Kamidari komunitas The Muslim Woman Generationmengucapkan Selamat memperingati malam nisfu Syaban, semoga doa-doa kita dikabulkan, urusan dilancarkan, ibada
โ€“ Bacaan doa nisfu syaโ€™ban beberapa hari terakhir menjadi satu hal yang paling dicari oleh banyak orang, terutama umat Muslim. Syaโ€™ban merupakan bulan yang dianggap mulia. Kerap kali bulan ini disebut sebagai pintu menuju bulan suci Ramadhan. Bahkan dijelaskan pula bagi siapa yang berupaya dengan sungguh-sungguh melakukan ibadah di bulan ini, maka dia akan memperoleh keberkahan di bulan Ramadhan nanti. Dalam bulan Syaโ€™ban, ada banyak jalan kebaikan yang bisa kita tapaki. Terlebih lagi banyak sekali peristiwa yang sangat baik terjadi di bulan ini dan dianjurkan bagi umat Muslim untuk memperhatikannya. Oleh sebab itu, umat Muslim dianjurkan melakukan banyak amalan-amalan, salah satunya adalah melafalkan doa nisfu Syaโ€™ban. Diharapkan pula nantinya saat bulan Ramadhan kita sudah terbiasa beribadah dengan baik. Nah, Sobat Cahaya Islam, tahukah Sobat seperti apa bacaan doa nisfu syaโ€™ban? ุงูŽู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ูŽู‘ ูŠูŽุง ุฐูŽุง ุงู„ู’ู…ูŽู†ูู‘ ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูู…ูŽู†ูู‘ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ูŠูŽุง ุฐูŽุง ุงู„ู’ุฌูŽู„ูŽุงู„ู ูˆูŽุงู„ุฅููƒู’ุฑูŽุงู…ู ูŠูŽุง ุฐูŽุง ุงู„ุทูŽูˆู’ู„ู ูˆูŽุงู„ุฅูู†ู’ุนูŽุงู…ู ู„ูŽุง ุฅูู„ูฐู‡ูŽ ุฅูู„ูŽู‘ุง ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุธูŽู‡ู’ุฑูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ุงุฌููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุฌูŽุงุฑูŽ ุงู„ู…ูุณู’ุชูŽุฌููŠู’ุฑููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽู…ูŽุฃู’ู…ูŽู†ูŽ ุงู„ุฎูŽุงุฆููููŠู’ู†ูŽ ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ูŽู‘ ุฅูู†ู’ ูƒูู†ู’ุชูŽ ูƒูŽุชูŽุจู’ุชูŽู†ููŠู’ ุนูู†ู’ุฏูŽูƒูŽ ูููŠู’ ุฃูู…ูู‘ ุงู„ูƒูุชูŽุงุจู ุดูŽู‚ููŠู‹ู‘ุง ุฃูŽูˆู’ ู…ูŽุญู’ุฑููˆู…ู‹ุง ุฃูŽูˆู’ ู…ูู‚ู’ุชูŽุฑู‹ู‘ุง ุนูŽู„ูŽูŠูŽู‘ ูููŠ ุงู„ุฑูุฒู’ู‚ูุŒ ููŽุงู…ู’ุญู ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ูŽู‘ ูููŠ ุฃูู…ูู‘ ุงู„ูƒูุชูŽุงุจู ุดูŽู‚ูŽุงูˆูŽุชููŠ ูˆูŽุญูุฑู’ู…ูŽุงู†ููŠ ูˆูŽุงู‚ู’ุชูุชูŽุงุฑูŽ ุฑูุฒู’ู‚ููŠู’ุŒ ูˆูŽุงูƒู’ุชูุจู’ู†ููŠู’ ุนูู†ู’ุฏูŽูƒูŽ ุณูŽุนููŠู’ุฏู‹ุง ู…ูŽุฑู’ุฒููˆู’ู‚ู‹ุง ู…ููˆูŽููŽู‘ู‚ู‹ุง ู„ูู„ู’ุฎูŽูŠู’ุฑูŽุงุชู ููŽุฅูู†ูŽู‘ูƒูŽ ู‚ูู„ู’ุชูŽ ูˆูŽู‚ูŽูˆู’ู„ููƒูŽ ุงู„ู’ุญูŽู‚ูู‘ ูููŠู’ ูƒูุชูŽุงุจููƒูŽ ุงู„ู…ูู†ู’ุฒูŽู„ู ุนูŽู„ูŽู‰ ู„ูุณูŽุงู†ู ู†ูŽุจููŠูู‘ูƒูŽ ุงู„ู…ูุฑู’ุณูŽู„ู โ€œูŠูŽู…ู’ุญููˆ ุงู„ู„ู‡ู ู…ูŽุง ูŠูŽุดูŽุงุกู ูˆูŽูŠูุซู’ุจูุชู ูˆูŽุนูู†ู’ุฏูŽู‡ู ุฃูู…ูู‘ ุงู„ูƒูุชูŽุงุจูโ€ ูˆูŽุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู€ูŽู‘ุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุงูฐู„ูู‡ู ูˆูŽุตูŽุญู’ุจูู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‘ูฐู‡ู ุฑูŽุจูู‘ ุงู„ุนูŽู€ู€ุงู„ูŽู…ููŠู’ู†ูŽ Artinya โ€œWahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut. Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkataโ€“sementara perkataan-Mu adalah benarโ€“di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.โ€™ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT.โ€ Keutamaan Malam Nisfu Syaโ€™ban Setelah mengetahui bacaan doa Nisfu Syaโ€™ban sangat dianjurkan pula bagi kita seluruh umat Muslim untuk memahami apa saja keutamaannya. Mendapatkan Ampunan Dosa Malam Nisfu Syaโ€™ban juga disebut sebagai malam pengampunan dan pembebasan bagi seluruh dosa-dosa yang pernah kita lakukan selama hidup. Oleh sebab itu, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunnah agar memperoleh rahmat dan juga berkah dari Allah SWT. Pada malam Nisfu Syaโ€™ban, Allah turun ke dunia untuk mengampuni dosa-dosa hambanya kecuali bagi mereka yang menyekutukanNya. Bahkan Allah SWT juga mengampuni lebih banyak dari jumlah bulu yang dimiliki oleh kambing. Diijabah Doanya Tidak hanya itu, pada malam Nisfu Syaโ€™ban segala urusan umat Muslim akan diberi kemudahan oleh Allah Taโ€™ala. Bila mereka menengadahkan tangan ke atas yakni berdoa kepadaNya maka Allah akan mengijabah segala doanya. Disebutkan pula bahwa ada lima malam yang mana doanya tidak pernah ditolak Allah pada malam-malam tersebut. Antara lain malam pertama bulan Rajab, malam Nisfu Syaโ€™ban, malam Jumat, malam Idul Fitri dan juga malam Idul Adha. Memperoleh Pahala yang Berlimpah Keutamaan malam Nisfu Syaโ€™ban selanjutnya adalah memperoleh pahala yang berlimpah bagi umat Muslim yang melaksanakan berbagai amalan baik. Mulai dari berpuasa, berdzikir, membaca Alquran, bersedekah dan sholat sunnah. Dalam Kitab Sunan Ibn Majah juz 1 halaman 444, hadits nomor 1388 ุญูŽุฏูŽู‘ุซูŽู†ูŽุง ุงู„ู’ุญูŽุณูŽู†ู ุจู’ู†ู ุนูŽู„ููŠูู‘ ุงู„ู’ุฎูŽู„ูŽู‘ุงู„ู ุซู†ุง ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ุฑูŽู‘ุฒูŽู‘ุงู‚ู ุฃูŽู†ู’ุจูŽุฃูŽู†ูŽุง ุงุจู’ู†ู ุฃูŽุจููŠู’ ุณูŽุจู’ุฑูŽุฉูŽ ุนูŽู†ู’ ุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ุจู’ู†ู ู…ูุญูŽู…ูŽู‘ุฏู ุนูŽู†ู’ ู…ูุนูŽุงูˆููŠูŽุฉูŽ ุจู’ู†ู ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ู‡ู ุจู’ู†ู ุฌูŽุนู’ููŽุฑู ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠู’ู‡ู ุนูŽู†ู’ ุนูŽู„ููŠูู‘ ุจู’ู†ู ุฃูŽุจููŠู’ ุทูŽุงู„ูุจู ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู’ู„ ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽ ุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุฅูุฐูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽุชู’ ู„ูŽูŠู’ู„ูŽุฉู ุงู„ู†ูู‘ุตู’ูู ู…ูู†ู’ ุดูŽุนู’ุจูŽุงู†ูŽ ููŽู‚ููˆู’ู…ููˆู’ุง ู„ูŽูŠู’ู„ูŽู‡ูŽุง ูˆูŽุตููˆู’ู…ููˆู’ุง ู†ูŽู‡ูŽุงุฑูŽู‡ูŽุง . ููŽุฅูู†ูŽู‘ ุงู„ู„ู‡ูŽ ูŠูŽู†ู’ุฒูู„ู ูููŠู’ู‡ูŽุง ู„ูุบูุฑููˆู’ุจู ุงู„ุดูŽู‘ู…ู’ุณู ุฅูู„ูŽู‰ ุณูŽู…ูŽุงุกู ุงู„ุฏูู‘ู†ู’ูŠูŽุง . ููŽูŠูŽู‚ููˆู’ู„ู ุฃูŽู„ูŽุง ู…ูู†ู’ ู…ูุณู’ุชูŽุบู’ููุฑู ู„ููŠู’ ููŽุฃูŽุบู’ููุฑูŽ ู„ูŽู‡ู ุฃูŽู„ูŽุง ู…ูู†ู’ ู…ูุณู’ุชูŽุฑู’ุฒูู‚ู ููŽุฃูŽุฑู’ุฒูู‚ูŽู‡ู ุฃูŽู„ูŽุง ู…ูุจู’ุชูŽู„ู‹ู‰ ููŽุฃูุนูŽุงูููŠูŽู‡ู