฆ๎๎๎๎๎ผ๎ณ๎ฆ๎๎๎จ๎๎๎ค๎๎ด๎๎ฏ๎๎๎ถ๎๎ผ๎๎ฃ๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎ฎ๎๎พ๎๎๎๎๎บ๎๎ท๎๎๎๎๎บ๎ฐ๎๎ฏ๎๎๎ ๎๎๎๎๎จ๎๎ค๎๎บ๎ ๎๎บ๎ง๎๎๎๎ข๎๎ ๎๎บ๎ป๎๎พ๎ณ๎ฆ๎๎๎ ๎ข๎๎ธ๎๎๎ณ๎ฆ" ๎๎ข๎๎ผ๎๎บ๎ฏ๎๎พ๎๎ท ๎๎๎พ๎๎๎ฆ๎๎ฐ๎๎๎๎บ๎๎ฅ๎๎๎๎พ๎ ๎๎ ๎๎๎๎๎๎บ๎๎ฅ๎๎๎๎พ๎๎๎ฆ๎๎ฐ๎๎๎๎ ๎๎ด๎๎ท๎๎๎ณ๎ฆ ๎ข๎๎ผ๎๎บ๎ฏ๎๎พ๎๎ท๎ ๎ ๎๎๎พ๎ ๎๎ณ๎๎ ๎๎ณ๎ฆ ๎๎๎บ๎๎๎ ๎ ๎๎๎บ๎๎ฅ๎ฆ๎๎๎๎จ๎๎ ๎ ๎๎๎ฎ ๎๎๎๎๎บ๎๎ ๎๎๎ฝ๎ข๎๎ธ๎๎๎ณ๎ฆ๎๎๎๎บ๎๎ฅ๎๎๎๎บ๎๎๎ป๎๎ข ๎๎๎บ๎๎๎๎ ๎๎๎ฝ๎ข๎๎ธ๎๎๎ณ๎ฆ๎๎๎๎บ๎๎ฅ๎๎๎๎พ๎๎ฆ๎๎๎๎๎๎บ๎๎๎ง๎๎๎ณ๎ฆ๎๎๎๎บ๎๎ฅ๎๎๎๎ง๎๎ฑ๎๎๎๎ ๎๎๎บ๎๎๎๎ ๎๎๎บ๎๎ข๎๎ ๎๎๎ ๎๎ท๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎ ๎ฆ ๎๎๎พ๎ข๎๎ซ๎๎๎ถ๎๎ด๎๎๎๎๎๎๎พ๎๎ ๎๎ด๎๎๎๎๎๎ก๎ฆ๎๎ ๎๎ด๎๎๎๎๎๎ก๎ฆ๎ ๎๎พ๎ ๎๎๎๎ฐ๎ ๎๎บ๎๎๎๎" ๎๎๎๎๎ค๎๎๎๎จ๎๎ด๎๎บ๎ ๎๎ณ๎ ๎๎ฟ๎๎๎๎๎ด๎๎๎๎ ๎๎ณ๎๎๎๎ก๎ฆ๎๎๎บ๎๎ท๎ข๎๎๎๎ท๎๎๎๎๎ข๎๎๎ฝ๎๎๎๎๎๎ธ๎๎ณ๎ ๎๎ ๎๎ค๎๎๎พ๎๎ฌ๎๎ด๎๎ป๎๎๎๎ ๎๎ธ๎๎๎ช๎๎๎๎๎จ๎๎ค๎๎บ๎ ๎๎บ๎ง๎๎๎๎๎๎ข๎๎ฆ๎๎ ๎๎๎๎๎บ๎๎ท๎๎๎ฆ๎๎๎๎๎ผ๎ณ๎ฆ" b. Sunnan Tirmidzi, bab shaum, no hadis 28/739 ๎ข๎๎ผ๎๎บ๎ฏ๎๎พ๎๎ท ๎๎๎พ๎๎๎ง๎๎ข๎๎๎๎บ๎๎ฅ๎๎๎๎๎ ๎๎ผ๎๎ท ๎ข๎๎ผ๎๎บ๎ฏ๎๎พ๎๎ท๎ ๎ ๎๎๎พ๎ ๎๎๎๎ ๎๎๎๎บ๎๎ฅ๎๎๎๎๎๎๎ฐ๎ข๎๎ฟ ๎๎๎๎๎ขญ๎๎๎๎บ๎ฆ๎๎ป๎๎ข ๎๎๎ซ๎ข๎๎ด๎๎๎ซ๎ฆ๎๎๎๎บ๎๎ฅ๎๎๎๎จ๎ข๎๎๎๎ฐ๎๎ข ๎๎๎๎๎บ๎๎ ๎๎๎๎๎๎น๎๎๎๎บ๎๎ฅ๎๎๎๎บ๎๎ข๎๎๎๎๎๎๎ฐ๎๎ฏ ๎๎๎บ๎๎๎๎ ๎๎๎จ๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎บ๎๎๎๎ ๎๎๎จ๎๎๎๎๎ข๎๎ ๎๎๎ช๎๎ณ๎ข๎๎ซ๎๎๎๎๎ ๎๎ด๎๎๎๎๎๎ก๎ฆ๎ ๎๎พ๎ ๎๎๎๎ฐ๎๎๎ฉ๎๎พ๎๎ฌ๎๎บ๎ง๎๎ Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam ๎๎๎๎ ๎๎ฌ๎๎ฆ๎๎ณ๎๎ขช๎๎๎ ๎๎ฟ๎๎ฆ๎๎ฏ๎๎๎๎ง๎๎๎ช๎๎ณ๎๎๎๎ผ๎๎ง๎๎๎๎
๎จ๎๎ด๎๎บ๎ ๎๎ณ๎๎๎ถ๎๎ด๎๎๎๎๎๎๎พ๎๎ ๎๎ด๎๎๎๎๎๎ก๎ฆ ๎๎๎ฆ๎ ๎๎๎น๎๎๎๎๎ข๎๎๎๎๎ง๎ข๎๎๎ฃ๎ ๎๎ช๎๎ผ๎๎ฏ๎๎ข๎๎
๎๎๎๎๎พ๎ข๎๎ฌ๎๎บ๎ง๎๎๎๎๎บ๎ฅ๎๎๎ช๎๎ ๎๎บ๎ซ๎๎ข๎๎๎ฎ๎๎ป๎๎ข๎๎๎ช๎๎ผ๎๎บ๎ผ๎๎๎ ๎๎๎๎๎ค๎๎๎๎๎๎ก๎ฆ๎๎๎พ๎ ๎๎๎๎ฐ๎๎๎ขฎ๎๎๎๎๎ช๎๎ด๎๎บ๎ซ๎๎
๎๎๎๎๎พ๎๎ณ๎ ๎๎๎๎ฐ๎๎๎๎๎ฎ๎๎ ๎๎ด๎๎๎๎๎๎ก๎ฆ๎๎๎๎๎ฎ๎๎๎ข๎๎๎๎ป๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎ค๎๎
๎๎๎ ๎๎พ๎ข๎๎ฌ๎๎บ๎ง ๎๎๎๎๎จ๎๎ค๎๎บ๎ ๎๎บ๎ง๎๎๎๎ข๎๎ ๎๎บ๎ป๎๎พ๎ณ๎ฆ๎๎๎ ๎ข๎๎ธ๎๎๎ณ๎ฆ๎ ๎๎๎๎ค๎๎๎๎ข๎๎ฆ๎๎ ๎๎๎๎๎บ๎๎ท๎ ๎๎ฆ๎๎๎๎๎ผ๎ณ๎ฆ๎๎๎จ๎๎ด๎๎บ๎ ๎๎ณ๎๎๎พ๎๎๎๎ผ๎๎บ๎ ๎๎๎ฒ๎๎ณ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ก๎ฆ๎๎๎ค๎๎ด๎๎ฏ๎๎๎ถ๎๎ผ๎๎ฃ๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎ฎ๎๎พ๎๎๎๎๎บ๎๎ท๎๎๎๎๎บ๎ฐ๎๎ฏ๎๎๎ " c. Musnad Ahmad ibnu Hanbal 6642 ๎๎ข๎๎ผ๎๎บ๎ฏ๎๎พ๎๎ท๎๎๎๎บ๎๎๎๎ท๎๎ข๎๎ผ๎๎บ๎ฏ๎๎พ๎๎ท๎๎๎บ๎๎๎ง๎๎๎ณ๎ฆ๎๎๎พ๎๎ฆ๎๎๎ ๎๎บ๎๎ข๎ ๎๎บ๎๎๎๎๎๎กฆ๎๎๎พ๎๎ฆ๎๎๎๎๎บ๎๎ฅ๎๎๎ ๎ ๎๎ท๎๎ข๎๎ผ๎๎บ๎ฏ๎๎พ๎๎ท๎๎๎๎จ๎๎ ๎๎บ๎ ๎๎๎ฎ๎๎๎บ๎๎ฅ๎ฆ๎๎๎๎๎ค๎๎๎ฒ๎๎ณ๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎กฆ๎๎๎๎๎ด๎๎๎๎ ๎๎๎๎พ๎ข๎๎ซ๎๎กจ๎๎๎กฆ๎ ๎๎พ๎๎ ๎๎๎๎ฐ๎๎๎๎๎ข๎๎๎๎๎๎๎ธ๎๎๎๎๎บ๎ฅ๎๎๎กฆ๎๎๎พ๎๎ฆ๎๎๎๎๎บ๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎ด๎๎ฆ๎๎ซ๎ฆ๎๎๎๎๎ข๎๎ฆ๎๎ ๎๎๎๎๎บ๎๎ท๎ ๎๎ฆ๎๎๎๎๎ผ๎ณ๎ฆ๎๎๎จ๎๎ด๎๎บ๎ ๎๎ณ๎๎๎พ๎๎ฌ๎๎ด๎๎ป๎๎๎๎๎๎จ๎๎บ๎ป๎๎๎ฒ๎๎ซ๎ข๎๎ซ๎๎๎๎๎บ๎๎ท๎ข๎๎๎๎ท๎๎๎๎๎๎บ๎ผ๎๎บ๎ฏ๎๎ ๎ ๎๎ ๎๎ค๎๎๎ฝ๎๎ฎ๎ข๎๎ฆ๎๎ ๎๎ณ๎๎๎๎๎จ๎๎ค๎๎บ๎ ๎๎บ๎ง d. Abdullah ibn Abdurrahman ad-Darimi, 23 ๎ข๎๎ผ๎๎บ๎ฏ๎๎พ๎๎ท ๎๎๎ข๎๎ฆ๎๎๎๎ ๎ฆ๎๎๎๎บ๎๎ฅ๎๎๎๎ซ๎๎๎๎จ๎๎ณ๎ฆ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ธ๎๎ณ๎ฆ ๎๎๎๎๎๎๎บ๎ฆ๎๎ป๎๎ข๎ ๎๎ ๎๎พ๎ข๎๎ซ๎ ๎ ๎๎๎บ๎๎ฅ๎ฆ๎๎๎๎ค๎๎ฟ๎๎ ๎๎๎บ๎๎๎ ๎ ๎๎๎ธ๎๎๎๎๎๎๎๎๎บ๎๎ฅ๎๎๎๎ช๎๎ฐ๎ข๎๎๎ซ๎ฆ ๎๎๎บ๎๎๎๎ ๎๎๎พ๎๎ฆ๎๎๎๎๎๎ฎ๎๎ด๎๎ธ๎๎ณ๎ฆ ๎๎๎บ๎๎๎๎ ๎๎๎ค๎๎ ๎๎๎๎ท๎๎๎๎บ๎๎ฅ๎๎๎๎บ๎๎ข๎๎๎๎ช๎๎ฐ๎ข๎๎๎ซ๎ฆ๎๎๎บ๎๎๎๎ ๎๎๎ถ๎๎๎ข๎๎ฌ๎๎ณ๎ฆ๎๎๎๎บ๎๎ฅ๎๎๎๎พ๎๎ธ๎๎๎ฐ๎๎๎๎บ๎๎ฅ๎๎๎๎บ๎๎ข๎๎๎๎๎๎ฐ๎๎ฅ ๎๎๎บ๎๎๎๎ ๎๎๎พ๎ ๎๎ฅ๎๎ข ๎๎๎บ๎๎๎ ๎๎๎๎ข๎๎ ๎๎๎พ๎๎๎ธ๎๎ ๎๎๎ฝ๎๎๎พ๎๎ณ๎ ๎๎บ๎๎๎๎ ๎๎๎บ๎๎ข๎๎๎๎๎๎ฐ๎๎ฅ ๎๎๎๎๎๎ผ๎ณ๎ฆ๎๎๎๎๎ข๎๎๎๎๎พ๎๎ผ๎๎๎๎๎๎ก๎ฆ๎ ๎๎ ๎๎๎๎ฐ๎๎๎พ๎ข๎๎ซ๎๎๎๎๎ถ๎๎ด๎๎๎๎๎๎๎พ๎๎ ๎๎ด๎๎๎๎๎๎ก๎ฆ๎๎ ๎๎ด๎๎" ๎๎๎๎๎๎ข๎๎ฆ๎๎ ๎๎๎๎๎บ๎๎ท๎ ๎๎ฆ๎๎๎๎๎ผ๎ณ๎ฆ๎๎๎จ๎๎ด๎๎บ๎ ๎๎ณ๎ ๎๎๎ข๎๎ ๎๎บ๎ซ๎๎๎ ๎๎ฝ๎๎ฐ๎ข๎๎ฆ๎๎บ๎ซ๎๎ข๎๎ผ๎๎บ๎ฅ๎๎ฐ๎๎๎พ๎๎๎๎ผ๎๎บ๎ ๎๎๎บ๎๎ท๎ข๎๎๎๎ท๎๎๎๎๎๎ก๎๎ขช๎๎๎ฝ๎๎๎๎๎๎ธ๎๎ณ๎๎ ๎๎ค๎๎๎๎๎จ๎๎บ๎ป๎๎๎๎ฒ๎๎ฐ๎๎ณ๎๎๎๎๎จ๎๎ค๎๎บ๎ ๎๎บ๎ง" ๎๎ฐ๎ ๎ท๎ฐ๎ฆ๎พ๎ณ๎ฆ๎๎ฝ๎ฆ๎๎Selanjutnya peneliti akan melalukan iโtibar terhadap beberapa hadis yang memiliki kemiripan dengan hadis yang peneliti kaji yaitu hadis nisfhu Syaโban dari periwayatan Ibnu Majah. Berdasarkan uraian jalur sanad di atas berikut akan di tampilkan skema sanad hadis dari jalur Ibn Majah, Tirmidzi, Ahmad ibn Hanbal dan Darimi AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 Muhammad ibn Abdil Malik Abu Bakar Abdirrahman ibn Rasid ibn Saโid ibn Rasid ar-RamliAbdatub ibn Abdillah al-Khuzai Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam Abi Abdirrahman al-Hubuliyyi Qosim ibn Muhammad ibn Abi Bakar Asbaghu ibn Faroji al-Misri AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 Pada jalur Rawi Aisyah terdapat nama perawi yang kedudukan perawinya dhoif yaitu Hajjaj, berdasarkan penelusuran peneliti pada aplikasi disebutkan bahwa Hajjaj adalah orang yang tidak kuat, banyak kesalahan dan tadlis serta marratan dhoif. Dan jalur ini dimukhharijul oleh dua perawi yaitu jalur Ibnu Majah dan at-Tirmidzi. Oleh karena itu hadis pada jalur ini tidak dapat menjadi penguat hadis Ibnu Majah yang diriwayatkan oleh Ali ibn Abi Thalib. Pada jalur rawi Abi Musa al-Asyari terdapat nama perawi yang tidak kenal, dan Ibn Hajar asQolani menyebutkan di dalam aplikasi web bahwa ad-Dhahaki ibn Aiman ini orang yang majhul. oleh karena itu, hadis pada jalur ini tidak bisa dijadikan penguat atau pendamping hadis ibnu Majah yang diriwayatkan oleh Ali ibn Abi Thalib. Pada jalur rawi Abi Bakar, terdapat nama perawi yang dinilai sebagai munkirul hadis jiddan, serta seseorang yang tidak diketahui. Ini disampaikan oleh kritikus hadis seperti Abu Bakar alBazzar dan Abu Hatim ibn Hibban di dalam aplikasi web Oleh karena itu hadis ini tidak bisa menjadi penguat bagi jalur hadis yang diriwayatkan oleh Ali ibn Abi Thalib. Pada jalur rawi Abdullah ibn โAmru terdapat nama perawi yang dikategorikan seorang dhoif berdasarkan penilaian kritikus hadis di dalam aplikasi web perawi tersebut ialah Ibn Lahiโata yang dikritik oleh Abu Hatim Ar-Razi sebagai seorang yang dhoif. Oleh karena itu jalur sanad ini tidak bisa dijadikan penguat bagi jalur sanad dari rawi Ali Ibn Abi Thalib. Setelah melakukan iโtibar jalur sanad di atas, peneliti selanjutnya menguraikan beberapa perawi hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah di atas adalah sebagai berikut Ibnu Majah, Hasan bin Ali al-Khallal, Abd. Ar-Razzaq, Ibnu Abi Sabrah, Ibrahim bin Muhammad, Muโawiyah bin Abdullah bin Jaโfar, Abu Muโawiyah, dan Ali bin Abi Thalib. Adapun biografi masing-masing perawi, analisis kebersambungan sanad, kualitas pribadi dan kapasitas intelektual perawi, serta terbebasnya sanad tersebut dari syadz dan โillat akan diuraikan berikut ini Kualitas Pribadi dan Kapasitas Intelektual Perawi a. Ibnu Majah Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam Ibnu Majah memiliki nama lengkap Muhammad ibn Yazรญd al-Rabaโiy. Beliau yang juga dikenal dengan nama Abu Abdullah ibn Majah al-Qazwรญnรญ ini memiliki kitab Sunan dan sering melakukan perjalanan jauh. Namanya dikenal di Khurasan, Irak, Hijaz, Mesir, Syam dan beberapa negara lainnya Riwayat lain menyatakan bahwa Ibnu Majah pernah melakukan perjalanan ke Urak, Basrah, Kufah, Baghdad, Mekkah, Syam dan Mesir. Ibnu Majah dilahirkan pada tahun 209 H dan wafat pada hari Senin kemudian dimakamkan pada hari Selasa tepat delapan hari terakhir bulan Ramadhan tahun 273 H. Berdasarkan keterangan al-Mizzi, Ibnu Majah mencapai usia 64 tidak memberikan keterangan tentang jumlah guru Ibnu Majah serta siapa saja gurunya. Keterangan lebih lengkap tentang jumlah guru Ibnu Majah, peneliti temukan dalam CD Maktabah al-Aโlam wa al-Tarajim. Jumlah guru Ibnu Majah 23 orang, di antaranya adalah โAli ibn Muhammad al-Thanรกfasรญ, Mushโab ibn Abdillah al-Zubairรญ dan Abu Bakar ibn Abรญ jumlah murid Ibnu Majah menurut al-Mizzi adalah 11 orang, di antaranya adalah Ibrahim ibn Dinar al-Hausyabรญ al-Hamadzรกnรญ, Jaโfar ibn Idrรญs dan Muhammad ibn โIsรก Majah meriwayatkan hadis dari Hasan ibn โAlรญ al-Khallรกl dengan sighat haddatsanรก. Sighat tersebut-meskipun tidak terdapat keseragaman pandangan ulama apakah digunakan untuk metode al-simaโ, al-qiraโah atau al-ijazah- menunjukkan adanya kebersambungan sanad antara ibn Majah dan Hasan ibn โAlรญ al-Khallรกl. Kesimpulan tersebut memberi keyakinan saat peneliti mencermati rentang waktu hidup Hasan ibn โAlรญ al-Khallรกl 179-242 H dan ibn Majah 209-273 H. Meskipun Hasan ibn โAlรญ al-Khallรกl tidak tercatat di dalam daftar nama guru Ibnu Majah, akan tetapi Ibnu Majah termasuk ke dalam Jamaโah yang tercatat di dalam daftar murid Hasan ibn โAlรญ al-Khallรกl. Dengan