ุฃูŽู„ูŽุง ูƒูŽุฐูŽุง ุฃูŽู„ูŽุง ูƒูŽุฐูŽุง ุญูŽุชูŽู‘ู‰ ูŠูŽุทู’ู„ูุนูŽ ุงู„ู’ููŽุฌู’ุฑู โ€œDari Ali bin Abu Thalib, beliau berkata Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabdaApabila telah datang malam Nisfu Syaban, maka ber qiyamullaillah pada malam harinya dan berpuasalah pada siang harinya, sesungguhnya rahmat Allah turun pada malam itu ke langit yang paling bawah ketika terbenamnya matahari, kemudian Allah menyeru โ€œAdakah orang yang meminta maaf kepadaku, maka akan Aku ampuni. Adakah yang meminta rizqi, maka Aku akan melimpahkan rizqi kepadanya. Adakah orang yang sakit, maka akan Aku sembuhkanโ€. Dan hal-hal yang lain sampai terbitnya fajarโ€. Diringankan Penderitaannya Selain itu, pada malam Nisfu Syaโ€™ban setiap umat Muslim yang menderita dan merasa dalam keadaan sulit maka akan mendapatkan keringanan dari Allah SWT. Hidup akan terhindar dari kesusahan sebab Allah telah menyelamatkannya. Oleh sebab itu, pada malam tersebut kita dianjurkan untuk memperbanyak ibadah agar semakin dekat dalam penjagaanNya. Sehingga tidak ada satu kesukaran hidup yang akan menjamah kita tanpa seizinNya. Namun ada yang perlu diketahui juga, ada dosa-dosa yang apabila masih dilakukan pada malam Nisfu Syaโ€™ban maka bisa menghilangkan segala keutamaannya. Yakni mereka yang berbuat syirik dan memutus tali silaturahmi. Sobat, demikian di atas ulasan mengenai bacaan doa Nisfu Syaโ€™ban beserta artinya dan juga penjelasan tentang keutamaan apa saja yang ada di malam Nisfu Syaโ€™ban. Semoga artikel ini bermanfaat. MalamNisfu Sya'ban terjadi pada malam tanggal 15 Sya'ban. Malam Nisfu Syaban terjadi pada malam tanggal 15 Syaban. REPUBLIKA.ID; REPUBLIKA TV; GERAI; IHRAM; Saturday, 28 Jumadil Awwal 1443 / 01 January 2022. Menu. HOME; NEWS Politik; Hukum; Pendidikan Alhamdulillah.. Praises and thanks are due to Allah. May His Peace and Blessings be upon Rasulillah, his family members and all his Sahabah. This article, The Significance of Nisfu Shaโ€™ban, comes in response to two similar questions, which I was asked today, by two different persons, regarding the significance of the mid of Shaโ€™bฤn Nisfu Sha'bฤn. I seize this opportunity to share what I know regarding the mid of Shaโ€™bฤn, so I can have reference for myself, and for my beloved readers of Iโ€™m sure thereโ€™re many people out there, who also have the same questions, or are unclear with regards to the subject matter. Shaโ€™bฤn is one of the blessed months, indeed. Rasulullah, salla Allahu alaihi wasallam, would fast most of the days of Sha'bฤn, and would refrain or advise his Sahabah to refrain from fasting in the second half of Sha'bฤn. Find out more in my article, โ€œA Pre-Ramadhan Visit to Rasulillah, That's with regard to the month of Sha'bฤn as a whole. As for the night of the mid of Sha'bฤn specifically, It's narrated by Abu Musa Al-Ashโ€™ari, and reported by Ibnu Majah that Rasulullah has said ุฅูู†ูŽู‘ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูŽ ู„ูŽูŠูŽุทูŽู‘ู„ูุนู ูููŠ ู„ูŽูŠู’ู„ูŽุฉู ุงู„ู†ูู‘ุตู’ูู ู…ูู†ู’ ุดูŽุนู’ุจูŽุงู†ูŽ ููŽูŠูŽุบู’ููุฑู ู„ูุฌูŽู…ููŠุนู ุฎูŽู„ู’ู‚ูู‡ู ุฅูู„ุงูŽู‘ ู„ูู…ูุดู’ุฑููƒู ุฃูŽูˆู’ ู…ูุดูŽุงุญูู†ู โ€œAllah looks in the night of the mid of Sha'bฤn, and forgives all His servants slaves, except for the one who associates others with Him Mushrik', or the one with hatred against others.โ€ This Hadฤซth, however, is not an invitation for a special celebration or ibadah in the night of the mid of Sha'bฤn, or fasting on the day of the mid of Shaโ€™bฤn. Otherwise Rasulullah would have done it, or would have instructed for it accordingly. An evidence that Rasulullah would have been the first to do it, should there be any call for actionโ€™ is how he made use of Lailatul-Qadr, and encouraged the Ummah to hunt for Lailatul-Qadr and the blessings that it brings along. To the extent that he said ู…ู†ู’ ู‚ูŽุงู…ูŽ ู„ูŽูŠู’ู„ูŽุฉูŽ ุงู„ู‚ูŽุฏู’ุฑู ุฅููŠู…ูŽุงู†ุงู‹ ูˆูŽุงุญู’ุชูุณูŽุงุจุงู‹ุŒ ุบูููุฑูŽ ู„ูŽู‡ู ู…ูŽุง ุชูŽู‚ูŽุฏูŽู‘ู…ูŽ ู…ูู†ู’ ุฐูŽู†ู’ุจูู‡ู โ€œWhosoever performs coincides Qiyam during the Lailatul-Qadr, out of faith and in the hope of reward [from Allah], his previous sins will be forgiven.โ€ Remember that Lailatul-Qadr is a night in Ramadhan, just like Nisfu-Shaโ€™bฤn is a night in Shaโ€™bฤn. In other words, the amount of authentic Hadฤซths Ahaadฤซth said by Rasulillah, salla Allahu alaihi wasallam, regarding Shaโ€™bฤn is sufficient to indicate to us, that if any extra acts of worship ibadah were required, Rasulullah would have stated it clearly, done it or instructed the Sahabah to do it. Other than the above mentioned Hadฤซth of Abu Musa, scholars of different eras agree that, there's no one authentic Hadฤซth that authorizes special ibadah or celebration in the night of the mid of Sha'bฤn or fasting on the day of Nisfu Sha'bฤn. This article comes to provide answers to our Muslim brother and sisters who are not sure of what we are supposed to do, on this special night and dayโ€™. Itโ€™s also meant to ensure the authentic teaching of Rasulullah, salla Allahu alaihi wasallam, is conveyed. Whether or not you agree with what Iโ€™ve outlined above, please share with us your views and opinions. Please comment your views and opinion below. At the end of the day, differences in opinions especially in non-fundamental issues should not separate the Ummah. If you find this article useful, please consider sharing it with your loved ones. Donโ€™t let the benefit stop at your desk. Allah knows best. Allahu Hafiz ๐Ÿ™‚ Amalandi bulan nisfu sya'ban apa saja sih,.??? Ada beberapa riwayat yang shahih tentang keutamaan memperbanyak puasa di bulan Sya'ban, tetapi tanp - Membaca Doa Malam Nisfu Syaโ€™ban merupakan salah satu ibadah istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia. Pasalnya, di malam Nisfu