demikian, berarti ada kebersambungan sanad di antara keduanya. Penilaian kritikus hadis terhadap Ibnu Majah disampaikan oleh al-Dzahabi, Ibn Hajar, al-Nasaโi, al-Khatib dan Abu Yaโla al-Khalil al-Qazwinรญ. Al-Dzahabi menyatakan bahwa Ibnu Majah adalah orang yang Tsiqah. Ibn Hajar dalam kitab al-Tadzhib dan al-Nasaโi mengatakan Tsiqah. Begitu pula al- Jamal al-Din Abi al-Hujjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi Asmaโ al-Rijal, Jilid 27, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992, 40 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 41 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 41 CD Maktabah al-Aโlฤm wa Al-Tarฤjim al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 40-41 AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 Khatib menyatakan bahwa Ibnu Majah dengan โรbidan dan dalam al-Taqrรญb mengatakan Tsiqatun itu, Abu Yaโla al-Khalil al-Qazwinรญ menyatakan bahwa Ibnu Majah adalah seorang yang tsiqatun kabรญrun, muttafaqun โalaihi, muhtajjun Hasan bin Ali al-Khallal Nama lengkapnya adalah Al-Hasan ibn โAli ibn Muhammad al-Hudzallรญ al-Khallรกl. Beliau juga dikenal dengan gelar Abu โAlรญ, Abu Muhammad, al-Hulwรกnรญ al-Raihรกnรญ. Beliau wafat di Mekkah pada tahun 242 H. Berdasarkan keterangan tahun wafatnya, maka dapat disimpulkan bahwa usia Hasan ibn โAlรญ al-Khallรกl disamakan dengan umur Nabi Muhammad SAW 63 tahun, maka tahun kelahiran beliau menjadi atau sekitar tahun 179 H. Terdapat kurang lebih 58 orang guru yang meriwayatkan hadis kepadanya. Di antaranya adalah Zayd ibn al-Hubbรกb, Sulaimรกn ibn Harb dan Abd al-Razzรกq ibn murid dan orang yang meriwayatkan hadis darinya tidak kurang dari 17 orang di antaranya adalah Jamรกโah selain Nasaโi, Ibrahim ibn Ishรกq al-Harbรญy dan Ahmad ibn โAlรญ ibn โAlรญ al-Khallรกl meriwayatkan hadis dari โAbd al-Razzรกq dengan sighat haddatsana. Dengan tercatatnya nama โAbd al-Razzรกq sebagai guru Hasan ibn โAlรญ al-Khallรกl dan sebaliknya Hasan ibn โAlรญ al-Khallรกl tercatat sebagai murid dari โAbd al-Razzรกq, maka antara Hasan ibn โAlรญ al-Khallรกl dan โAbd al-Razzรกq terjadi pertalian langsung dalam proses transformasi hadis tersebut. Penilaian kritikus hadis kepada Hasan bin Ali al-Khallal disampaikan oleh Yaโqub ibn Syaibah, Abu Daud, Al-NasaโI, Abu Bakar al-Khatรญb, dan Ibrahim ibn Aurumah al-Hafidz. Yaโqub ibn Syaibah menyatakan bahwa Hasan bin Ali al-Khallal adalah Tsiqah Tsabit Mutqinan, Abu Daud menyatakan orang yang โAlim, Al-Nasaโi mengatakan Tsiqah, Abu Bakar al-Khatรญb berpendapat Tsiqatan Hรกfidhan. Berdasarkan penilaian kritikus tersebut, maka Hasan bin Ali al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... , 40 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 41 Jamal al-Din Abi al-Hujjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi Asmaโ al-Rijal, Jilid 6, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992, 259 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 260 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 263 Jamal al-Din Abi al-Hujjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi Asmaโ al-Rijal, Jilid 18, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992, 260-261 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 261-262 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... Jilid 6, 262-263 Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam al-Khallal dapat dikategorikan sebagai perawi berpredikat maqbul karena masuk ke dalam tingkatan taโdil kedua. c. Abd. Ar-Razzaq bernama โAbd al-Razzรกq ibn Hammรกm ibn Nรกfiโ al-Himyariy al-Yamรกniy. Beliau juga dikenal dengan gelar Abu Bakar al-Shunโรกniy. Menurut Muhammad ibn Abbรกn al-Balkhรญy, sejak berusia antara 7 dan 8 tahun, โAbd al-Razzรกq telah mengikuti majelis maโ Ahmad ibn Hanbal, โAbd al-Razzรกq dilahirkan pada tahun 126 H. Sedangkan menurut Muhammad ibn Saโad, Khalรญfah ibn Khayyรกt dan al-Bukhรกrรญ, beliau wafat pada tahun 211 H. Keterangan mengenai bulan wafatnya disampaikan oleh Muhammad ibn Saโad yaitu pada pertengahan bulan Syawal. Berdasarkan keterangan tentang tahun kelahiran dan wafatnya โAbd al-Razzรกq tersebut, maka peneliti menyimpulkan bahwa beliau mencapai usia 85 tahun. Jumlah guru yang meriwayatkan hadis kepada โAbd al-Razzรกq tidak kurang dari 67 orang, yang di antaranya adalah Hisyรกm ibn Hasรกn, Jaโfar ibn Sulaimรกn al-Dhubaโรญ dan Abu Bakar ibn Abdillah ibn Abi jumlah murid dan orang yang meriwayatkan hadis darinya berjumlah tidak kurang dari 84 orang. Di antaranya adalah Al-Hasรกn ibn Ali al-Khallรกl, Muhammad ibn Dรกud ibn Sufyรกn dan Yahya ibn Mรบsรก.โAbd al-Razzรกq meriwayatkan hadis dari Ibn Abรญ Sabrah dengan sighat anbaanรก. Para ulama hadis sepakat bahwa sighat tersebut dipakai dalam periwayatan dengan jalur al-qirรกโah dan mereka tidak sepakat dalam pemakaian sighat tersebt untuk periwayatan dengan jalur al-ijรกzah. Antara dua perawi tersebut terdapat bentuk relasi murid dan guru. Artinya, tercatatnya nama โAbd al-Razzรกq dalam jajaran murid Ibn Abรญ Sabrah dan nama Ibn Abรญ Sabrah dalam jajaran guru โAbd al-Razzรกq, cukup menjadi bukti bahwa ada kebersambungan sanad antara keduanya. Beberapa ahli kritik hadis memberikan penilaian kepada Abd. Ar-Razzaq seperti Abbas al-Dauri, Abu Zurโatu ad-Dimasyqi, Abu Bakar ibn Abi Khaitsamah, dan Yaโkรบb ibn Syaibah. Abbas al-Dauri berpendapat bahwa โAbd al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 52 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 56 Ahmad ibn Hanbal dalam al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 61 Muhammad ibn Saโad, Khalรญfah ibn Khayyรกt dan al-Bukhรกrรญ dalam al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 61 Muhammad ibn Saโad dalam al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 61 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 52-54 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 54-56 AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 al-Razzรกq adalah seorang yang tsabit dalam hadis Maโmar dari Hisyam ibn Zurโatu ad-Dimasyqi bertanya siapa yang paling tsabit diantara Ibnu Juraih, โAbd al-Razzรกq dan Bursani? Ahmad menjawab โAbd Bakar ibn Abi Khaitsamah menyatakan bahwa โAbd al-Razzรกq adalah salah seorang ashhรกb al-Tsauri, dan Yaโkรบb ibn Syaibah menilai bahwa โAbd al-Razzรกq adalahTsiqatun penilaian para kritikus hadis, maka โAbd al-Razzรกq dapat dikelompokkan pada tinggkatan perawi yang taโdil pertama sampai ketiga. Sehingga periwayatannya dapat dijadikan hujjah dan diterima. d. Ibnu Abi Sabrah Nama beliau adalah Abu Bakar ibn Abdillah ibn Muhammad ibn Abi Sabrah ibn Abi Ruhmi ibn โAbd al-โรzzรก ibn Abi Qois ibn โAbdu Waddin ibn Nasr ibn Malik ibn Hisl ibn โAmir ibn luโyi ibn Ghalib al-Qurasyi al-โAmiriy al-Sabriy riwayat, namanya adalah โAbdullah. Sedangkan menurut Ahmad ibn Hanbal dan Abu Hรกtim al-Rรกzรญ, namanya adalah Muhammad. Riwayat lainnya menjelaskan bahwa beliau adalah saudara Muhammad ibn โAbdillah ibn Abรญ Sabrah yang telah sampai di Madinah sebelum Ziyรกd ibn โUbaidillah al-Hรกritsรญ. Nasabnya sampai pada kakeknya Abi Sabrah yang bernama โAbdullah yang merupakan salah seorang shahabat yang berperan serta dalam perang Badar. Ibn Abรญ Sabrah mengatakan bahwa dirinya menghafal 70 ribu hadis tentang halal dan haram. Diperkirakan Abรญ Sabrah lahir pada tahun pada tahun 102 H karena menurut Muhammad ibn Saโad, beliau wafat pada tahun 162 H dan usia beliau mencapai 60 guru yang meriwayatkan hadis kepada Ibn Abรญ Sabrah sebanyak 21 orang, di antaranya adalah Ibrahim ibn Muhammad, Zayd ibn Aslam dan โIsรก ibn Maโ jumlah murid yang meriwayatkan hadis darinya adalah 11 orang, di antaranya adalah Sulaiman ibn Muhammad ibn Abรญ Sabrah, Abd al-Razzรกq ibn Hammรกm danโIsรก ibn Abi Fadhil Ahmad bin Ali bin Hajar Syihab ad-Din al-โAsqalaani asy-Syafiโi, Tahzib at-Tahzhib, Juz 2 Bairut Muassah ar-Risalah, 1996, 572-574 Jamal al-Din Abi al-Hujjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi Asmaโ al-Rijal, Jilid 33, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992, 