Syaโ€™ban catatan amal kebaikan dan keburukan selama setahun diangkat ke langit untuk dilaporkan kepada Allah SWT. Maka, tidak heran apabila di malam Nisfu Syaโ€™ban ada amalan yang kerap kali dilakukan umat Islam, salah satunya adalah Doa Malam Nisfu Syaโ€™ban. Doa malam Nisfu Syaโ€™ban sesungguhnya dilakukan sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT pada malam yang memiliki keutamaan tersebut. Dilansir dari laman pada Kamis, 17 Maret 2022, Sayyid Utsman bin Yahya menyebutkan doa yang hendaknya dibaca saat malam Nisfu Syaโ€™ban tiba. Berikut ini Doa Malam Nisfu Syaโ€™ban dalam tulisan arab, latin, dan artinya. ุงูŽู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ู‘ูŽ ูŠูŽุง ุฐูŽุง ุงู„ู’ู…ูŽู†ู‘ู ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูู…ูŽู†ู‘ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ูŠูŽุง ุฐูŽุง ุงู„ู’ุฌูŽู„ูŽุงู„ู ูˆูŽุงู„ุฅููƒู’ุฑูŽุงู…ู ูŠูŽุง ุฐูŽุง ุงู„ุทูŽูˆู’ู„ู ูˆูŽุงู„ุฅูู†ู’ุนูŽุงู…ู ู„ูŽุง ุฅูู„ูฐู‡ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุธูŽู‡ู’ุฑูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽุงุฌููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุฌูŽุงุฑูŽ ุงู„ู…ูุณู’ุชูŽุฌููŠู’ุฑููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽู…ูŽุฃู’ู…ูŽู†ูŽ ุงู„ุฎูŽุงุฆููููŠู’ู†ูŽ ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ู‘ูŽ ุฅูู†ู’ ูƒูู†ู’ุชูŽ ูƒูŽุชูŽุจู’ุชูŽู†ููŠู’ ุนูู†ู’ุฏูŽูƒูŽ ูููŠู’ ุฃูู…ู‘ู ุงู„ูƒูุชูŽุงุจู ุดูŽู‚ููŠู‘ู‹ุง ุฃูŽูˆู’ ู…ูŽุญู’ุฑููˆู…ู‹ุง ุฃูŽูˆู’ ู…ูู‚ู’ุชูŽุฑู‘ู‹ุง ุนูŽู„ูŽูŠู‘ูŽ ูููŠ ุงู„ุฑูุฒู’ู‚ูุŒ ููŽุงู…ู’ุญู ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ู‘ูŽ ูููŠ ุฃูู…ู‘ู ุงู„ูƒูุชูŽุงุจู ุดูŽู‚ูŽุงูˆูŽุชููŠ ูˆูŽุญูุฑู’ู…ูŽุงู†ููŠ ูˆูŽุงู‚ู’ุชูุชูŽุงุฑูŽ ุฑูุฒู’ู‚ููŠู’ุŒ ูˆูŽุงูƒู’ุชูุจู’ู†ููŠู’ ุนูู†ู’ุฏูŽูƒูŽ ุณูŽุนููŠู’ุฏู‹ุง ู…ูŽุฑู’ุฒููˆู’ู‚ู‹ุง ู…ููˆูŽูู‘ูŽู‚ู‹ุง ู„ูู„ู’ุฎูŽูŠู’ุฑูŽุงุชู ููŽุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ู‚ูู„ู’ุชูŽ ูˆูŽู‚ูŽูˆู’ู„ููƒูŽ ุงู„ู’ุญูŽู‚ู‘ู ูููŠู’ ูƒูุชูŽุงุจููƒูŽ ุงู„ู…ูู†ู’ุฒูŽู„ู ุนูŽู„ูŽู‰ ู„ูุณูŽุงู†ู ู†ูŽุจููŠู‘ููƒูŽ ุงู„ู…ูุฑู’ุณูŽู„ู "ูŠูŽู…ู’ุญููˆ ุงู„ู„ู‡ู ู…ูŽุง ูŠูŽุดูŽุงุกู ูˆูŽูŠูุซู’ุจูุชู ูˆูŽุนูู†ู’ุฏูŽู‡ู ุฃูู…ู‘ู ุงู„ูƒูุชูŽุงุจู" ูˆูŽุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู€ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุงูฐู„ูู‡ู ูˆูŽุตูŽุญู’ุจูู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‘ูฐู‡ู ุฑูŽุจู‘ู ุงู„ุนูŽู€ู€ุงู„ูŽู…ููŠู’ู†ูŽ Allรขhumma yรข dzal manni wa lรข yumannu alaik, yรข dzal jalรขli wal ikrรขm, yรข dzat thawli wal inรขm, lรข ilรขha illรข anta zhahral lรขjรฎn wa jรขral mustajรฎrรฎn wa maโ€™manal khรขโ€™ifรฎn. Allรขhumma in kunta katabtanรฎ indaka fรฎ ummil kitรขbi syaqiyyan aw mahrรปman aw muqtarran alayya fir rizqi, famhullรขhumma fรฎ ummil kitรขbi syaqรขwatรฎ wa hirmรขnรฎ waqtitรขra rizqรฎ, waktubnรฎ indaka saรฎdan marzรปqan muwaffaqan lil khairรขt. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fรฎ kitรขbikal munzal alรข lisรขni nabiyyikal mursal, โ€œyamhullรขhu mรข yasyรขโ€™u wa yutsbitu, wa indahรป ummul kitรขbโ€ wa shallallรขhu alรข sayyidinรข muhammad wa alรข รขlihรฎ wa shahbihรฎ wa sallama, walhamdu lillรขhi rabbil alamรฎn. Artinya, โ€œWahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut. Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkataโ€“sementara perkataan-Mu adalah benarโ€“di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.โ€™ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT". Doa ini tertera dalam Kitab Maslakul Akyar karya Mufti Betawi Sayyid Utsman bin Yahya, Lihat Sayid Utsman, Maslakul Akhyar, [Jakarta, Al-Aidrus tanpa catatan tahun], halaman 78-80. Dhamir mufrad pada doa ini dapat diganti menjadi dhamir jamak bila dibaca berjamaah. Demikianlah ulasanmengenai Doa Malam Nisfu Syaโ€™ban 2022 dalam tulisan arab, latin, dan artinya.
ApakahAnda mencari gambar tentang Travel Bag Vector Png? Jelajahi koleksi gambar, foto, dan wallpaper kami yang sangat luar biasa. Gambar yang baru selalu diunggah oleh anggota yang aktif setiap harinya, pilih koleksi gambar lainnya dibawah ini sesuai dengan kebutuhan untuk mulai mengunduh gambar.
-Malam Nisfu Sya'ban menjadi salah satu yang dinantikan banyak umat Muslim, sebelum menyambut datangnya bulan Ramadhan. Nisfu Sya'ban diperingati setiap pertengahan bulan atau tanggal 15 Sya'ban dalam penanggalan Islam. Dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah dan NU telah menetapkan tanggal 1 bulan Sya'ban 1443 H, jatuh pada tanggal 4 Maret 2022. Itu artinya, malam Nisfu Sya'ban 2022 akan jatuh pada tanggal 17 Maret 2022 malam ba'da maghrib hingga 18 Maret 2022 dalam penanggalan juga 15 Link Download Twibbon Hari Raya Nyepi dan Cara Pakainya Di malam Nisfu Syaโ€™ban atau dikenal sebagai Laylatul Baraโ€™ah atau Laylatun Nisfe min Shaโ€™ban, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah sepanjang malam dengan memanjatkan doa, memperbanyak syahadat, dan istighfar. Malam Nisfu Syaโ€™ban juga dikenal sebagai malam pengampunan dosa dan merupakan salah satu malam yang istimewa bagi umat muslim. Pada malam Nisfu Sya'ban, umat islam juga dianjurkan untuk puasa Aiyyamul Bidh dan memperbanyak berdoโ€™a. Puasa Aiyammul Bidh atau puasa hari-hari putih merupakan puasa yang dilakukan umat Muslim pada pertengahan bulan Qamariyah tahun Hijriyah. Biasanya dilakukan pada setiap tanggal 13,14, dan 15 setiap bulannya. Adapun puasa Ayyamul Bidh pada bulan ini bertepatan pada tanggal 16,17,18 Maret 2022 untuk kalender Masehi. Peringatan Nisfu Sya'ban saat ini bisa dilakukan pula secara digital. Salah satunya adalah dengan menggunakan Twibbon Nisfu Syaโ€™ban juga 20 Link Download Twibbon Imlek 2022 dan Cara Menggunakannya Twibbon Nisfu Syaโ€™ban 2022 tidak sekadar memajang foto dan diunggah ke media sosial saja. Namun, Twibbon Nisfu Syaโ€™ban 2022 juga bertujuan untuk mengingatkan sesama umat Islam