102-103 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 103 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 103 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 106 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 103-104 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 104 Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam Ibn Abรญ Sabrah meriwayatkan hadis dari Ibrahim ibn Muhammad secara secara muโanโan di antarai dengan lafadz โan. Tidak adanya penyembunyian cacat tadlis antara dua perawi tersebut dapat dibuktikan dengan bentuk relasi murid dan guru. Artinya, tercatatnya nama Ibn Abรญ Sabrah dalam jajaran murid Ibrahim ibn Muhammad dan nama Ibrahim ibn Muhammad dalam jajaran guru Ibn Abรญ Sabrah, telah menjadi bukti bahwa ada kebersambungan sanad antara keduanya. Para ahli kritik hadis memberikan penilaian negatif kepada Ibnu Abi Sabrah mereka adalah โAli ibn al-Madรญnรญy mengatakan Ibnu Abi Sabrah adalah Dhoifan fรญ al-Hadรญts, Abdullah ibn Ahmad ibn Hanbal berkata dari Ahmad ibn Hanbalbahwa Ibnu Abi Sabrah adalah Yadhiโu al-Hadis wa Yakdzibu, Al-Ghalรกbiy dari Yahyรก ibn Maโรญn berpandangan bahwa Ibnu Abi Sabrah adalah Dhoโรญf al-Hadรญts, Ibn Abi Yahya berpendapat Ibnu Abi Sabrah adalahMunkar al-Hadis, Ibrahim ibn Yaโkรบb al-Jรบzajรกnรญy memberikan penilaian Ibnu Abi Sabrah sebagai Yudhaโaf al-Hadis, Bukhori menilai perawi ini adalah Dhoif dan Munkar al-Hadis, Nasaโi menambahkan ia seorang perawi yang matrรบk penilaian tersebut, maka perawi Ibnu Abi Sabrah masuk dalam kategori sanad yang dhoif, munkar, matruk dan dilihat dari urutan maratib jarh perawi tidak dapat dijadikan hujjah, tidak boleh ditulis hadisnya dan tidak dijadikan iโtibar. e. Ibrahim bin Muhammad Ibrahim ibn Muhammad. Tidak ada keterangan tentang tahun lahir dan wafat serta umur beliau dalam kitab Tahdzib al-Kamal fi Asmaโ al-Rijal karya al-Mazzรญ. Menurut al-Mazzรญ beliau hanya meriwayatkan hadis dari 1 orang guru yang bernama Muโawiyah ibn Abdillah ibn Jaโfardan juga hanya memiliki 1 orang murid bernama Abu Bakar ibn Abi ibn Muhammad meriwayatkan hadis dari Muโawiyah ibn โAbdillah ibn Jaโfar dengan sighat โan secara muโanโan. Dengan disebutnya Muโawiyah ibn โAbdillah ibn Jaโfar sebagai guru Ibrahim ibn Muhammad dan Ibrahim ibn Muhammad sebagai murid Muโawiyah ibn โAbdillah ibn Jaโfar, maka antara keduanya terjadi pertautan langsung sehingga terdapat kebersambungan sanad. asy-Syafiโi, Tahzib at-Tahzhib, Juz 2,489-490 Jamal al-Din Abi al-Hujjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi Asmaโ al-Rijal, Jilid 2, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992, 193 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 193 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 194 AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 Penilaian Ibrahim bin Muhammad diberikan oleh Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Hibban. Ibnu Abi Hatim berpandangan bahwa Ibrahim bin Muhammad adalah shohibu tarjamah, sedangkan Ibnu Hibban menyebutnya sebagai perawi yang penilaian tersebut, maka Ibrahim bin Muhammad dapat dikategorikan sebagai perawi yang โadil dan hadis yang diriwayatkannya bisa dijadikan hujjah. f. Muโawiyah bin Abdullah bin Jaโfar Nama lengkap Muโawiyah ibn Abdillah ibn Jaโfar ibn Abi Thalib al-Qurasiy al-Hasyimi al-Madani. Al-Mizzi tidak memberikan keterangan tentang tahun kelahiran dan wafatnya beliau, sehingga peneliti juga tidak dapat menyimpulkan tepatnya usia beliau. Muโawiyah ibn Abdillah ibn Jaโfar adalah seorang muhaddits yang memiliki guru 5 orang dan murid 11 orang. Di antara sederet gurunya terdapat Rรกfiโ ibn Khadรญj, Sรกib ibn Yazรญd dan Abu Muโawiyah Abdullah ibn Jaโfar.Sedangkan di antara jajaran muridnya terdapat Ibrahim ibn Muhammad, Yazรญd ibn โAbdillah ibn al-Hรกd dan Muhammad ibn Muslim ibn Syihรกb ibn Abdillah ibn Jaโfar meriwayatkan hadis dari ayahnya dengan sighat โan muโanโan. Dengan adanya pertalian hubungan keluarga antara ayah dan anak serta disebutnya Abu Muโรกwiyah sebagai guru Muโawiyah ibn Abdillah ibn Jaโfar dan Muโawiyah ibn Abdillah ibn Jaโfar sebagai murid Abu Muโรกwiyah, maka antara keduanya terjadi pertautan langsung sehingga terdapat kebersambungan sanad. Muโawiyah bin Abdullah bin Jaโfar mendapat penilaian dari kritikus hadis seperti โIjliyyu dan Ibnu Hibban. โIjliyyu mengatakan bahwa Muโawiyah bin Abdullah bin Jaโfar adalah Tsiqoh, sedangkan Ibnu Hibban menilai perawi penilaian tersebut, maka Ibrahim bin Muhammad dapat dikategorikan sebagai perawi yang โadil dan hadis yang diriwayatkannya bisa dijadikan hujjah. Al-Hafidz Abi Fadhil Ahmad bin Ali bin Hajar Syihab ad-Din al-โAsqalaani asy-Syafiโi, Tahzib at-Tahzhib, Juz 1 Bairut Muassah ar-Risalah, 1996, 85 Jamal al-Din Abi al-Hujjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi Asmaโ al-Rijal, Jilid 28, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992, 196 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 196 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 197 Al-Hafidz Abi Fadhil Ahmad bin Ali bin Hajar Syihab ad-Din al-โAsqalaani asy-Syafiโi, Tahzib at-Tahzhib, Juz 4 Bairut Muassah ar-Risalah, 1996, 110 Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam g. Abu Muโawiyah Nama lengkap Abdullah ibn Jaโfar ibn Abi Thalib al-Qurasyiu al-Hasyimi. Beliau juga dikenal dengan gelar Abu Jaโfar al-Madanรญy, al-Jawwรกd ibn al-Jawwรกd. Ibunya adalah Asmรกโ bintu โUmays al-Khatsโamiyyah. Beliau dilahirkan di Habsyah dan merupakan bayi pertama yang lahir di Habsyah dalam keadaan Islam. Diriwayatkan bahwa ketika Jaโfar ibn Abรญ Thalib hijrah ke Habsyah, ia bersama istrinya yang sedang hamil bernama Asmรกโ bintu โUmays, kemudian lahirlah putranya yang bernama Abdullah ibn Jaโfar ibn Abi Thalib. Beliau merupakan seseorang yang baik hati dan lembut sehingga mendapat julukan Bahr al-Jรบd lautan kebaikan.Al-Mizzi tidak memberikan keterangan tentang tahun kelahiran beliau, akan tetapi menulis berbagai pendapat tentang tahun wafat dan usia beliau. Menurut Zubayr ibn Bakkรกr, Abdullah ibn Jaโfar ibn Abi Thalib wafat pada tahun 80 H dan usianya mencapai 90 tahun. Saat itu wali Madinah adalah Abbรกn ibn โUsmรกn ibn โAffรกn di bawah kekuasaan Khalifah โAbd al-Malik ibn Marwรกn. Pendapat lain menyatakan bahwa Abdullah ibn Jaโfar ibn Abi Thalib wafat pada tahun 80 H dan usianya mencapai 80 tahun. Pendapat terakhir menyatakan bahwa Abdullah ibn Jaโfar ibn Abi Thalib wafat pada tahun 90 H dalam usia 80 tahun. Kemudian al-Mizzi menyatakan bahwa pendapat yang menyatakan Abdullah ibn Jaโfar ibn Abi Thalib wafat pada tahun 80 H dengan usia 80 tahun adalah pendapat yang paling dalam kitabnya โTahdzib al-Kamal fi Asmaโ al-Rijalโ menyebutkan bahwa terdapat 5 orang guru yang meriwayatkan hadis kepada Abdullah ibn Jaโfar ibn Abi Thalib, di antaranya adalah Rasulullah SAW, โUsmรกn ibn โAffรกn dan Ali ibn Abi Thalib. Selain itu, al-Mizzi juga menyebutkan bahwa terdapat 27 orang murid yang meriwayatkan hadis darinya. Di antara murid-murid beliau adalah โUrwah ibn al-Zubair, Muhammad ibn โAbdillah dan anaknya yang bernama Muโawiyah ibn Abdillah ibn Jaโfar. Jamal al-Din Abi al-Hujjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi Asmaโ al-Rijal, Jilid 14, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992, 367 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 368-369 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 367 Zubayr ibn Bakkรกr dalam al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 372 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 372 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 367 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 368 AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 Abu Muโawiyah meriwayatkan hadis dari โAli ibn Abi Thalib dengan sighat โan muโanโan. Tidak adanya penyembunyian cacat tadlis antara dua perawi tersebut dapat dibuktikan dengan bentuk relasi murid dan guru. Artinya, tercatatnya nama Abu Muโawiyah dalam jajaran murid โAli ibn Abi Thalib dan nama โAli ibn Abi Thalib dalam jajaran guru Abu Muโawiyah, serta adanya hubungan keluarga antara keduanya sebagai seorang paman dan keponakannya, cukup menjadi bukti bahwa ada kebersambungan sanad antara keduanya. Penilaian dari beberapa ahli hadis tentang kualitas pribadi Abu Muโawiyah disampaikan oleh Muโawiyah dan Al-Zubair ibn Bakkรกr. Muโawiyah mengatakan seorang laki-laki bani hasyim bernama Abdullah ibn Jaโfar adalah orang yang terhormat/mulia, Al-Zubair ibn Bakkรกr menyatakan Abu Muโawiyah adalah Jawwรกdan penilaian di atas, Abu Muโawiyah dapat dikategorikan sebagai perawi yang โadil dan maqbul karena tidak ditemukan jarh pada diri perawi. h. Ali bin Abi Tholib Nama lengkapnya adalah Ali ibn Abi Thalib โAbdu Manaf ibn โAbd al-Muthallib ibn Hasyim al-Qurasyi. Beliau mendapat gelar Abu al-Hasan al-Hรกsyimรญy, Amir al-Mukminรญn dan merupakan putra dari paman Rasulullah SAW. Beliau juga dikenal dengan julukan Aba Turรกb dan banyak hadis masyhur yang menyebutkan hal adalah Fatimah bintu Asad ibn Hรกsyim al-Hรกsyimiyyah yang merupakan putri pertama dari Bani Hasyim dan wafat pada masa Rasulullah SAW.โAli ibn Abi Thalib adalah seorang sahabat yang berperan serta dalam perang Badar dan semua perang yang diikuti Rasulullah SAW bahkan perang ulama berpendapat bahwa โAli ibn Abi Thรกlib adalah putra bungsu Abรญ Thalib. Ia 10 tahun lebih muda dari Jaโfar, Jaโfar 10 tahun lebih muda dari โAqรญl dan โAqรญl 10 tahun lebih muda dari Thรกlib. Menurut ibn Ishรกq, โAli ibn Abรญ Thรกlib merupakan pemuda pertama yang memeluk agama Islam setelah berpendapat bahwa โAli ibn Abโi Thรกlib memeluk agama Islam saat berusia 8 tahun, sedangkan menurut ibn Ishรกq saat asy-Syafiโi, Tahzib at-Tahzhib, Juz 2, 313 Jamal al-Din Abi al-Hujjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi Asmaโ al-Rijal, Jilid 20, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992, 472 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 473 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 473 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 473 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 479 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 480 Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam beliau berusia 10 itu, Ibn Umar berpendapat bahwa โAli ibn Abโi Thรกlib memeluk agama Islam saat berusia 12 beberapa perbedaan tentang tanggal wafatnya Ali bin Abi Tholib. Sebagian berpendapat bahwa beliau dibunuh pada malam Jumโat tanggal 13, sedangkan riwayat lain menyatakan bahwa beliau dibunuh pada tanggal 11 Ramadhan tahun 40 H. Terdapat banyak perbedaan pendapat tentang usia belian saat wafat. Sebagian menyatakan usianya 57 atau 58 tahun. Abu Nuโaim dan lainnya sepakat bahwa usia โAli ibn Abรญ Thรกlib mencapai 63 tahun. Abi Jaโfar Muhammad ibn โAli ibn Husain menyatakan bahwa โAli ibn Abรญ Thรกlib terbunuh saat berusia 63 tahun. Sedangkan ibn Juraij dari Muhammad ibn โAli menyatakan bahwa โAli ibn Abรญ Thรกlib terbunuh saat berusia 63 atau 64 tahun. Berdasarkan keterangan tersebut peneliti menyimpulkan bahwa โAli ibn Abรญ Thรกlib terbunuh saat berusia 63 tahun. โAli ibn Abรญ Thรกlib adalah seorang muhaddits yang memiliki 5 orang guru yang meriwayatkan hadis kepadanya. Di antaranya adalah Rasulullah SAW, Abu Bakar dan Miqdad ibn Aswad. Sedangkan jumlah murid dan orang yang meriwayatkan hadis darinya berjumlah 260 orang, yang di antaranya adalah โUbbรกd ibn Abi Yazรญd, Zayd ibn Arqam al-Anshรกriy dan Abdullah ibn Jaโfar ibn Abi berbagai keterangan tersebut, tidaklah keliru jika di dalam penelitian tentang pribadi โAli ibn Abรญ Thรกlib, peneliti berpegang pada kesepakatan jumhur ulama al-shahabah kulluhum โudul. Dengan demikian, maka penelitian terhadap kredibilitas โAli ibn Abรญ Thรกlib tidak diperlukan lagi. Sementara pertautan โAli ibn Abรญ Thรกlib dengan Nabi tidak perlu diragukan. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh jajaran perawi dengan sanad hadis tersebut bersambung. Ali bin Abi Tholib mendapatkan penilaian dari Ibnu Abdi al-Barr bahwa Ali ibn Abi Thalib adalah orang pertama kali masuk Islam, sedangkan Ahmad ibn Hanbal menilai bahwa sesungguhnya belum meriwayatkan seorang dari sahabat seperti apa yang diriwayatkannya Ali. Berdasarkan penilaian al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 481 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 482 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 488 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 473 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 473-479 Al-Hafidz Abi Fadhil Ahmad bin Ali bin Hajar Syihab ad-Din al-โAsqalaani asy-Syafiโi, Tahzib at-Tahzhib, Juz 3 Bairut Muassah ar-Risalah, 1996, 169-171 AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 tersebut, tidak didapatkan jarh pada seorang Ali bin Abi Tholib sehingga hadis yang diriwayatkannya bisa diterima. Meneliti Syadzdan Illat pada Sanad Hadis Berdasarkan iโtibar hadis yang peneliti lakukan sebelumnya terdapat beberapa jalur sanad hadis yang memiliki kemiripan secara matan dengan jalur sanad yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, yaitu jalur sanad dari Tirmidzi, Ahmad ibn Hanbal dan Darimi. Dan jalur periwayatan Ibnu Majah pun memiliki tiga jalur sanad yang matannya memiliki kemiripan. Di bawah ini akan peneliti uraikan jalur sanad dan melihat kualitas seluruh perawi tersebut. Ketiga jalur Sanad Ibnu Majah ialah Muโawiyah ibn Abdullah ibn Jafar Muhammad ibn Abdil Malik Abu Bakar ad-Dhahaki ibn Abdirrahman ibn Arzab Rasyid ibn Saโid ibn Rasyid ar-Ramli Abdatub ibn Abdillah al-Khuzai Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam Bila pada jalur sanad Ibnu Majah yang peneliti jadikan landasan dalam tradisi malam nisyfu syaโban ini itu terdapat perawi yang tidak bisa dijadikan hujjah dan iโtibar serta tidak bisa dicatat. Perawi tersebut adalah Ibnu Abi Sabrah yang berkualitas matruk, dhoif, yadhoโu, yakdzibu, munkar. Oleh karena itu, hadis yang sanadnya terdapat perawi pendusta termasuk dalam kategori hadis maudhuโ yaitu hadis yang dibuat oleh seorang perawi pendusta yang disambungkan kepada Nabi secara palsu baik sengaja maupun tidak. Bila dibandingkan dengan jalur sanad Ibnu Majah yang kedua dari rawi Aisyah, didapatkan beberapa perawi yang tsiqoh seperti Urwah, Yahya ibn Katsir, Yazid ibn Harun, Muhammad ibn Abddil Malik Abu Bakar dan โAbdatub Ibn Abdillah al-Khuzai. Namun pada tingkatan ketujuh ada seorang perawi bernama Hajjjaj ibn ibn Arthoh yang memiliki kualitas dhoif sebagaimana penilaian para kritikus sanad hadis diantaranya ialah Ibn Hajar Asqolani yang memberi nilai dhoifun mudallasun. Jalur dari Aisyah ini pula dimukharij oleh Tirmidzi dengan jalur yang sama namun berbeda pada tingkatan kesembilan yaitu dari gurunya Ahmad ibn Maniโ yang berkualitas tsiqoh. Sedangkan bila dibandingkan dengan jalur sanad ibnu Majah yang ketiga dari rawi Abi Musa al-Asyโari didapati beberapa rawi yang tsiqoh diantaranya ialah ad-Dhahaki ibn Abdirrahman ibn โArzab, Walid, Rasyid ibn Saโid ibn Rasyid ar-Ramli. Sedangkan terdapat dua perawi pada jalur ini yang termasuk kategori dhoif serta majhul yaitu ad-Dhahaki ibn Aiman dan Ibn Lahiโata. Bila disimpulkan dari ketiga jalur ibnu Majah ditambah jalur Tirmidzi ini semua memiliki perawi yang tingkat ketsiqohannya tidak kuat walaupun jalurnya bersambung dan mursal hingga Rasulullah seperti pada jalur Ibnu Majah yang pertama. AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 Sedangkan bila dibandingkan dengan jalur sanad Ahmad ibn Hanbal didapati bahwa perawi-perawi ini dikategorikan sebagai perawi tsiqoh, Abdullah ibn โAmru, Abi Abdurrahman al-Hubuliyyi dan Hasan. Huyyay ibn Abdillah dinilai orang yang tidak tsiqoh karena itu periwayatannya munkar dan tidak kuat menurut kritikus hadis. Termasuk juga muridnya yang bernama ibn Lahiโata yang dikategorikan sebagai dhoif hadis. Sedangkan bila dibandingkan dengan jalur sanad dari ad-Darimi yang diriwayatkan pertama oleh Abi Bakar terdapat