tentang malam Nisfu Sya'ban. Twibbon sendiri merupakan sebuah aplikasi yang menawarkan bingkai dengan tema khusus untuk mempercantik foto profil. Twibbon biasa digunakan untuk keperluan kampanye tertentu atau untuk merayakan hari besar. Salah satunya merayakan malam Nisfu Syaโ€™ban. Berikut ini KompasTekno rangkum kumpulan link download Twibbon Nisfu Syaโ€™ban 2022. Link download Twibbon Nisfu Sya'ban 2022 Cara pakai Twibbon Nisfu Syaโ€™ban 2022 Cara pakai twibbon Nisfu Sya'ban 2022 sangat mudah. Anda hanya perlu menyiapkan smartphone dan foto, serta koneksi internet. Berikut langkahnya Masuk ke situs Ketikkan nama kampanye yang Anda inginkan contoh Nisfu Syaโ€™ban 2022 Setelah itu akan keluar berbagai template twibbon menarik yang bisa Anda pilih Setelah memilih salah satu yang menarik bagi Anda, klik โ€œLihatโ€ Klik โ€œPilih Fotoโ€ Masukkan salah satu foto yang Anda pilih Lalu klik โ€œUnduhโ€ untuk mengunduh foto twibbon Foto yang sudah diunduh dapat Anda bagikan ke berbagai media sosial seperti WhatsApp, Instagram, Facebook, dan lain sebagainya Baca juga Kumpulan Link Download Twibbon Hari Ibu 2021 dan Cara Menggunakannya Perlu diketahui bahwa Twibbon juga memiliki banyak template lain yang tersedia di halaman termasuk yang dibuat oleh lembaga atau instansi tertentu. Pastikan Anda memilih Twibbon tanpa watermark atau logo dari instansi tertentu, apabila ingin menggunakan Twibbon Nisfu Sya'ban untuk keperluan pribadi. Selamat mencoba! Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. NisfuSya'ban berasal dari kata Nisfu (bahasa Arab) yang berarti separuh atau pertengahan, Sya'ban adalah nama bulan ke-8 dalam kalender Islam. Dengan demikian nisfu sya'ban berarti pertengahan bulan Sya'ban. Pada malam ini biasanya diisi dengan pembacaan Surat Yaasiin tiga kali berjamaah dengan niat semoga diberi umur panjang, diberi rizki yang banyak dan barokah, serta ditetapkan imannya.
BULAN SYA'BAN bulan kedelapan dalam sistem penanggalan Hijriyah adalah bulan yang penuh keutamaan namun sering dilupakan umat Islam karena bulan ini diapit oleh dua bulan utama. Pertama, bulan Rajab yang teristimewa karena pada bulan ini terjadi peristiwa besar Israโ€™ dan Miโ€™raj Nabi Muhammad SAW dan kemudian mulailah ada kewajiban melaksanakan shalat lima waktu. Kedua bulan Ramadhan, saat kaum muslimin diwajibkan menjalankan puasa sebulan suntuk dan saat pahala kebaikan dilipatgandakan. Sedianya bulan Syaโ€™ban tidak dilupakan karena setelah mendapatkan banyak pelajaran tentang Israโ€™ Miโ€™raj dan setelah membenahi shalat kita pada akhir bulan Rajab, maka pada bulan Syaโ€™ban saatnyalah mempersiapkan diri untuk memasuki bulan Ramadhan. Lagi pula, dalam bulan Syaโ€™ban sendiri terdapat berbagai keistimewaan. Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah SAW bersabda Sesungguhnya Allah SWT turun pada malam Nishfu Sya'ban pertengahan Syaโ€™ban ke langit dunia dan akan mengampuni manusia lebih dari jumlah banyaknya bulu kambing dan anjing. [HR Tirmizi]. Mu'az Ibn Jabal meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda Pada malam Nishfu Sya'ban. Allah akan melihat semua makhluk-Nya, kemudian mengampuni mereka kecuali yang musyrik dan orang yang memusuhi orang lain. [HR Sunan Ibn Majah]. Oleh para ahli hadits, dua hadits di atas dianggap yang tidak terlalu valid alias dlaโ€™if karena ada beberapa kesimpangsiuran dalam periwayatan dan mengenai periwayat haditsnya sanad. Namun guna menyemangati hamba dalam menjalankan ibadah fadlailul aโ€™mal para ulama membolehkan hadits ini sebagai pegangan. Selain itu, diriwayatkan juga Rasulullah SAW paling mencintai bulan ini dan beliau tidak melakukan puasa selain Ramadhan sebanyak puasa di bulan ini [HR Ahmad dari Usamah bin Zaid]. Nah, ada perbedaan pendapat diantara umat Islam dalam menyikapi satu hal dalam bulan ini, yaitu yang tersebut dalam hadits di atas sebagai Nishfu Syaโ€™ban. Nishfu artinya setengah atau pertengahan. Nishfu Sya'ban berarti pertengahan bulan Sya'ban atau malam tanggal 15 Sya'ban dan esok harinya. Sebagian besar umat Islam menjalankan berbagai macam ibadah pada malam nisfu syaโ€™ban, namun umat Islam yang lain ada yang tidak sepakat dan bahkan menganggap ibadah yang telah dilakukan oleh umat Islam pada malam Nishfu Syaโ€™ban itu sebagai ibadah yang menyimpang atau mengada-ngada bidโ€™ah karena tidak dicontohkan atau diperintahkan oleh Nabi secara langsung. Ibn al-Jauzi memopulerkan hadits dari Abi Hurairah bahwa Nabi SAW telah bersabda Siapa yang melakukan shalat pada malam Nishfu Sya'ban sebanyak dua belas rakaat dan membaca qul huwallahu ahad Surat al-Ihlas tiga puluh kali pada setiap rakaatnya, ia tidak akan keluar dari dunia ini sebelum melihat tempat duduknya di dalam surga dan memberi syafa'at sepuluh orang ahli keluarganya yang seluruh masuk neraka. Di dalam hadits ini ada enam orang perawinya yang identitasnya kurang lengkap majhul, yaitu Ahmad Ibn 'Ali Al-Khatib, Abu Sahl 'Abd As-Samad Ibn Muhammad Al-Qantari, Abu Al-Hasan 'Ali Ibn Ahmad Al-Yunani, Ahmad Ibn 'Abd Allah Ibn Dawud, Muhammad Ibn Jabhan, dan 'Umar Ibn Ar-Rahim. Hadits lain ditakhrij oleh oleh Imam As-Suyuti bahwa Ibrahim meriwayatkan 'Ali Ibn Abi Talib melihat Rasulullah pada malam Nishfu Sya'ban berdiri lalu beliau melakukan shalat empat belas rakaat. Setelah selesai lalu Nabi duduk kemudian membaca ummul Qur'an Surat Al-Fatihah empat belas kali, qul huwallahu ahad Surat al-Ihlas empat belas kali, ayat kursi satu kali. Ketika Nabi selesai shalat Ali bertanya tentang apa yang telah dia lihat. Rasulullah SAW lalu bersabda "Siapa yang melakukan yang seperti apa yang telah engkau lihat, adalah baginya seperti dua puluh kali mengerjakan haji yang mabrur sempurna, puasa dua puluh tahun yang maqbul diterima, dan jika ia puasa pada siangnya, ia seperti puasa enam puluh tahun yang sudah lalu dan