beberapa perawi tsiqoh yaitu โammihi yaitu Abdurrahman ibn Abdullah, Abihi yaitu Muhammad ibn Abdullah, Qosim ibn Muhammad ibn Abi Bakar, โAmri ibn Harits, Ibn Wahab, Asbaghun ibn Faroji al-Misri. Sedangkan dua perawi dinilai oleh kritikus hadis merupakan perawi yang tidak dikenal yaitu Musโab ibn Abi Harits dan Abdil Malik. Berdasarkan perbandingan jalur sanad tersebut disimpulkan bahwa setiap jalur sanad memiliki perawi yang dhoif baik itu satu sanad ataupun lebih hal ini menyalahi jalur sanad lain yang berkualitas tsiqoh dan ini menyebabkan hadis sanad yang meriwayatkan matan nisyfu syaโban mengandung syadz. Abi Abdirrahman al-Hubuliyyi Qosim ibn Muhammad ibn Abi Bakar Asbaghu ibn Faroji al-Misri Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam Kajian Kritik Matan Penelitian terhadap matan hadis tentang malam nishfuโ syaโban ini tidak peneliti lakukan dikarenakan satu sanadnya berkualitas matruk, dhoif, yadhoโu, yakdzibu, munkar, dan syeikh al-Albany lebih keras lagi memutuskan bahwa sanad hadis Ibnu Majah ini berkualitas palsu yang disandarkan kepada Ibnu Abi Sabrah. Walaupun demikian makna kandungan hadis tersebut perlu dikaji dan diteliti karena menurut peneliti tidak bertentangan dengan al-Qurโan maupun hadis lain yang lebih shahih. Akan tetapi hadis ini tidak bisa dijadikan sumber utama karena sanad hadisnya lemah. Berdasarkan kitab syarah sunan Ibnu Majah, bahwa hadis yang berkenaan dengan malam nishfu Syaโban ini sanadnya berkualitas lemah/dhoif, Ahmad bin Hanbal dan Ibnu Muโin menambahkan bahwa sanadnya lemah karena Ibnu Abi Sabrah merupakan seorang pemalsu Kandungan Hadis Pada aspek ini, peneliti menggunakan pendekatan yang ditawarkan oleh al-Ghazali yaitu dalam memahami kandungan matan hadis perlu empat langkah atau metode sehingga dapat memberikan makna kandungan yang sesuai dengan teks dan konteksnya. Di dalam hadis Ibnu Majah ada tiga poin dalam makna matan yaitu qiyamul lail di malam nisfhu Syaโban, berpuasa di siang harinya dan berdoa di hari nishfu Syaโban. Untuk menguji makna kandungan hadis tersebut perlu dilakukan empat langkah berikut a. Konfirmasi dengan ayat-ayat suci al-Qurโan; Al-Ghazali di dalam kitabnya as-Sunnah an-Nabawiyah Baina Ahli al-Fiqh wa Ahli al-hadis mengatakan Dengan metode ini, mereka meneladani para sahabat dan tabiโin, misalnya, sikap Aisyah ketika mendengar hadis yang menyatakan bahwa orang mati diazab karena tangisan keluarganya terhadapnya. Ia menolaknya dan menjelaskan alasan penolakannya dengan berkata adakah kalian lupa akan firman Allah SWT, tidaklah seseorang menanggung dosa orang lain... al-Anโam 164. Demikianlah, Aisyah dengan tegas dan berani telah menolak periwayatan suatu โhadisโ yang bertentangan dengan al-Qurโ Shobrah Abu โAlfah, Syuruh Sunan Ibnu Majah, Juz I, Aman Baitul Afkar Ad-Dauliyah, 2007, 556-557 Muhammad al-Ghazali, as-Sunnah an-Nabawiyah Baina Ahli al-Fiqh wa Ahli al-hadi,Studi Kritis Hadis Nabi SAW., Antara Pemahaman Tekstual dan Kontekstual, Terj. Muhammad al-Baqir, Bandung Mizan, Cet. II, 1992, 29 AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 Makna kandungan hadis yang pertama ialah qiyamul lail, bila dikonfirmasi dengan ayat suci al-Qurโan, maka dapat ditemuakan beberapa ayat suci yang menerangkan akan nikmatnya ibadah sholat di tengah malam seperti di dalam surat al-Israโ ayat 78-79 berikut ini ๏๏๏๏ฅ๏ฒ๏ฆ๎๏ฎ๏ฏ๏ด๏ฑ๏ฎ๏ฝ๏ข๏๏น๏ค๏ฃ๎๏๏ธ๏ฑ๏ค๏น๏ ๏ค๏๏ก๎๏๏ง๏ด๏๏ค๏ฑ๏น๏ค๏ฃ๎๏ด๏๏ฎ๏ผ๏๏ฉ๎๏๏ฌ๏ผ๏ก๏ธ๏ฎ๎๏๏๏ธ๏๏ฉ๏น๏ค๏ฃ๎๏ด๏ข๏ฃ๏ต๏ค๏ถ๏๏จ๏ฅ๏ต๏ฒ๎๏๏๏ด๏ฆ๏ธ๏ฟ๏ธ๏น๏ค๏ฃ๎๏จ๎๏จ๏ข๏๏ฉ๎๏ด๏ข๏ฃ๏ต๏ค๏ถ๏๏จ๏ฅ๎๏๏๏ด๏ฆ๏ธ๏ฟ๏ธ๏น๏ค๏ฃ๎๏๏ฃ๏ฅ๏ธ๏ฎ๎๏ฃ๏๏๏ฑ๏ฅ๏ซ๏ด๏ถ๏ด๏๎๏๏๏๏๎๏บ๏ ๏๏๏ต๏ฒ๎๏๏๏ธ๏๏ฉ๏น๏ค๏ฃ๎๏ด๏๏ค๏ฆ๏น๏ง๏ด๏๏ณ๏น๎๏พ๏๏ญ๏๏ฏ๎๏๏ง๏ณ๏ฃ๏๏น๏ค๏ด๏๎๏น๏ท๏ฉ๏น๎๏ฃ๏๏ผ๏ค๏ด๏ฃ๎๏ข๏ฒ๏ฆ๎๏น๏ท๏ณ๏๏น๏จ๏ถ๏ท๏ด๏๎๏น๏ท๏๏ฏ๏ต๏๎๏ค๏๏๏ค๏ณ๏ฉ๏ด๏๎๏ฃ๏๏๏ฑ๏๏๏ธ๏ด๏ค๏ ๏๏๏๏ Artinya โdirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan dirikanlah pula shalat subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan oleh malaikat 78. dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji. 79โ Jika di dalam matan hadis Ibnu Majah disunnahkan menghidupkan malam nishfu Syaโban dengan ibadah sholat, maka sesungguhnya Allah SWT telah memerintahkan untuk menyembah kepada-Nya di waktu hamba lain pada terlelap sebagai ibadah tambahan dan Allah pun tidak mengkhususkan pada suatu malam apapun, namun pada sebagian malam hari atau di tiap tengah malam. Tujuan dari ibadah ini pun tidaklah main-main yaitu mendapatkan derajat yang terpuji dihadapan penafsiran Quraish Shihab, makna maqamam mahmudah adalah kebangkitan terpuji atau tempat terpuji bagi Nabi Muhammad SAW sehingga semua makhluk memuji beliau. Dan tempat terpuji inilah yang disebut dengan syafaat terbesar Nabi Muhammad SAW pada hari matan yang berikutnya ialah berdoโa, bila dikonfirmasi dengan ayat suci al-Qurโan, maka didapati ayat yang menjelaskan bagaimana seorang hamba harus selalu meminta atau berdoโa kepada Allah dan Allah pasti akan menjawabnya. Ayat tersebut terdapat pada surat al-Baqoroh ayat 186 yaitu M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qurโan, Vol. 7 Jakarta Lentera Hati, 2002, 528 Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam ๎๎๎ค๎ ๎๎ณ๎๎ข๎ ๎๎ค๎ ๎๎๎๎ซ๎ ๎๎๎๎๎๎๎ง๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎ฎ๎ข๎๎ฆ๎๎๎ ๎๎ฎ๎๎ณ๎๎๎๎๎๎ฆ๎๎ฏ๎๎ค๎๎๎๎๎จ๎๎ ๎๎๎๎ฎ๎๎ ๎๎
๎๎ฆ๎ ๎๎ฆ๎ ๎๎ด๎๎ฌ๎๎๎๎ ๎๎ด๎๎บ๎ง๎ ๎๎๎ข๎๎๎๎ฎ๎๎ฆ๎๎ฏ๎๎ค๎ ๎๎ธ๎ฆ๎๎พ๎ณ๎ฆ๎๎๎๎๎๎พ๎๎๎๎๎๎บ๎ ๎๎๎ถ๎๎ ๎๎ด๎๎ ๎๎ณ๎ ๎๎บ๎๎ฆ๎ ๎๎ผ๎๎ท๎๎๎๎บ๎ ๎๎ณ๎๎Artinya โฆ dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka jawablah, bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. Menurut penafsiran Sayyid Quthb bahwa ayat diatas merupakan ayat yang sangat mengagumkan karena penuh dengan kasih sayang, hal ini dikuatkan dengan lantunan ayat yang diawali dengan pernyataan Allah bahwa โAku adalah dekatโ dan โAku akan mengabulkan permohonan orang yang berdoโa apabila ia memohon kepada-Kuโ. Di bawah naungan kasih sayang ini Allah mengarahkan Hamba-hamba-Nya kepada jalan yang mustaqim agar selalu mengikuti seluruh perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Oleh karena itu, berdoโa kepada Allah tidaklah hanya dikhususkan di malam nishfuโ syaโban belaka melainkan dimana dan kapan pun kita berada, karena Allah mendengarkan apa permohonan dan permintaan hamba-Nya. b. Konfirmasi dengan hadis lain Pada aspek kedua ini, Al-Ghazali menyatakan bahwa untuk mengetahui sebuah kandungan hadis maka perlu dikonfirmasi terlebih dahulu dengan hadis-hadis lain yang sanadnya lebih shahih, di dalam kitabnya al-Ghazali mengatakan sebagai berikut Hadis-hadis seperti ini, ketika diamati dengan seksama, jelas berlawanan dengan hadis-hadis lainnya yang sanad dan matannya lebih sahih, dan juga berlawanan dengan logika al-Qurโan yang menjadikan jihad sebagai rukun penting guna mengawal iman dan segala bagian serta matan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah ini berkenaan dengan ibadah puasa di hari nishfu Syaโban atau tanggal 15 di bulan Syaโban, puasa di bulan Syaโban sebenarnya telah dijelaskan oleh banyak hadis yang lebih shahih derajatnya daripada hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah. Namun Hadis-hadis tersebut tidak menyebutkan dikhususkan berpuasa di Syahid Sayyid Quthb, Fi Zhilalil Qurโan, Terj. Asโad Yasin dkk., Tafsir fi Zhilalil Qurโan di bawah Naungan al-Qurโan Jilid 1-10, Jakarta Gema Insani Press, 2000, 206 al-Ghazali, as-Sunnah an-Nabawiyah...., 142 AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 pertengahan bulan Syaโban tapi berpuasa di bulan Syaโban. Hadis-hadis tersebut ialah hadis Bukhori ๎บ๎ข๎๎บ๎๎๎๎๎ผ๎ณ๎ฆ๎๎บ๎ข๎๎บ๎๎๎ฎ๎ณ๎ข๎ท๎๎ขญ๎๎ป๎ข๎๎ฆ๎๎ ๎ ๎๎บ๎ฅ๎๎กฆ๎๎พ๎ฆ๎๎๎ข๎ผ๎ฏ๎พ๎ท๎๎๎จ๎๎๎ข๎๎๎บ๎๎๎จ๎ธ๎ด๎๎ช๎ณ๎ข๎ซ๎๎กฐ๎๎๎ ๎ ๎๎พ๎๎ ๎๎ฌ๎๎บ๎ป๎ ๎๎๎๎ท๎๎๎ฟ๎๎ ๎๎๎๎ ๎๎๎ถ๎๎ด๎๎๎๎๎๎๎พ๎๎ณ๎ก๎๎ ๎๎ด๎๎๎๎๎๎๎พ๎๎ ๎๎ด๎๎๎๎๎กฆ๎๎ ๎๎ด๎๎๎๎๎กฆ๎ ๎๎พ๎๎ ๎๎๎๎ฐ๎๎๎๎ข๎๎ฏ๎๎๎พ๎๎ณ๎ก๎๎ ๎๎ด๎๎๎๎๎๎๎พ๎๎ ๎๎ด๎๎๎๎๎กฆ๎๎ ๎๎ด๎๎๎๎๎กฆ๎ ๎๎พ๎๎ ๎๎๎๎ฐ๎ ๎๎ช๎๎ ๎๎ข๎๎ฐ๎๎ข๎๎ธ๎๎ง๎๎๎ฟ๎๎ ๎๎๎๎ ๎๎๎ ๎ ๎๎พ๎๎ ๎๎ฌ๎๎บ๎ป๎ ๎๎๎๎ท๎๎๎๎๎๎๎จ๎๎บ๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎จ๎๎บ๎ ๎ฆ๎๎๎ถ๎๎ด๎๎๎๎๎๎๎๎ข๎๎ฆ๎๎ ๎๎๎๎๎๎ฟ๎๎๎พ๎๎ผ๎๎ท๎๎
๎ฟ๎ข๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎บ๎ฐ๎๎ฏ๎๎ข๎๎๎พ๎๎ฌ๎๎บ๎ ๎๎ข๎๎ฐ๎๎ข๎๎ท๎๎๎๎๎๎ข๎๎๎๎ท๎๎ฐ๎๎๎ ๎๎ค๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎ฟ๎ข๎๎ ๎๎๎๎๎ฒ๎๎ธ๎๎ฐ๎๎ฌ๎๎Artinya โAdalah Rasulullah shollallรขhu โalaihi wa โalรข รขlihi wa sallam berpuasa hingga kami berkata bahwa beliau tidak akan berbuka, dan beliau berbuka hingga kami berkata bahwa beliau tidak akan/pernah berpuasa, maka saya tidak pernah melihat Rasulullah shollallรขhu โalaihi wa โalรข รขlihi wa sallam menyempurnakan puasa sebulan selain bulan Ramadhan dan tidaklah saya melihat paling banyaknya beliau berpuasa di bulan Syaโban.โ Selain Bukhori, hadis di atas juga diriwayatkan oleh Muslim no. 1156, Abu Dรขud no. 2434, An-Nasรขโi 4/151 dan Ibnu Majah no. 1710. Makna hadis di atas tentu sangat relevan dengan hadis yang diteliti, karena Rasulullah banyak berpuasa sunnah di bulan Syaโban. Hadis kedua yang lebih shahih dan relevan isi matannya dengan matan hadis yang diteliti adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dรขud no. 2336, At-Tirmidzy no. 735, An-Nasรขโi 4/151, 200, Ad-Dรขrimy 2/29, hadisnya sebagai berikut ๎๎ข๎ผ๎ฏ๎พ๎ท๎๎๎ข๎๎๎บ๎๎๎ฐ๎ ๎๎ผ๎ท๎๎บ๎๎๎๎ข๎ ๎จ๎๎๎บ๎๎๎๎พ๎ ๎ท๎๎บ๎ฅ๎๎บ๎ง๎๎ณ๎ฆ๎๎พ๎ฆ๎๎๎ข๎ผ๎ฏ๎พ๎ท๎๎ฐ๎ข๎๎ฅ๎๎บ๎ฅ๎๎กง๎ช๎ณ๎ข๎ซ๎๎๎๎จ๎ธ๎ด๎๎๎ฟ๎ข๎๎บ๎๎๎จ๎ธ๎ด๎๎๎บ๎ข๎๎บ๎๎๎พ๎ ๎ช๎ฆ๎๎บ๎ข๎๎บ๎ฅ ๎๎๎พ๎๎ ๎๎ด๎๎๎๎๎กฆ๎๎ ๎๎ด๎๎๎๎๎๎๎๎ผ๎ณ๎ฆ๎๎๎ช๎๎ ๎๎ข๎๎ฐ๎๎ข๎๎ท๎๎๎๎ข๎๎๎๎ท๎๎ฐ๎๎๎๎๎๎ข๎๎ฆ๎๎ ๎๎๎๎๎ ๎๎ค๎๎๎๎๎๎ ๎๎ฅ๎ข๎๎ฌ๎๎บ๎ฌ๎๎ท๎๎๎บ๎๎ ๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎ฟ๎๎ ๎๎๎๎ ๎๎๎ถ๎๎ด๎๎๎๎๎๎๎พ๎๎ณ๎ก๎๎ ๎๎ด๎๎๎๎Artinya โSaya tidak pernah melihat Nabi shollallรขhu โalaihi wa โalรข รขlihi wa sallam berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali pada Syaโban dan Ramadhan.โ Makna matan hadis di atas sama dengan hadis pertama, dikarenakan Nabi Muhammad SAW banyak berpuasa sunnah di bulan Syaโban walaupun Shahih Bukhori, Bab Shaum Syaโban, No. Hadis 1868 Maktabah Syamilah Sunan at-Tirmidzi, Bab Shaum, No Hadis 736 Maktabah Syamilah Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam secara bahasa disebutkan sebulan penuh akan tetapi pada tradisi Arab jika seseorang banyak berpuasa sunnah dalam satu bulan tertentu hal itu bermakna ia berpuasa satu bulan penuh. Hadis ketiga yang lebih shahih dari matan hadis yang diteliti adalah hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad 5/201, Ibnu Abu Syaibah 2/347, An-Nasรขโi 4/201, Ath-Thahawy dalam Syarah Maโรขny Al-Atsรขr 2/82, Al-Baihaqy dalam Syuโbul Imรขn 3/377 dan Abu Nuโaim dalam Al-Hilyah 9/18. Dan menurut syaikh al-Albani sanad hadis ini adalah hasan. Makna matan hadis di atas terlihat jelas bahwa Nabi berpuasa di bulan Syaโban. ๎๎บ๎ ๎๎๎บ๎๎ค๎ณ๎ฆ๎๎ ๎ฅ๎ข๎๎๎ ๎ซ๎๎บ๎ฅ๎๎ช๎ฅ๎ขฌ๎๎ข๎ผ๎ฏ๎พ๎ท๎๎พ๎ข๎ซ๎๎บ๎ง๎๎ณ๎ฆ๎๎พ๎ฆ๎๎๎บ๎๎๎ ๎ด๎๎๎บ๎ฅ๎๎๎๎ธ๎๎๎ขญ๎๎ป๎ข๎๎ฒ๎ฟ๎ข๎๎บ๎ท๎๎ช๎ด๎ซ๎๎พ๎ข๎ซ๎๎พ๎ ๎ฑ๎๎บ๎ฅ๎๎จ๎ท๎ข๎๎ข๎๎๎ฏ๎พ๎ท๎๎พ๎ข๎ซ๎๎๎๎ฌ๎ญ๎ฆ๎๎พ๎ ๎ ๎๎๎ ๎ฅ๎ข๎๎๎ฏ๎พ๎ท๎๎พ๎ข๎ซ๎๎จ๎ผ๎ ๎พ๎ญ๎ฆ๎๎พ๎ข๎ซ๎๎๎ข๎ฆ๎ ๎๎๎บ๎ท๎๎ฟ๎ ๎๎ซ๎๎ข๎ท๎๎ฐ๎ ๎ ๎๎ณ๎ฆ๎๎บ๎ท๎๎ฆ๎๎ ๎๎๎ฟ๎ ๎๎ซ๎๎ฝ๎ฐ๎ข๎๎๎๎กฆ๎๎พ๎ ๎๎ฐ๎๎ขฎ๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎ฎ๎๎ณ๎๎ฏ๎๎๎๎ง๎๎ฐ๎ ๎๎๎๎ค๎๎๎พ๎ข๎๎ธ๎๎๎๎ ๎ฆ๎๎๎พ๎ ๎๎ง๎๎๎๎๎ง๎๎๎๎บ๎ซ๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎ ๎๎ฟ๎๎๎๎๎๎ข๎๎๎๎ท๎๎ฐ๎๎๎๎ค๎๎ณ๎๎ฐ๎๎๎๎๎๎บ๎ฅ๎๎๎พ๎๎ผ๎๎๎๎๎ฒ๎ข๎๎ผ๎ณ๎ฆ๎๎๎ฒ๎๎จ๎๎ค๎๎บ๎ ๎๎๎๎๎ธ๎๎ณ๎ข๎๎ ๎๎ณ๎ฆ๎๎๎ถ๎๎๎ข๎๎๎๎๎ขญ๎๎ข๎๎๎๎๎ ๎๎ด๎๎ธ๎๎๎๎๎๎๎ง๎๎๎๎บ๎ ๎๎๎๎๎ข๎๎๎ค๎๎ท๎๎๎๎งArtinya โItu adalah bulan antara Rajab dan Ramadhan yang manusia lalai darinya. Dan ia adalah bulan yang padanya segala amalan akan diangkat kepada Rabbul โAlamin. Maka saya senang amalanku diangkat sementara saya sedang berpuasa.โc. Konfirmasi dengan fakta sejarah Pada aspek ketiga, al-Ghazali menekankan untuk dikonfirmasi dengan fakta sejarah, sehingga kandungan hadis dapat diketahui dengan jelas. Di dalam kitabnya al-Ghazali menyatakan Hadis-hadis ahad harus dimundurkan apabila berhadapan dengan nash Qurโani atau kebenaran ilmiah ataupun fakta historis. Atau, sebagaimana dinyatakan oleh para pengikut madzhab Maliki, harus mundur di hadapan praktek amalan penduduk Madinah. Atau, di hadapan qiyas qathโi, sebagaimana dinyatakan oleh para pengikut mazhab fakta sejarah bahwa di zaman Rasulullah SAW., dan para sahabat tidak pernah menghidupkan ibadah di malam nisfhu Syaโban khususnya secara berjamaah. Dan yang memulai menghidupkan ibadah Sunan NasaโI, bab Syiam, No hadis 2357 maktabah syamilah al-Ghazali, as-Sunnah an-Nabawiyah...., 209 AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 tersebut yaitu ulama-ulama ahli Syam yang mereka pun berbeda pendapat, di dalam kitab Lathaiful Maโarif diceritakan bahwa ๎๎๎บ๎๎ท๎๎๎๎๎ ๎๎ ๎๎ฅ๎ข๎๎ฌ๎ณ๎ฆ๎๎๎๎ข๎๎ฏ๎๎๎๎ข๎๎ฆ๎๎ ๎๎๎๎๎บ๎๎ท๎ ๎๎ฆ๎๎๎๎๎ผ๎ณ๎ฆ๎๎๎จ๎๎ด๎๎บ๎ ๎๎ณ๎๎๎๎๎ฒ๎๎ฟ๎๎ข๎๎๎๎บ๎๎ฅ๎๎๎๎ข๎๎ธ๎๎ฌ๎๎ณ๎๎๎๎๎พ๎๎ ๎๎ธ๎๎ฐ๎๎ท๎๎๎๎๎๎ฆ๎๎พ๎๎ ๎๎ท๎๎๎บ๎๎ฅ๎๎๎พ๎๎ณ๎ข๎๎ผ๎๎ฏ๎๎๎ฟ๎ข๎๎๎ณ๎ฆ๎๎๎ฟ๎๎๎ฟ๎ข๎๎๎ณ๎ฆ๎ ๎๎ฒ๎๎ฟ๎๎ข๎๎๎ ๎ข๎๎ธ๎๎ด๎๎๎ ๎๎ฆ๎๎ด๎๎บ๎ฌ๎๎ป๎ฆ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎จ๎๎ฎ๎ข๎๎ฆ๎๎ ๎ณ๎ฆ๎ ๎๎ฟ๎๎ข๎๎ ๎๎บ๎ ๎๎ง๎๎๎๎๎๎๎พ๎๎ ๎๎ฌ๎๎๎ธ๎๎๎๎ข๎๎ ๎๎บ๎ป๎๎ ๎๎ธ๎๎๎๎๎ ๎๎บ๎ ๎๎๎ถ๎๎ฟ๎๎๎๎๎ฃ๎๎๎๎๎๎๎ท๎ข๎๎๎๎๎๎จ๎๎จ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ณ๎๎ ๎๎บ๎ซ๎๎ ๎๎ด๎๎๎ข๎๎ ๎๎๎ข๎๎ ๎๎ท๎๎ค๎ข๎ท๎พ๎ท๎ข๎๎๎๎ค๎๎ธ๎๎ฌ๎๎๎๎ ๎๎๎พ๎๎ป๎๎ข๎๎๎๎๎๎ฆ๎๎พ๎๎ ๎๎ท๎๎๎บ๎๎ฅ๎๎๎พ๎๎ณ๎ข๎๎ป๎๎๎๎ข๎๎ฏ๎๎๎๎พ๎๎ณ๎ข๎๎๎๎ญ๎ฆ๎ ๎๎ฟ๎๎
๎จ๎๎๎ข๎๎๎ฆ๎๎ข๎๎ฟ๎๎ฃ๎ข๎๎ ๎๎ท๎๎ค๎๎๎ท๎๎ ๎๎ฌ๎๎บ๎ ๎๎๎ ๎๎๎๎ ๎๎ด๎๎ธ๎๎ฌ๎๎ฐ๎๎ ๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎ผ๎๎ฆ๎๎บ๎ฌ๎๎บ๎ ๎๎๎ ๎๎ถ๎๎ ๎๎บ๎ฅ๎ข๎๎ ๎๎ฏ๎ ๎๎บ๎๎๎๎ท๎๎ข๎๎ข๎๎ ๎๎บ๎ ๎๎ง๎ ๎๎๎๎ ๎๎๎๎ฆ๎๎ด๎๎บ๎ ๎๎ข๎๎๎ท๎๎๎๎บ๎ ๎๎ฃ๎๎๎ ๎๎๎๎ท๎ข๎๎๎ ๎๎บ๎๎ฅ๎ ๎๎๎ข๎๎ธ๎๎ฌ๎๎ณ๎๎๎ ๎๎ฟ๎ ๎๎๎๎ ๎ ๎ ๎๎ฎ๎๎ด๎๎ซ๎ ๎๎ถ๎๎ ๎๎บ๎ฌ๎๎ด๎๎บ๎ ๎๎ณ๎ ๎๎พ๎๎ด๎๎๎๎ญ๎ฆ๎ ๎๎ ๎๎ข๎ฐ๎ณ๎ฆ๎๎๎๎ ๎ ๎๎พ๎๎ป๎๎ข๎๎๎๎๎๎๎ฌ๎ณ๎ฆ๎๎๎ ๎๎จ๎๎ ๎๎๎ด๎๎ณ๎ ๎๎พ๎๎ณ๎ข๎๎๎๎ญ๎ฆ๎ ๎๎ฟ๎ ๎ข๎๎ ๎๎บ๎ ๎๎ง๎ ๎๎ธ๎ข๎๎ธ๎๎ฌ๎๎ณ๎๎ ๎ฆ๎๎๎ฝ๎๎๎๎ฐ๎๎๎ฒ๎๎ฟ๎๎ข๎ ๎๎ฟ๎ข๎๎ท๎๎ค๎๎ ๎๎๎ฆ๎๎๎๎ฑ๎๎ ๎ฆ๎ ๎๎พ๎๎ ๎๎บ๎ซ๎๎ฆ๎๎๎๎ฟ๎๎๎๎๎๎พ๎๎๎๎จ๎๎บ๎ป๎๎๎จ๎๎๎ข๎๎๎๎๎ข๎๎ ๎๎บ๎ ๎๎ง๎๎๎ฒ๎๎ณ๎๎๎ณ๎ฆ๎๎ ๎๎๎ด๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎ข๎๎๎ฝ๎๎๎๎ฐ๎๎ ๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎ ๎ข๎๎๎๎พ๎ณ๎ฆ๎๎๎๎๎ฟ๎ข๎๎๎ณ๎ฆ๎๎๎ถ๎๎ ๎๎ธ๎๎ณ๎ข๎๎๎๎๎๎๎ถ๎๎ ๎๎ ๎๎ฌ๎๎ง๎๎.ArtinyaDan pada malam nishfu Syaโban para Tabiโin dari ahli Syam seperti Khalid ibn Maโdan dan Makhul dan Lukman ibn Amir dan lainnya, pernah mengagungkan dan berijtihad untuk beribadah di malam nisfhu Syaโban.... terdapat perbedaan ulama ahli Syam dalam menghidupkan malam nisfhu Syaโban yaitu, pertama sesungguhnya dibolehkan menghidupkan malam nisfhu Syaโban secara berjamaah di masjid, dahulu Khalid ibn Maโdan dan Lukman ibn Amir memperingati malam nisfhu Syaโban dengan memakai pakaian paling baru dan mewah, membakar menyan dan memakai celak serta bangun malam untuk menjalankan sholat malam di Masjid. Kedua dimakruhkan untuk berkumpul di dalam masjid untuk sholat, bercerita dan berdoa. Dan tidak dimakruhkan seseorang beribadah sholat secara pribadi, ini pendapat Azwaโiy Imam ahli Syam. d. Konfirmasi dengan kebenaran ilmiah Selanjutnya, menurut al-Ghazali kandungan hadis juga harus dikonfirmasi dengan kebenaran ilmiah yaitu hasil atau temuan ilmiah yang dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan seperti temuan ilmiah dalam gerakan sholat dibawah ini Di dalam tulisannya Abdullah disebutkan Gerakan shalat menurut para ilmuwan dan dokter salah satu terbaik untuk menyembuhkan rematik terutama untuk tulang punggung, yang disebabkan oleh Imam al-Hafidz Zainuddin Abi Faroji Abdurrahman ibn Ahmad ibn Rojab al-Khobali ad-Dimasyqi, Lathaiful Maโarif Fima Miwasmi alโaami mina al-Wadzoifi, Bairut Daru ibn Katsir, 1999, 263 Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam ketidakseimbangan otot. Berdasarkan saran dokter tidak ada solusi yang berbaik untuk menghindari rematik sejak dini dengan melaksanakan sholat 5 waktu secara konsisten dan juga banyak melakukan gerak untuk meminimalisir kemungkinan penyakit tulang punggung, memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin mengembalikan keseimbangan pada persendian dan otot tubuh, dan otot tubuh, dan hendaknya hal ini tetap dilaksanakan walaupun ada kerusakan tulang atau setelah penggunaan gips. Dapat disimpulkan bahwa gerakan sholat adalah jenis gerakan terbaik yang selaras dengan saran dokter dan mampu mengembalikan fungsi otot dengan baik, gerakan yang dimaksud diantaranya gerakan rukuk, berdiri tegak, sujud dalam waktu yang lama dan dilakukan temuan ilmiah ini, bahwa gerakan di dalam sholat sangat menyehatkan. Oleh karena bila ingin menghidupkan malam nisfhu Syaโban dengan beribadah sholat dalam pandangan ilmiah tidak ada masalah, karena dengan sering beribadah sholat maka kesehatan otot tulang semakin terjaga. Living Sunnah Tradisi Menghidupkan Malam Nishfu Syaโban Living sunnah merupakan sunnah atau hadis yang hidup di tengah-tengah masyarakat akibat adanya keinginan masyarakat mengaplikasikan sunnah atau hadis dalam konteks sosial, budaya, politik, ekonomi dan hukum. Dengan demikian living sunnah ialah tulisan, bacaan dan praktik yang diaplikasikan oleh masyarakat di tengah-tengah kehidupan sebagai tindakan mengaktualisasikan isi sunnah atau hadis sunnah diartikan sebagai sebuah praktik yang disepekati bersama, maka itulah yang dinamakan living sunnah atau sunnah yang hidup di tengah-tengah masyarakat. Sebenarnya Sunnah relatif identik dengan ijmaโ kaum Muslimin dan ke dalamnya termasuk pula ijtihad dari para ulama generasi awal yang ahli dan tokoh-tokoh politik di dalam aktivitasnya. Dengan demikian, โsunnah yang hidupโ adalah sunnahNabi yang secara bebas ditafsirkan oleh para ulama, penguasa dan hakim sesuai dengan situasi yang mereka hadapi. Deden Suparman, Pembelajaran Ibadah Shalat dalam Perspektif Psikis dan Medis, Jurnal ISTEK Jurnal Kajian Islam, Sains dan Teknologi, Vol. IX No. 2, 2015, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 66 M. Alfatih Suryadilaga, Metodologi Penelitian Living Qurโan dan Hadis Yogyakarta Teras, 2007, 106 M. Alfatih Suryadilaga dkk, Metodologi Penelitian Hadis Yogyakarta PokjaAkademik UIN Sunan Kalijaga, 2006, 193 AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 Pada penelitian ini, tradisi bacaan lebih dominan dibahas serta dikaji karena konteks penelitian living sunnah nya terdapat dalam tataran bacaan/amalan yang dihidupkan saat datangnya nishfu Syaโban. Walaupun tradisi praktek juga bisa diamati dan ditanyakan kepada subyek penelitian yaitu para mahasiswa. Sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data diperoleh, jika peneliti menggunakan teknik wawancara maka sumber datanya ialah responden, jika peneliti menggunakan teknik observasi maka sumber datanya ialah benda, gerak atau proses sesuatu, sedangkan jika peneliti menggunakan dokumentasi maka sumber datanya ialah catatan dan isi catatan sebagai subyek penelitian atau variabel penelitian living sunnah ini, peneliti memilih responden sebagai sumber data penelitian dengan metode kuisoner online. Sedangkan responden yang dipilih meliputi mahasiswa-mahasiswi yang kuliah di Perguruan Tinggi se Kabupaten Jember. Dan lingkup perguruan tinggi yang disebar kuisoner ini hanya tiga perguruan tinggi saja yaitu Institut Agama Islam Negeri IAIN Jember, Universitas Negeri Jember dan Politeknik Negeri Jember. Penyajian data penelitian living sunnah/hadis tentang amalan di malam nishfu syaโban diperoleh dari hasil sebaran kuisoner online dengan beberapa responden dari mahasiswa-mahasiswi yang kuliah di perguruan tinggi se kabupaten Jember. Dari ketiga perguruan tinggi tersebut ada 18 responden, hampir 80% berasal dari kampus IAIN Jember, sisanya yaitu 20% dari Universitas Negeri Jember dan Politeknik Negeri Jember. Dari 18 responden tersebut 59,1% ada di semester enam, sisanya 27,3% di semester empat dan 9% di semester delapan serta 4,5% di semester dua. Sedangkan asal sekolah ke 18 responden tersebut ialah 68,2% berasal dari SMA/SMK, sisanya 22,7% berasal dari MAN/MA. Pada sebaran kuisoner online, peneliti membagi dua tema pertanyaan berkenaan dengan amalan-amalan di malam nishfu Syaโban yang menjadi tradisi di kalangan mahasiswa. Dua tema tersebut sebagai berikut Amalan di Malam Nishfu Syaโban a. Apa amalan yang saudara lakukan untuk menghidupkan malam nisfhu Syaโban? Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI, Jakarta PT Rineka Cipta, Cet. XIII, 2006, 129 Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam Hampir 70% responden menjawab dengan membaca yasin 3x atau dengan bahasa lain membaca al-Qurโan atau tadarusan. Ada lagi yang menambahkan dengan sholat sunnah 2 rakaat, membaca sholawat, memperbanyak istighfar, berdoa dan Apa motivasi saudara menghidupkan malam nishfu Syaโban? Banyak responden menjawab motivasi mereka menghidupkan malam nishfu Syaโban hanyalah untuk memohon ampunan dan perlindungan dari Allah SWT. Namun ada jawaban lain dari responden terkait motivasi mereka diantaranya ialah menjalankan sunnah Rasulullah, mendapatkan hidup yang lebih barokah serta mendekatkan diri kepada Allah Dari mana saudara mengetahui amalan-amalan di malam nishfu Syaโban? Lebih dari 80% responden menjawab mereka mendapatkan info amalan-amalan tersebut dari guru mereka Ustadz/Kiai/Dosen. Namun ada juga yang menjawab mendapatkan info dari Buku, Group Whatsapp, Masyarakat, Snapgram Hukum Amalan Di Malam Nishfu Syaโban a. Apakakah saudara mengetahui dalil/dasar hukum amalan di malam nishfu Syaโban? Berdasarkan data yang peneliti peroleh ada sekitar 54,5% responden tidak mengetahui dalil atau dasar hukum menghidupkan malam nishfu Syaโban. Dan 45,5% mengetahui dasar hukumnya. b. Jika dalil/dasar hukumnya lemah, apakah saudara tetap menjalankan amalan di malam nisfhu Syaโban? Berdasarkan data yang peneliti peroleh bahwa 63,6% responden menjawab ya mereka tetap akan menghidupkan malam nishfu Syaโban walaupun dalilnya lemah. Sekitar 22,7% menjawab tidak dan 13,6% menjawab mungkin. Diolah dari sumber data kuisoner online peneliti Diolah dari sumber data kuisoner online peneliti Diolah dari sumber data kuisoner online peneliti AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 Berdasarkan data yang telah diperoleh, maka dalam sub hasil penelitian ini peneliti berusaha menganalisa apa yang telah terjadi sesuai fakta di masyarakat berkenaan dengan amalan di malam nishfu Syaโban. Jika dirujuk kembali apa yang dijawab oleh Mahasiswa-mahasiswa di atas, maka dapat disimpulkan bahwa amalan tersebut telah mereka amalkan sejak lama walaupun tidak mengetahui dasar hukumnya, dan walaupun sudah mengetahui mereka tetap mengamalkannya karena hal itu tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam. membaca yasin, berpuasa merupakan perbuatan yang dianjurkan oleh agama. Menurut teori atau dasar hukum yang ada bahwa mengkhususkan amalan sesuatu pada waktu malam nishfu Syaโban merupakan perbuatan yang tidak ada di dalam agama, karena dalil yang menerangkan seperti itu ternyata palsu/maudhuโ disebabkan satu diantara perawinya dikategorikan pemalsu hadis. Pada kedua hal di atas antara kenyataan di lapangan dan dalil yang ada sangat bertentangan, sehingga peneliti memberikan penilaian bahwa hadis lemah/palsu yang berkaitan dengan amalan di malam nishfu Syaโban ini tetap hidup di tengah-tengah masyarakat hingga saat ini. Simpulan Berdasarkan penelitian terhadap kualitas sanad, kandungan matan dan living sunnah terhadap hadis yang berkenaan dengan amalan di malam nishfu Syaโban tersebut, peneliti menemukan/menyimpulkan bahwa 1. Sanad hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari rawi Ali ibn Abi Thalib tersebut bersambung, tapi satu diantara perawi dikategorikan sebagai pemalsu hadis, sehingga hadis tersebut tidak dapat dijadikan hujjah, Iโtibar dan tidak boleh dicatat. Hadis seperti ini disebut dengan hadis mauโdhuโatau hadis Berdasarkan kajian kandungan matan hadis tersebut secara implisit tidak bertentangan dengan ayat-ayat suci al-Qurโan serta hadis-hadis yang lebih shahih. Dan berdasarkan fakta sejarah dan kebenaran ilmiah pun amalan-amalan di malam nisyfu Syaโban sebagian ulama membolehkan menghidupkannya. Namun secara eksplisit matan tersebut tidak ada keterangan di dalam al-Qurโan maupun hadis dikarenakan mengkhususkan amalan pada malam nishfu Syaโ penelitian di kalangan mahasiswa Perguruan Tinggi se Kabupaten Jember, didapati bahwa amalan-amalan tersebut masih tetap eksis dipraktikkan oleh mereka, karena hal itu menurut mahasiswa merupakan Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam perbuatan baik untuk mendekatkan diri kepada Allah dan tidak melanggar aturan agama. Jadi hadis tersebut tetap hidup di tengah-tengah masyarakat. Daftar Pustaka Abu โAlfah, Roid Shobrah. Syuruh Sunan Ibnu Majah, Juz I, Aman Baitul Afkar Ad-Dauliyah, 2007 ad-Dimasyqi, Imam al-Hafidz Zainuddin Abi Faroji Abdurrahman ibn Ahmad ibn Rojab al-Khobali, Lathaiful Maโarif Fima Miwasmi alโaami mina al-Wadzoifi, Bairut Daru ibn Katsir, 1999 al-Ghazali, Muhammad, as-Sunnah an-Nabawiyah Baina Ahli al-Fiqh wa Ahli al-hadi, Studi Kritis Hadis Nabi SAW., Antara Pemahaman Tekstual dan Kontekstual, Terj. Muhammad al-Baqir, Bandung Mizan, Cet. II, 1992 al-Hadi, Abu Muhammad Abd al-Hadi bin Abd al-Qadir Takhrij Hadis Rasulillah, Mesir Dar al-Fikr, Arikunto, Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI, Jakarta PT Rineka Cipta, Cet. XIII, 2006 al-Muโjam al-Mufahras li Alfadz al-Hadis al-Nabawi, Leiden Brill, 1936 al-Mizzi,Jamal al-Din Abi al-Hujjaj al-Kamal fi Asmaโ al-Rijal, Jilid 27, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992 ________________________________,Tahdzib al-Kamal fi Asmaโ al-Rijal, Jilid 6, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992 ________________________________,Tahdzib al-Kamal fi Asmaโ al-Rijal, Jilid 18, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992 ________________________________, Tahdzib al-Kamal fi Asmaโ al-Rijal, Jilid 33, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992 ________________________________, Tahdzib al-Kamal fi Asmaโ al-Rijal, Jilid 2, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992 ________________________________, Tahdzib al-Kamal fi Asmaโ al-Rijal, Jilid 28, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992 ________________________________, Tahdzib al-Kamal fi Asmaโ al-Rijal, Jilid 14, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992 ________________________________, Tahdzib al-Kamal fi Asmaโ al-Rijal, Jilid 20, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992 asy-Syafiโi, Al-Hafidz Abi Fadhil Ahmad bin Ali bin Hajar Syihab ad-Din al-โ at-Tahzhib, Juz 1,Bairut Muassah ar-Risalah, 1996 AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 ________________________________, Tahzib at-Tahzhib, Juz 2,Bairut Muassah ar-Risalah, 1996 ________________________________, Tahzib at-Tahzhib, Juz 3,Bairut Muassah ar-Risalah, 1996 ________________________________, Tahzib at-Tahzhib, Juz 4,Bairut Muassah ar-Risalah, 1996 Ismail, M. Syuhudi. Metodologi Penelitian Hadis Nabi, Cet. I; Jakarta Bulan Bintang, 1993 Majah, Ibn. Sunan Ibnu Majah, Kairo Dar Al-Hadis, Quthb, Syahid Sayyid. Fi Zhilalil Qurโan, Terj. Asโad Yasin dkk.,Tafsir fi Zhilalil Qurโan di bawah Naungan al-Qurโan Jilid 1-10, Jakarta Gema Insani Press, 2000 Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qurโan, Vol. 7,Jakarta Lentera Hati, 2002 Suparman, Deden, Pembelajaran Ibadah Shalat dalam Perspektif Psikis dan Medis, Jurnal ISTEK Jurnal Kajian Islam, Sains dan Teknologi, Vol. IX No. 2, 2015, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung Suryadilaga, M. Alfatih, Metodologi Penelitian Living Qurโan dan Hadis Yogyakarta Teras, 2007 Suryadilaga, M. Alfatih, dkk, Metodologi Penelitian Hadis Yogyakarta Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2006 Tahhan, Mahmud. Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-Asanid, Beirut al-Matbaโah al-Arabiyyah, 1978 Shahih Bukhori, Bab Shaum Syaโban, No. Hadis 1868 Maktabah Syamilah Sunan at-Tirmidzi, Bab Shaum, No Hadis 736 Maktabah Syamilah Sunan NasaโI, bab Syiam, No hadis 2357 maktabah syamilah Arbain NurdinThis article describes two research focuses namely how the value of instructional media in the Muslim history hadith chapter Birrun No. 149 and how to understand the meaning of the hadith and the practice of students as teachers of the practices of the Study Program of Hadith Science the Faculty of Usuluddin, Adab and Humanities of IAIN Jember. And the result is the value of learning media in the hadith is textually found in the word ashabi'u which means fingers. While students understand that the tradition of text has a textual discussion of how the task of parents to educate and take care of their daughters until they are adults, then practice students after understanding the meaning of the hadith contextually that is when becoming a teacher practice always and often use the media fingers in learning AbstrakArtikel ini mendeskripsikan dua fokus penelitian yaitu bagaimana nilai media pembelajaran di dalam hadis riwayat Muslim bab birrun No. 149 dan bagaimana pemahaman makna hadis tersebut serta pengamalan mahasiswa selaku guru praktikan dari prodi Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora IAIN Jember. Dan hasilnya adalah nilai media pembelajaran di dalam hadis tersebut secara tekstual ditemukan pada kata ashabiโu yang bermakna jari jemari. Sedangkan mahasiswa memahami bahwa matan hadis tersebut secara tekstual membahas tentang bagaimana tugas orang tua untuk mendidik dan menjaga anak-anak perempuannya hingga mereka dewasa, lalu pengamalan mahasiswa setelah memahami makna hadis tersebut secara kontekstual yaitu saat menjadi guru praktikan selalu dan sering menggunakan media jari jemari dalam Ibadah Shalat dalam Perspektif Psikis dan Medis, Jurnal ISTEK Jurnal Kajian IslamDeden SuparmanDeden Suparman, Pembelajaran Ibadah Shalat dalam Perspektif Psikis dan Medis, Jurnal ISTEK Jurnal Kajian Islam, Sains dan Teknologi, Vol. IX No. 2, 2015, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 66Alfatih SuryadilagaMetodologi Penelitian LivingQurAlfatih Suryadilaga, Metodologi Penelitian Living Qur"an dan Hadis Yogyakarta Teras, 2007, 106Alfatih Suryadilaga DkkMetodologi PenelitianHadisAlfatih Suryadilaga dkk, Metodologi Penelitian Hadis Yogyakarta PokjaAkademik UIN Sunan Kalijaga, 2006, 193Syuruh Sunan Ibnu Majah, Juz I, Aman Baitul Afkar Ad-Dauliyah, 2007 ad-Dimasyqi, Imam al-Hafidz Zainuddin Abi Faroji Abdurrahman ibn Ahmad ibn Rojab al-Khobali, Lathaiful Ma"arif Fima Miwasmi alRoid Daftar Pustaka AbualfahShobrahDaftar Pustaka Abu "Alfah, Roid Shobrah. Syuruh Sunan Ibnu Majah, Juz I, Aman Baitul Afkar Ad-Dauliyah, 2007 ad-Dimasyqi, Imam al-Hafidz Zainuddin Abi Faroji Abdurrahman ibn Ahmad ibn Rojab al-Khobali, Lathaiful Ma"arif Fima Miwasmi al"aami mina alWadzoifi, Bairut Daru ibn Katsir, 1999as-Sunnah an-Nabawiyah Baina Ahli al-FiqhMuhammad Al-Ghazalial-Ghazali, Muhammad, as-Sunnah an-Nabawiyah Baina Ahli al-Fiqh wa Ahli alhadi, Studi Kritis Hadis Nabi SAW., Antara Pemahaman Tekstual dan Kontekstual, Terj. Muhammad al-Baqir, Bandung Mizan, Cet. II, 1992Abu Muhammad Abd al-Hadi bin Abd al-Qadir Takhrij Hadis Rasulillah, Mesir Dar al-FikrHadial-Hadi, Abu Muhammad Abd al-Hadi bin Abd al-Qadir Takhrij Hadis Rasulillah, Mesir Dar al-Fikr, ArikuntoProsedur PenelitianArikunto, Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI, Jakarta PT Rineka Cipta, Cet. XIII, 2006Metodologi Penelitian Hadis NabiM IsmailSyuhudiIsmail, M. Syuhudi. Metodologi Penelitian Hadis Nabi, Cet. I; Jakarta Bulan Bintang, 1993Dar Al-Hadis, Quthb, Syahid Sayyid. Fi Zhilalil Qur"an, Terj. As"ad Yasin dkk.,Tafsir fi Zhilalil Qur"an di bawah Naungan al-Qur"an Jilid 1-10Ibn MajahSunan IbnuMajahMajah, Ibn. Sunan Ibnu Majah, Kairo Dar Al-Hadis, Quthb, Syahid Sayyid. Fi Zhilalil Qur"an, Terj. As"ad Yasin dkk.,Tafsir fi Zhilalil Qur"an di bawah Naungan al-Qur"an Jilid 1-10, Jakarta Gema Insani Press, 2000Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur"anM ShihabQuraishShihab, M. Quraish. Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur"an, Vol. 7,Jakarta Lentera Hati, 2002
kSPp. 4l60zfwx6q.pages.dev/774l60zfwx6q.pages.dev/1514l60zfwx6q.pages.dev/4304l60zfwx6q.pages.dev/4714l60zfwx6q.pages.dev/3784l60zfwx6q.pages.dev/1054l60zfwx6q.pages.dev/2364l60zfwx6q.pages.dev/483
kaligrafi nisfu sya ban