setahun yang akan datang. Hadits yang tersebut di atas juga menyandung tujuh orang perawinya yang majhul bahkan ada seorang perawi yang dianggap sebagai pemalsu hadits yaitu Muhammad Ibn al-Muhajir sebagaimana penilaian yang dikemukakan oleh As-Suyuti sendiri. Dengan demikian hadits-hadits yang menjelaskan ibadah yang dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW seperti di atas adalah dlaโ€™if. Para ulama menyatakan bahwa hadits dlaโ€™if dapat diamalkan dan diikuti sebatas sebagai penyemangat ibadah fadailul a'mal, berisi nasihat-nasihat dan cerita-cerita baik, bukan untuk menentukan halal dan haram dan tidak berhubungan dengan sifat-sifat Allah SWT. Pendapat ini diperpegangi oleh Ahmad Ibn Hanbal, an-Nawawi, Ibn Hajar al-Asqalani, As-Suyuti, dan lainnya. Perdebatan di kalangan umat Islam juga semakin mendalam ketika ada kalangan umat Islam lainya yang tidak menyia-nyiakan malam nisfu Syaโ€™ban untuk melakukan beberapa keutamaan seperti membaca surat yasin dan tahlil. Bagi kalangan yang terlalu kaku menganggap ibadah ini mengada-ngada karena jelas-jelas tidak ada hadits yang dloif sekalipun. Kalangan yang tersebut barusan tidak melakukan ibadah apapun yang pada waktu-waktu tertentu tidak dilakukan, diperintahkan atau dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. A. Khoirul Anam
RasullullahSaw bersabda : "Sesungguhnya Allah Azza Wajalla turun ke langit dunia pada malam Nishfu Sya'ban dan mengampuni (dosa) yang banyaknya mel
Hadits is the second source of law after the Qur'an, many values or teachings express or implied in the hadits. Among them are the hadith about nishfu Syaโ€™ban narrated by Ibnu Majah. In this paper discussed three aspects namely the power of hadits sanad, the meaning of hadits and actualization of the hadits in the midst of society Living sunnah. Based on the results of the research, it is found that this hadits is weak because there are among the narrators who are considered to have hadits critics as counterfeiters of hadits. While matan hadits implicitly does not conflict with syariโ€™ah of Islam. And the practices that exist in this hadits still live in the midst of society students to this day. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free AL-BANJARI, hlm. 43-74 Vol. 16, Juli-Desember 2017 ISSN Print 1412-9507 ISSN Online 2527-6778 Url DOI TRADISI MENGHIDUPKAN MALAM NISHFU SYAโ€™BAN DI KALANGAN MAHASISWA DI KABUPATEN JEMBER STUDI KRITIK SANAD, MATAN DAN LIVING SUNNAH Arbain Nurdin Program Studi Pendidikan Agama Islam IAIN Jember, Jawa Timur arbainnurdin86 Abstract Hadis is the second source of law after the Qur'an, many values or teachings express or implied in the hadis. Among them are the hadith about nishfu Syaโ€Ÿban narrated by Ibnu Majah. In this paper discussed three aspects namely the power of hadis sanad, the meaning of hadis and actualization of the hadis in the midst of society Living sunnah. Based on the results of the research, it is found that this hadis is weak because there are among the narrators who are considered to have hadis critics as counterfeiters of hadis. While matan hadis implicitly does not conflict with syariโ€Ÿah of Islam. And the practices that exist in this hadis still live in the midst of society students to this day. Keywords Tradisi, Nishfu Syaโ€Ÿban, Sanad, Matan, Living Sunnah Pendahuluan Hadis sebagai sumber hukum Islam kedua yang berfungsi menjelaskan apa yang tidak ada di dalam ayat suci al-Qurโ€Ÿan, serta berfungsi sebagai contoh keteladan Nabi Muhammad SAW karena semua apa yang dikatakan, yang dilakukan dan diputuskan oleh Nabi SAW merupakan sebuah dalil yang dapat dijadikan hujjah atau pedoman dasar hukum ibadah. Salah satu hadis yang sering masyarakat jadikan pedoman dalam melakukan ibadah adalah hadis yang berkenaan dengan malam nishfu syaโ€Ÿban yang diriwiyatkan oleh Ibnu Majah berikut ini ๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›ˆ๎šจ๎›ˆ๎Ÿ‚๎›Œ๎šบ๎žฆ๎›ˆ๎Ÿ‡๎˜ƒ ๎›Š๎œบ๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎›‰๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎šฆ๎˜ƒ ๎›ˆ๎ขญ๎›ˆ๎ž˜๎›ˆ๎žฆ๎›Œ๎šบ๎Ÿป๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎˜‘๎˜ƒ ๎›Š๎šผ๎šฆ๎œ‹๎šฑ๎œ‹๎Ÿ‚๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ ๎›‰๎žพ๎›Œ๎žฆ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎žข๎›ˆ๎Ÿผ๎›ˆ๎šบ๎žฏ๎œ‹๎žพ๎›ˆ๎žท๎˜ƒ๎˜‘๎˜ƒ ๎›‰๎šพ๎œ‹๎ ๎›ˆ๎ฌ๎šฆ๎˜ƒ๎ †๎›Š๎Ÿด๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿบ๎›ˆ๎Ÿˆ๎›ˆ๎ซ๎šฆ๎˜ƒ๎žข๎›ˆ๎Ÿผ๎›ˆ๎šบ๎žฏ๎œ‹๎žพ๎›ˆ๎žท๎˜ƒ๎›Š๎กฆ๎˜ƒ๎›Š๎žพ๎›Œ๎žฆ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎˜ƒ๎›ˆ๎žจ๎›ˆ๎ ‡๎›Š๎›‚๎žข๎›ˆ๎Ÿ ๎›‰๎Ÿท๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›‡๎žพ๎œ‹๎Ÿธ๎›ˆ๎›‰๎ฐ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎˜ƒ๎›ˆ๎Ÿถ๎›Œ๎ ˆ๎›Š๎Ÿฟ๎šฆ๎›ˆ๎Ÿ‚๎›Œ๎šบ๎žฅ๎›Š๎šค๎˜ƒ๎›‰๎žค๎›Š๎Ÿณ๎žข๎›ˆ๎Ÿ—๎˜ƒ ๎›Š๎œบ๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎›Š๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎˜ƒ๎›‹๎ †๎›Š๎Ÿด๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿพ๎›Œ๎ ˆ๎›Š๎žฅ๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›‡๎Ÿ‚๎›ˆ๎Ÿจ๎›Œ๎Ÿ ๎›ˆ๎žณ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›Š๎›€๎žข๎›ˆ๎žฆ๎›Œ๎Ÿ ๎›ˆ๎Ÿ‹๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›Š๎Ÿท๎˜ƒ ๎›Š๎Ÿฆ๎›Œ๎Ÿ๎›Š๎›‹๎Ÿผ๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎›‰๎žจ๎›ˆ๎Ÿด๎›Œ๎šบ๎ ˆ๎›ˆ๎Ÿณ๎˜ƒ ๎›Œ๎žช๎›ˆ๎Ÿป๎žข๎›ˆ๎Ÿฏ๎˜ƒ๎šฆ๎›ˆ๎šฏ๎›Š๎šค๎˜ƒ๎˜Œ๎˜ƒ๎›ˆ๎Ÿถ๎œ‹๎Ÿด๎›ˆ๎Ÿ‡๎˜ƒ ๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎›Š๎Ÿพ๎›Œ๎ ˆ๎›ˆ๎Ÿด๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›‰๎กฆ๎˜ƒ๎œ‹๎ „๎Ÿด๎›ˆ๎Ÿ๎˜ƒ๎›Š๎กฆ๎˜ƒ ๎›‰๎šพ๎›Œ๎ ‚๎›‰๎Ÿ‡๎›ˆ๎šฐ๎˜ƒ ๎›ˆ๎šพ๎žข๎›ˆ๎Ÿซ๎˜ƒ๎˜๎˜ƒ ๎›ˆ๎šพ๎žข๎›ˆ๎Ÿซ AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿ‚๎›‰๎Ÿค๎›Š๎Ÿณ๎˜ƒ๎žข๎›ˆ๎ €๎›Œ๎šบ๎ ˆ๎›Š๎Ÿง๎˜ƒ ๎›‰๎šพ๎›Š๎Ÿ„๎›Œ๎Ÿผ๎›ˆ๎šบ๎ ‡๎˜ƒ๎›ˆ๎กฆ๎˜ƒ๎œ‹๎›€๎›Š๎žœ๎›ˆ๎Ÿง๎˜ƒ๎˜‘๎žข๎›ˆ๎Ÿฟ๎›ˆ๎šฐ๎žข๎›ˆ๎ €๎›ˆ๎šบ๎Ÿป๎˜ƒ๎šฆ๎ ‚๎›‰๎Ÿท๎›Œ๎ ‚๎›‰๎Ÿ๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎žข๎›ˆ๎ €๎›ˆ๎Ÿด๎›Œ๎šบ๎ ˆ๎›ˆ๎Ÿณ๎˜ƒ๎šฆ๎›Œ๎ ‚๎›‰๎Ÿท๎›Œ๎ ‚๎›‰๎Ÿฌ๎›ˆ๎šบ๎Ÿง๎˜ƒ๎˜‘๎žข๎›ˆ๎ ˆ๎›Œ๎šบ๎Ÿป๎œŒ๎žพ๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎›Š๎š ๎žข๎›ˆ๎›ˆ๎ฉ๎˜ƒ๎›ˆ๎„๎›Š๎šค๎˜ƒ ๎›Š๎Ÿ†๎›Œ๎Ÿธ๎œ‹๎ŸŒ๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ ๎›Š๎šง๎›Œ๎›‚๎˜ƒ๎›ˆ๎Ÿฏ๎˜ƒ ๎›ˆ๎ ๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎›‰๎Ÿพ๎›ˆ๎ ˆ๎›Š๎Ÿง๎žข๎›ˆ๎ŸŸ๎›‰๎ž˜๎›ˆ๎Ÿง๎˜ƒ๎ „๎›…๎Ÿด๎›ˆ๎šบ๎žฌ๎›Œ๎šบ๎žฆ๎›‰๎Ÿท๎˜ƒ ๎›ˆ๎ ๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎›‰๎Ÿพ๎›ˆ๎Ÿซ๎›‰๎šฑ๎›Œ๎šฐ๎›ˆ๎ž˜๎›ˆ๎Ÿง๎˜ƒ๎›†๎šผ๎›Š๎šฑ๎›Œ๎Ÿ‚๎›ˆ๎šบ๎žฌ๎›Œ๎Ÿˆ๎›‰๎Ÿท๎˜ƒ ๎›ˆ๎ ๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎›‰๎Ÿพ๎›ˆ๎Ÿณ๎˜ƒ ๎›Œ๎Ÿ‚๎›Š๎Ÿจ๎›Œ๎Ÿฃ๎›ˆ๎ž˜๎›ˆ๎Ÿง๎˜ƒ ๎›Š๎…๎˜ƒ๎›‡๎Ÿ‚๎›Š๎Ÿจ๎›Œ๎Ÿค๎›ˆ๎šบ๎žฌ๎›Œ๎Ÿˆ๎›‰๎Ÿท๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›Š๎Ÿท๎˜ƒ ๎›ˆ๎ ๎›ˆ๎šข๎˜ƒ ๎›‰๎šพ๎›Œ๎ ‚๎›‰๎Ÿฌ๎›ˆ๎šบ๎ ˆ๎›ˆ๎šบ๎Ÿง๎˜ƒ๎šฆ๎›ˆ๎Ÿ€๎Ÿพ๎žณ๎žข๎Ÿท๎˜ƒ๎Ÿบ๎žฅ๎šฆ๎˜ƒ๎Ÿฝ๎šฆ๎›‚๎šฐ๎˜ƒ๎˜‘๎˜‹๎˜ƒ๎›‰๎Ÿ‚๎›Œ๎žด๎›ˆ๎Ÿจ๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎›ˆ๎Ÿž๎›‰๎Ÿด๎›Œ๎Ÿ˜๎›ˆ๎ ‡๎˜ƒ ๎œ‹๎•๎›ˆ๎žท๎˜ƒ๎šฆ๎›ˆ๎Ÿ€๎›ˆ๎Ÿฏ๎˜ƒ ๎›ˆ๎ ๎›ˆ๎šข๎˜ƒArtinya Menceritakan kepada kami Hasan bin Ali al-Khallal, menceritakan kepada kami Abd. Razzaq, memberitakan kepada kami Ibnu Abi Sabrah, dari Ibrahim bin Muhammad, dari Muโ€Ÿawiyah bin Abdullah bin Jaโ€Ÿfar, dari Ayahnya, dari Ali Bin Abi Tholib, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda โ€œBila datang malam nishfu Syaโ€Ÿban maka lakukanlah Qiyam Lail dan puasa pada siang harinya, karena ketika matahari terbenam Allah turun pada malam itu ke langit dunia dan berkata, โ€žAdakah yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuninya, adakah yang memohon rezki, niscaya Aku akan memberikannya, adakah yang tertimpa penyakit, niscaya Aku akan menyembuhkannya, adakahโ€ฆ, adakahโ€ฆ hingga terbit fajar.โ€ Secara eksplisit hadis ini sangat menarik, apabila melihat isi matan yang luar biasa, karena jika datang malam nishfuSyaโ€Ÿban maka Allah akan mengabulkan segala macam doโ€Ÿa hamba-Nya di dunia. Dan Rasul pun menghidupkan malam tersebut dengan sholat malam serta berpuasa dikeesokan harinya. Namun masyarakat secara umum akan percaya hadis tersebut, karena sangat tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam secara umum. Oleh karena setiap malam nishfuSyaโ€Ÿban semua umat Islam beramai-ramai menghidupkan malam tersebut dengan amalan-amalan seperti membaca surat yasin 3x dan lain sebagainya. Pada saat bulan Syaโ€Ÿban tiba, banyak amalan yang dilakukan umat muslim khususnya di Indonesia, antara lain berpuasa. Apalagi jika pertengahan bulan Syaโ€Ÿban masyarakat berbondong-bondong pergi ke masjid/mushalla/langgar untuk melakukan kegiatan ibadah shalat maghrib berjamah dan dilanjutkan dengan membaca surat yasin 3x dan keesokan harinya melaksanakan ibadah puasa nishfuSyaโ€Ÿban. Kegiatan semacam ini terus berlangsung setiap tahunnya, dan lebih giat lagi jika diadakan sembari menyiapkan acara-acara lain seperti tari-tarian, serta mendatangkan daโ€Ÿi Ibn Majah, Sunan Ibnu Majah, Kairo Dar Al-Hadis, Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam kondang untuk memberikan ceramah agama berkaitan dengan keistimewaan bulan Syaโ€Ÿban terutama di hari nishfuSyaโ€Ÿban. Asumsi dasar yang terlihat dari semua kegiatan tersebut adalah bahwa kegiatan menghidupkan malam nishfuSyaโ€Ÿban merupakan kegiatan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW karena di dalam hadis ada penjelasan seperti itu, akan tetapi hal itu perlu dipertanyakan kembali dikarenakan tidak semua hadis dapat dijadikan pedoman ataupun rujukan hukum ibadah. Berdasarkan fakta dan asumsi di atas, maka perlu kiranya diadakan penelitian mengenai sunnah yang hidup ditengah-tengah masyarakat khususnya berkenaan dengan amalan di malam nishfuSyaโ€Ÿban. Berdasarkan fakta tersebut, menarik bagi peneliti untuk melakukan penelitian terhadap hadis tersebut baik pada sanad, matan maupun penelitian di tengah-tengah masyarakat khususnya pada kalangan mahasiswa di Kabupaten Jember. Pembahasan Kajian Kritik Sanad Mengawali kajian sanad, peneliti men-takhrij hadis yang akan dibahas dengan melacak kata kunci syaโ€Ÿban dalam al-Muโ€Ÿjam al-Mufahras li Alfadz al-Hadis al-Nabawy, ditemukan ada 35 kata syaโ€Ÿban. Selanjutnya peneliti melacak kembali dalam al-Muโ€Ÿjam kata kunci nishfu Syaโ€Ÿban, dan peneliti menemukan ada 7 hadis dengan jalur sanad yang khusus berbicara tentang nisfhu Syaโ€Ÿban. Hadis-hadis yang berbicara tentang nisfhu Syaโ€Ÿban ini ditemukan dalam berbagai kitab dengan redaksi sebagai berikut a. Sunan Ibnu Majah 191 Takhrij al-hadis adalah kegiatan penelusuran atau pencarian hadis pada berbagai kitab rujukan sebagai sumber asli dari hadis yang bersangkutan. Dalam kitab sumber tersebut dikemukakan secara lengkap sanad dan matan hadis. Lihat M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi Cet. I; Jakarta Bulan Bintang, 1993, 43. Terkait kegiatan takhrij al-hadis, terdapat metodologi yang bervariasi, yakni; 1 berdasarkan lafaz pertama matan hadis; 2 berdasarkan lafaz dalam matan hadis; 3 berdasarkan tema al-mawdluโ€Ÿi; 4 berdasarkan periwayat pertama al-rawi al-awwal; dan 5 berdasarkan status hadis. Lihat Abu Muhammad Abd al-Hadi bin Abd al-Qadir bin al-Hadi, Turuq Takhrij Hadis Rasulillah Mesir Dar al-Fikr, 23-26. Lihat pula Mahmud Tahhan, Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-Asanid Beirut al-Matbaโ€Ÿah al-Arabiyyah, 1978 9-10, selanjutnya dibandingkan dengan M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, 46-49, yang menyatakan bahwa takhrij al-hadis terbagi menjadi dua, yakni bi al alfadz dan bi al-mawdluโ€Ÿi. Wensinck, al-Muโ€Ÿjam al-Mufahras li Alfadz al-Hadis al-Nabawi, Leiden Brill, 1936 AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 ๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›ˆ๎šจ๎›ˆ๎Ÿ‚๎›Œ๎šบ๎žฆ๎›ˆ๎Ÿ‡๎˜ƒ ๎›Š๎œบ๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎›‰๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎šฆ๎˜ƒ ๎›ˆ๎ขญ๎›ˆ๎ž˜๎›ˆ๎žฆ๎›Œ๎šบ๎Ÿป๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎˜‘๎˜ƒ ๎›Š๎šผ๎šฆ๎œ‹๎šฑ๎œ‹๎Ÿ‚๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ ๎›‰๎žพ๎›Œ๎žฆ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎žข๎›ˆ๎Ÿผ๎›ˆ๎šบ๎žฏ๎œ‹๎žพ๎›ˆ๎žท๎˜ƒ๎˜‘๎˜ƒ ๎›‰๎šพ๎œ‹๎ ๎›ˆ๎ฌ๎šฆ๎˜ƒ๎ †๎›Š๎Ÿด๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿบ๎›ˆ๎Ÿˆ๎›ˆ๎ซ๎šฆ๎˜ƒ๎žข๎›ˆ๎Ÿผ๎›ˆ๎šบ๎žฏ๎œ‹๎žพ๎›ˆ๎žท๎˜ƒ๎›‰๎žค๎›Š๎Ÿณ๎žข๎›ˆ๎Ÿ—๎˜ƒ ๎›Š๎œบ๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎›Š๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎˜ƒ๎›‹๎ †๎›Š๎Ÿด๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿพ๎›Œ๎ ˆ๎›Š๎žฅ๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›‡๎Ÿ‚๎›ˆ๎Ÿจ๎›Œ๎Ÿ ๎›ˆ๎žณ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎˜ƒ๎›Š๎กฆ๎˜ƒ๎›Š๎žพ๎›Œ๎žฆ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎˜ƒ๎›ˆ๎žจ๎›ˆ๎ ‡๎›Š๎›‚๎žข๎›ˆ๎Ÿ ๎›‰๎Ÿท๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›‡๎žพ๎œ‹๎Ÿธ๎›ˆ๎›‰๎ฐ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎˜ƒ๎›ˆ๎Ÿถ๎›Œ๎ ˆ๎›Š๎Ÿฟ๎šฆ๎›ˆ๎Ÿ‚๎›Œ๎šบ๎žฅ๎›Š๎šค๎˜๎˜ƒ ๎›ˆ๎šพ๎žข๎›ˆ๎Ÿซ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›Š๎›€๎žข๎›ˆ๎žฆ๎›Œ๎Ÿ ๎›ˆ๎Ÿ‹๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›Š๎Ÿท๎˜ƒ ๎›Š๎Ÿฆ๎›Œ๎Ÿ๎›Š๎›‹๎Ÿผ๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎›‰๎žจ๎›ˆ๎Ÿด๎›Œ๎šบ๎ ˆ๎›ˆ๎Ÿณ๎˜ƒ ๎›Œ๎žช๎›ˆ๎Ÿป๎žข๎›ˆ๎Ÿฏ๎˜ƒ๎šฆ๎›ˆ๎šฏ๎›Š๎šค๎˜ƒ๎˜Œ๎˜ƒ๎›ˆ๎Ÿถ๎œ‹๎Ÿด๎›ˆ๎Ÿ‡๎˜ƒ ๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎›Š๎Ÿพ๎›Œ๎ ˆ๎›ˆ๎Ÿด๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›‰๎กฆ๎˜ƒ๎œ‹๎ „๎Ÿด๎›ˆ๎Ÿ๎˜ƒ๎›Š๎กฆ๎˜ƒ ๎›‰๎šพ๎›Œ๎ ‚๎›‰๎Ÿ‡๎›ˆ๎šฐ๎˜ƒ ๎›ˆ๎šพ๎žข๎›ˆ๎Ÿซ๎˜ƒ๎˜‘๎žข๎›ˆ๎ ˆ๎›Œ๎šบ๎Ÿป๎œŒ๎žพ๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎›Š๎š ๎žข๎›ˆ๎›ˆ๎ฉ๎˜ƒ๎›ˆ๎„๎›Š๎šค๎˜ƒ ๎›Š๎Ÿ†๎›Œ๎Ÿธ๎œ‹๎ŸŒ๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ ๎›Š๎šง๎›Œ๎›‚๎›‰๎Ÿ‚๎›‰๎Ÿค๎›Š๎Ÿณ๎˜ƒ๎žข๎›ˆ๎ €๎›Œ๎šบ๎ ˆ๎›Š๎Ÿง๎˜ƒ ๎›‰๎šพ๎›Š๎Ÿ„๎›Œ๎Ÿผ๎›ˆ๎šบ๎ ‡๎˜ƒ๎›ˆ๎กฆ๎˜ƒ๎œ‹๎›€๎›Š๎žœ๎›ˆ๎Ÿง๎˜ƒ๎˜‘๎žข๎›ˆ๎Ÿฟ๎›ˆ๎šฐ๎žข๎›ˆ๎ €๎›ˆ๎šบ๎Ÿป๎˜ƒ๎šฆ๎ ‚๎›‰๎Ÿท๎›Œ๎ ‚๎›‰๎Ÿ๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎žข๎›ˆ๎ €๎›ˆ๎Ÿด๎›Œ๎šบ๎ ˆ๎›ˆ๎Ÿณ๎˜ƒ๎šฆ๎›Œ๎ ‚๎›‰๎Ÿท๎›Œ๎ ‚๎›‰๎Ÿฌ๎›ˆ๎šบ๎Ÿง๎˜ƒ๎›ˆ๎šบ๎žฌ๎›Œ๎Ÿˆ๎›‰๎Ÿท๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›Š๎Ÿท๎˜ƒ ๎›ˆ๎ ๎›ˆ๎šข๎˜ƒ ๎›‰๎šพ๎›Œ๎ ‚๎›‰๎Ÿฌ๎›ˆ๎šบ๎ ˆ๎›ˆ๎šบ๎Ÿง๎˜ƒ๎šฆ๎›ˆ๎Ÿ€๎›ˆ๎Ÿฏ๎˜ƒ ๎›ˆ๎ ๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎›‰๎Ÿพ๎›ˆ๎ ˆ๎›Š๎Ÿง๎žข๎›ˆ๎ŸŸ๎›‰๎ž˜๎›ˆ๎Ÿง๎˜ƒ๎ „๎›…๎Ÿด๎›ˆ๎šบ๎žฌ๎›Œ๎šบ๎žฆ๎›‰๎Ÿท๎˜ƒ ๎›ˆ๎ ๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎›‰๎Ÿพ๎›ˆ๎Ÿซ๎›‰๎šฑ๎›Œ๎šฐ๎›ˆ๎ž˜๎›ˆ๎Ÿง๎˜ƒ๎›†๎šผ๎›Š๎šฑ๎›Œ๎Ÿ‚๎›ˆ๎šบ๎žฌ๎›Œ๎Ÿˆ๎›‰๎Ÿท๎˜ƒ ๎›ˆ๎ ๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎›‰๎Ÿพ๎›ˆ๎Ÿณ๎˜ƒ ๎›Œ๎Ÿ‚๎›Š๎Ÿจ๎›Œ๎Ÿฃ๎›ˆ๎ž˜๎›ˆ๎Ÿง๎˜ƒ ๎›Š๎…๎˜ƒ๎›‡๎Ÿ‚๎›Š๎Ÿจ๎›Œ๎Ÿค๎˜ƒ๎˜‘๎˜‹๎›‰๎Ÿ‚๎›Œ๎žด๎›ˆ๎Ÿจ๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎›ˆ๎Ÿž๎›‰๎Ÿด๎›Œ๎Ÿ˜๎›ˆ๎ ‡๎˜ƒ ๎œ‹๎•๎›ˆ๎žท๎˜ƒ๎šฆ๎›ˆ๎Ÿ€๎›ˆ๎Ÿฏ๎˜ƒ ๎›ˆ๎ ๎›ˆ๎šข ๎žข๎›ˆ๎Ÿผ๎›ˆ๎šบ๎žฏ๎œ‹๎žพ๎›ˆ๎žท ๎˜ƒ๎›‰๎šจ๎›ˆ๎žพ๎›Œ๎žฆ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›Š๎žพ๎›Œ๎žฆ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›Š๎œ‹๎ก๎šฆ๎˜ƒ๎˜ƒ๎œŒ๎ †๎›Š๎ŸŸ๎šฆ๎›ˆ๎Ÿ„๎›‰๎›Œ๎ฌ๎šฆ ๎š ๎˜ƒ๎›‰๎žพ๎œ‹๎Ÿธ๎›ˆ๎›‰๎ฐ๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›Š๎žพ๎›Œ๎žฆ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿฎ๎›Š๎Ÿด๎›ˆ๎Ÿธ๎›Œ๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎ ‚๎›‰๎žฅ๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎˜ƒ๎›‡๎Ÿ‚๎›Œ๎Ÿฐ๎›ˆ๎žฅ ๎˜ƒ๎˜๎˜ƒ ๎›ˆ๎ ๎žข๎›ˆ๎Ÿซ๎˜ƒ ๎š๎žข๎›ˆ๎Ÿผ๎›ˆ๎šบ๎žฏ๎œ‹๎žพ๎›ˆ๎žท ๎˜ƒ๎›‰๎žพ๎ ‡๎›Š๎Ÿ„๎›ˆ๎ ‡๎˜ƒ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›ˆ๎›€๎›‚๎›‰๎šฐ๎žข๎›ˆ๎Ÿฟ ๎˜ƒ๎›ˆ๎ขญ๎›ˆ๎ž˜๎›ˆ๎žฆ๎›Œ๎šบ๎Ÿป๎›ˆ๎šข๎˜ƒ ๎š ๎˜ƒ๎›†๎šซ๎žข๎œ‹๎žด๎›ˆ๎žท ๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ ๎š ๎˜ƒ๎›ˆ๎œ๎›Œ๎›ˆ๎น๎˜ƒ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›Š๎œบ๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›‡๎š๎›Š๎žฐ๎›ˆ๎Ÿฏ ๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ ๎š ๎˜ƒ๎›ˆ๎šจ๎›ˆ๎›‚๎›Œ๎Ÿ‚๎›‰๎ŸŸ ๎˜ƒ๎š๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›ˆ๎ŸŸ ๎˜ƒ๎›ˆ๎žจ๎›ˆ๎ŸŒ๎›Š๎žŸ๎žข๎›ˆ๎ŸŸ ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿพ๎›‰๎žฆ๎›‰๎Ÿด๎›Œ๎Ÿ—๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎›‰๎žช๎›Œ๎žณ๎›ˆ๎Ÿ‚๎›ˆ๎žผ๎›ˆ๎Ÿง๎˜ƒ๎š๎˜ƒ๎›‡๎žจ๎›ˆ๎Ÿด๎›Œ๎šบ๎ ˆ๎›ˆ๎Ÿณ๎˜ƒ๎›ˆ๎šฉ๎šฆ๎›ˆ๎šฏ๎˜ƒ๎›ˆ๎Ÿถ๎œ‹๎Ÿด๎›ˆ๎Ÿ‡๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎›Š๎Ÿพ๎›Œ๎ ˆ๎›ˆ๎Ÿด๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›‰๎œ‹๎ก๎šฆ๎˜ƒ๎ „๎œ‹๎Ÿด๎›ˆ๎Ÿ๎˜ƒ๎œ‹๎›Š๎“๎œ‹๎Ÿผ๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎›‰๎šฉ๎›Œ๎žพ๎›ˆ๎Ÿฌ๎›ˆ๎šบ๎Ÿง๎˜ƒ๎˜๎˜ƒ ๎›Œ๎žช๎›ˆ๎Ÿณ๎žข๎›ˆ๎Ÿซ๎˜ƒ๎š๎˜ƒ๎›ˆ๎„๎›Š๎šค๎˜ƒ๎›‰๎Ÿพ๎›ˆ๎Ÿ‡๎›Œ๎šข๎›ˆ๎šฐ๎˜ƒ๎›†๎Ÿž๎›Š๎Ÿง๎šฆ๎›ˆ๎šฐ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿž๎ ˆ๎›Š๎Ÿฌ๎›ˆ๎žฆ๎›Œ๎Ÿณ๎›Š๎ขช๎˜ƒ๎›ˆ๎ ‚๎›‰๎Ÿฟ๎˜ƒ๎šฆ๎›ˆ๎šฏ๎›Š๎žœ๎›ˆ๎Ÿง๎˜ƒ๎š ๎˜ƒ๎›ˆ๎šพ๎žข๎›ˆ๎Ÿฌ๎›ˆ๎šบ๎Ÿง๎˜ƒ๎š๎˜ƒ๎›Š๎š ๎žข๎›ˆ๎Ÿธ๎œ‹๎Ÿˆ๎Ÿณ๎šฆ" ๎˜ƒ๎›‰๎žจ๎›ˆ๎ŸŒ๎›Š๎žŸ๎žข๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›ˆ๎ขฎ ๎˜ƒ๎›Œ๎›€๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎›ˆ๎›๎›Š๎Ÿง๎žข๎›ˆ๎›ˆ๎ฃ๎˜ƒ ๎›Š๎žช๎›Œ๎Ÿผ๎›‰๎Ÿฏ๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎š๎˜ƒ๎›ˆ๎Ÿฎ๎œ‹๎Ÿป๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎›‰๎žช๎›Œ๎Ÿผ๎›ˆ๎šบ๎Ÿผ๎›ˆ๎Ÿ›๎˜ƒ ๎›Š๎›‹๎™๎›Š๎Ÿฐ๎›ˆ๎Ÿณ๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎š๎˜ƒ ๎›ˆ๎Ÿฎ๎›Š๎Ÿณ๎›ˆ๎šฏ๎˜ƒ ๎›Š๎œบ๎˜ƒ๎žข๎›ˆ๎Ÿท๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ ๎›‰๎žช๎›Œ๎Ÿด๎›‰๎šบ๎Ÿซ๎˜ƒ๎›Œ๎žพ๎›ˆ๎Ÿซ๎˜ƒ๎˜๎˜ƒ ๎›Œ๎žช๎›ˆ๎Ÿณ๎žข๎›ˆ๎Ÿซ๎˜ƒ๎š๎˜ƒ๎˜…๎˜ƒ๎›‰๎Ÿพ๎›‰๎Ÿณ๎ ‚๎›‰๎Ÿ‡๎›ˆ๎šฐ๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ ๎›Š๎Ÿฎ๎›Œ๎ ˆ๎›ˆ๎Ÿด๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›‰๎œ‹๎ก๎šฆ๎˜ƒ ๎›ˆ๎Ÿฆ๎ ˆ๎›Š๎›ˆ๎น๎˜ƒ๎›ˆ๎Ÿด๎›Œ๎šบ๎ ˆ๎›ˆ๎Ÿณ๎˜ƒ ๎›‰๎šพ๎›Š๎Ÿ„๎›Œ๎Ÿผ๎›ˆ๎šบ๎ ‡๎˜ƒ ๎›ˆ๎„๎žข๎›ˆ๎Ÿ ๎›ˆ๎šบ๎žซ๎˜ƒ๎›ˆ๎œ‹๎ก๎šฆ๎˜ƒ๎œ‹๎›€๎›Š๎šค๎˜ƒ๎˜…๎˜ƒ๎˜๎˜ƒ ๎›ˆ๎šพ๎žข๎›ˆ๎Ÿฌ๎›ˆ๎šบ๎Ÿง๎˜ƒ๎š๎˜ƒ ๎›ˆ๎Ÿฎ๎›Š๎žŸ๎žข๎›ˆ๎Ÿˆ๎›Š๎Ÿป๎˜ƒ ๎›ˆ๎Ÿ’๎›Œ๎Ÿ ๎›ˆ๎šบ๎žฅ๎˜ƒ ๎›ˆ๎žช๎›Œ๎ ˆ๎›ˆ๎šบ๎žซ๎›ˆ๎šข๎˜ƒ ๎›ˆ๎„๎›Š๎šค๎˜ƒ๎›ˆ๎›€๎žข๎›ˆ๎žฆ๎›Œ๎Ÿ ๎›ˆ๎Ÿ‹๎˜ƒ ๎›Œ๎Ÿบ๎›Š๎Ÿท๎˜ƒ ๎›Š๎Ÿฆ๎›Œ๎Ÿ๎›Š๎›‹๎Ÿผ๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎›ˆ๎žจ๎˜ƒ๎›‡๎žค๎›Œ๎Ÿด๎›ˆ๎Ÿฏ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿถ๎›ˆ๎Ÿผ๎›ˆ๎Ÿฃ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿ‚๎›ˆ๎Ÿ ๎›ˆ๎Ÿ‹๎˜ƒ๎›Š๎šฎ๎›ˆ๎žพ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›Š๎Ÿท๎˜ƒ๎›ˆ๎Ÿ‚๎›ˆ๎šบ๎žฐ๎›Œ๎Ÿฏ๎›ˆ๎›Š๎ ‹๎˜ƒ๎›‰๎Ÿ‚๎›Š๎Ÿจ๎›Œ๎Ÿค๎›ˆ๎šบ๎ ˆ๎›ˆ๎šบ๎Ÿง๎˜ƒ๎š๎˜ƒ๎žข๎›ˆ๎ ˆ๎›Œ๎šบ๎Ÿป๎œŒ๎žพ๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎›Š๎š ๎žข๎›ˆ๎Ÿธ๎œ‹๎Ÿˆ๎Ÿณ๎šฆ" ๎˜ƒ๎žข๎›ˆ๎Ÿผ๎›ˆ๎šบ๎žฏ๎œ‹๎žพ๎›ˆ๎žท ๎˜ƒ๎›‰๎žพ๎›Š๎Ÿ‹๎šฆ๎›ˆ๎šฐ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›Š๎žพ๎ ˆ๎›Š๎Ÿ ๎›ˆ๎Ÿ‡๎˜ƒ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›‡๎žพ๎›Š๎Ÿ‹๎šฆ๎›ˆ๎šฐ๎˜ƒ๎˜ƒ๎œŒ๎ †๎›Š๎Ÿด๎›Œ๎Ÿท๎œ‹๎Ÿ‚๎Ÿณ๎šฆ ๎žข๎›ˆ๎Ÿผ๎›ˆ๎šบ๎žฏ๎œ‹๎žพ๎›ˆ๎žท๎˜ƒ ๎š ๎˜ƒ๎›‰๎žพ๎ ˆ๎›Š๎Ÿณ๎›ˆ๎ ‚๎›Œ๎Ÿณ๎šฆ ๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ ๎š ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎šฆ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›ˆ๎žจ๎›ˆ๎Ÿ ๎ ˆ๎›Š๎›ˆ๎ฎ ๎˜ƒ๎š๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›ˆ๎ŸŸ ๎˜ƒ๎›Š๎šฝ๎žข๎œ‹๎žธ๎œ‹๎Ÿ”๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›ˆ๎Ÿบ๎›ˆ๎›Œ๎ป๎›ˆ๎šข ๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎š ๎˜ƒ๎›Š๎šฝ๎žข๎œ‹๎žธ๎œ‹๎Ÿ”๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›Š๎žพ๎›Œ๎žฆ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿบ๎›ˆ๎›Œ๎ง๎œ‹๎Ÿ‚๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›‡๎šง๎›ˆ๎šฑ๎›Œ๎Ÿ‚๎›ˆ๎ŸŸ ๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎š ๎˜ƒ๎›Š๎œบ๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎ „๎›ˆ๎Ÿ‡๎ ‚๎›‰๎Ÿท๎˜ƒ๎˜ƒ๎›Š๎›‹๎›„๎›Š๎Ÿ‚๎›ˆ๎Ÿ ๎›Œ๎Ÿ‹๎›ˆ๎›Œ๎ ‹๎šฆ ๎˜ƒ๎›ˆ๎šพ๎žข๎›ˆ๎Ÿซ๎˜ƒ๎›ˆ๎Ÿถ๎œ‹๎Ÿด๎›ˆ๎Ÿ‡๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎›Š๎Ÿพ๎›Œ๎ ˆ๎›ˆ๎Ÿด๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›‰๎œ‹๎ก๎šฆ๎˜ƒ๎ „๎œ‹๎Ÿด๎›ˆ๎Ÿ๎˜ƒ๎›Š๎œ‹๎ก๎šฆ๎˜ƒ ๎›Š๎šพ๎ ‚๎›‰๎Ÿ‡๎›ˆ๎šฐ๎˜ƒ ๎›Œ๎Ÿบ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎š" ๎˜ƒ๎œ‹๎›€๎›Š๎šค๎˜ƒ๎˜ƒ๎›Š๎žจ๎›ˆ๎Ÿด๎›Œ๎šบ๎ ˆ๎›ˆ๎Ÿณ๎˜ƒ ๎›Š๎œฟ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿž๎›Š๎Ÿด๎œ‹๎Ÿ˜๎›ˆ๎ ˆ๎›ˆ๎Ÿณ๎˜ƒ๎›ˆ๎œ‹๎ก๎šฆ๎˜ƒ๎›‡๎Ÿบ๎›Š๎žท๎žข๎›ˆ๎ŸŒ๎›‰๎Ÿท๎˜ƒ๎›Œ๎›‚๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎›‡๎šฝ๎›Š๎Ÿ‚๎›Œ๎ŸŒ๎›‰๎Ÿธ๎›Š๎Ÿณ๎˜ƒ ๎œ‹๎ ๎›Š๎šค๎˜ƒ๎›Š๎Ÿพ๎›Š๎Ÿฌ๎›Œ๎Ÿด๎›ˆ๎žป๎˜ƒ๎›Š๎Ÿž๎ ˆ๎›Š๎Ÿธ๎›ˆ๎›Š๎ช๎˜ƒ๎›‰๎Ÿ‚๎›Š๎Ÿจ๎›Œ๎Ÿค๎›ˆ๎šบ๎ ˆ๎›ˆ๎šบ๎Ÿง๎˜ƒ๎š๎˜ƒ๎›ˆ๎›€๎žข๎›ˆ๎žฆ๎›Œ๎Ÿ ๎›ˆ๎Ÿ‹๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›Š๎Ÿท๎˜ƒ๎›Š๎Ÿฆ๎›Œ๎Ÿ๎›Š๎›‹๎Ÿผ๎Ÿณ๎šฆ" b. Sunnan Tirmidzi, bab shaum, no hadis 28/739 ๎žข๎›ˆ๎Ÿผ๎›ˆ๎šบ๎žฏ๎œ‹๎žพ๎›ˆ๎žท ๎˜ƒ๎›‰๎žพ๎›ˆ๎›Œ๎ง๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›‡๎Ÿž๎ ˆ๎›Š๎Ÿผ๎›ˆ๎Ÿท ๎žข๎›ˆ๎Ÿผ๎›ˆ๎šบ๎žฏ๎œ‹๎žพ๎›ˆ๎žท๎˜ƒ ๎š ๎˜ƒ๎›‰๎žพ๎ ‡๎›Š๎Ÿ„๎›ˆ๎ ‡๎˜ƒ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›ˆ๎›€๎›‚๎›‰๎šฐ๎žข๎›ˆ๎Ÿฟ ๎˜ƒ๎š๎˜ƒ๎›ˆ๎ขญ๎›ˆ๎Ÿ‚๎›ˆ๎šบ๎žฆ๎›Œ๎žป๎›ˆ๎šข ๎˜ƒ๎›‰๎šซ๎žข๎œ‹๎žด๎›ˆ๎›Œ๎ซ๎šฆ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›ˆ๎šจ๎žข๎›ˆ๎Ÿ—๎›Œ๎šฐ๎›ˆ๎šข ๎˜ƒ๎š๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›ˆ๎ŸŸ ๎˜ƒ๎›ˆ๎œ๎›Œ๎›ˆ๎น๎˜ƒ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›Š๎œบ๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›‡๎š๎›Š๎žฐ๎›ˆ๎Ÿฏ ๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎š ๎˜ƒ๎›ˆ๎šจ๎›ˆ๎›‚๎›Œ๎Ÿ‚๎›‰๎ŸŸ ๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎š ๎˜ƒ๎›ˆ๎žจ๎›ˆ๎ŸŒ๎›Š๎žŸ๎žข๎›ˆ๎ŸŸ ๎˜ƒ๎›Œ๎žช๎›ˆ๎Ÿณ๎žข๎›ˆ๎Ÿซ๎˜ƒ๎š๎˜ƒ๎˜ƒ๎ „๎œ‹๎Ÿด๎›ˆ๎Ÿ๎˜ƒ๎›Š๎œ‹๎ก๎šฆ๎˜ƒ ๎›ˆ๎šพ๎ ‚๎›‰๎Ÿ‡๎›ˆ๎šฐ๎˜ƒ๎›‰๎šฉ๎›Œ๎žพ๎›ˆ๎Ÿฌ๎›ˆ๎šบ๎Ÿง๎˜ƒ๎˜ Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿž๎ ˆ๎›Š๎Ÿฌ๎›ˆ๎žฆ๎›Œ๎Ÿณ๎›Š๎ขช๎˜ƒ๎›ˆ๎ ‚๎›‰๎Ÿฟ๎˜ƒ๎šฆ๎›ˆ๎šฏ๎›Š๎žœ๎›ˆ๎Ÿง๎˜ƒ๎›‰๎žช๎›Œ๎žณ๎›ˆ๎Ÿ‚๎›ˆ๎žผ๎›ˆ๎Ÿง๎˜ƒ๎š๎˜ƒ๎›…๎žจ๎›ˆ๎Ÿด๎›Œ๎šบ๎ ˆ๎›ˆ๎Ÿณ๎˜ƒ๎›ˆ๎Ÿถ๎œ‹๎Ÿด๎›ˆ๎Ÿ‡๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎›Š๎Ÿพ๎›Œ๎ ˆ๎›ˆ๎Ÿด๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›‰๎œ‹๎ก๎šฆ ๎˜ƒ๎›ˆ๎Ÿฆ๎ ˆ๎›Š๎›ˆ๎น๎˜ƒ๎›Œ๎›€๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎›ˆ๎›๎›Š๎Ÿง๎žข๎›ˆ๎›ˆ๎ฃ๎˜ƒ ๎›Š๎žช๎›Œ๎Ÿผ๎›‰๎Ÿฏ๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎˜…๎˜ƒ๎˜๎˜ƒ๎›ˆ๎šพ๎žข๎›ˆ๎Ÿฌ๎›ˆ๎šบ๎Ÿง๎˜ƒ๎š๎˜ƒ๎›ˆ๎šบ๎žฅ๎˜ƒ๎›ˆ๎žช๎›Œ๎ ˆ๎›ˆ๎šบ๎žซ๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎›ˆ๎Ÿฎ๎œ‹๎Ÿป๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎›‰๎žช๎›Œ๎Ÿผ๎›ˆ๎šบ๎Ÿผ๎›ˆ๎Ÿ›๎˜ƒ ๎›Š๎›‹๎ˆ๎›Š๎šค๎˜ƒ๎š๎˜ƒ๎›Š๎œ‹๎ก๎šฆ๎˜ƒ๎›ˆ๎šพ๎ ‚๎›‰๎Ÿ‡๎›ˆ๎šฐ๎˜ƒ๎›ˆ๎ขฎ๎˜ƒ๎˜๎˜ƒ๎›‰๎žช๎›Œ๎Ÿด๎›‰๎šบ๎Ÿซ๎˜ƒ๎˜…๎˜ƒ๎šŸ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿพ๎›‰๎Ÿณ๎ ‚๎›‰๎Ÿ‡๎›ˆ๎šฐ๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎›Š๎Ÿฎ๎›Œ๎ ˆ๎›ˆ๎Ÿด๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›‰๎œ‹๎ก๎šฆ๎˜ƒ๎š๎˜ƒ๎›ˆ๎Ÿฎ๎›Š๎žŸ๎žข๎›ˆ๎Ÿˆ๎›Š๎Ÿป๎˜ƒ๎›ˆ๎Ÿ’๎›Œ๎Ÿ ๎˜ƒ๎œ‹๎›€๎›Š๎šค๎˜ƒ๎˜…๎˜ƒ๎˜๎˜ƒ ๎›ˆ๎šพ๎žข๎›ˆ๎Ÿฌ๎›ˆ๎šบ๎Ÿง ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿ‚๎›Š๎Ÿจ๎›Œ๎Ÿค๎›ˆ๎šบ๎ ˆ๎›ˆ๎šบ๎Ÿง๎˜ƒ๎š๎˜ƒ๎žข๎›ˆ๎ ˆ๎›Œ๎šบ๎Ÿป๎œŒ๎žพ๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎›Š๎š ๎žข๎›ˆ๎Ÿธ๎œ‹๎Ÿˆ๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ ๎›ˆ๎„๎›Š๎šค๎˜ƒ๎›ˆ๎›€๎žข๎›ˆ๎žฆ๎›Œ๎Ÿ ๎›ˆ๎Ÿ‹๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›Š๎Ÿท๎˜ƒ ๎›Š๎Ÿฆ๎›Œ๎Ÿ๎›Š๎›‹๎Ÿผ๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎›ˆ๎žจ๎›ˆ๎Ÿด๎›Œ๎šบ๎ ˆ๎›ˆ๎Ÿณ๎˜ƒ๎›‰๎šพ๎›Š๎Ÿ„๎›Œ๎Ÿผ๎›ˆ๎šบ๎ ‡๎˜ƒ๎œ‹๎Ÿฒ๎›ˆ๎žณ๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎œ‹๎Ÿ„๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›ˆ๎œ‹๎ก๎šฆ๎˜ƒ๎›‡๎žค๎›Œ๎Ÿด๎›ˆ๎Ÿฏ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿถ๎›ˆ๎Ÿผ๎›ˆ๎Ÿฃ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿ‚๎›Œ๎Ÿ ๎›ˆ๎Ÿ‹๎˜ƒ๎›Š๎šฎ๎›ˆ๎žพ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›Š๎Ÿท๎˜ƒ๎›ˆ๎Ÿ‚๎›ˆ๎šบ๎žฐ๎›Œ๎Ÿฏ๎›ˆ๎›Š๎ ‹" c. Musnad Ahmad ibnu Hanbal 6642 ๎˜ƒ๎žข๎›ˆ๎Ÿผ๎›ˆ๎šบ๎žฏ๎œ‹๎žพ๎›ˆ๎žท๎˜ƒ๎˜๎›†๎Ÿบ๎›ˆ๎Ÿˆ๎›ˆ๎žท๎˜ƒ๎žข๎›ˆ๎Ÿผ๎›ˆ๎šบ๎žฏ๎œ‹๎žพ๎›ˆ๎žท๎˜ƒ๎›Š๎Ÿบ๎›ˆ๎›Œ๎ง๎œ‹๎Ÿ‚๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎›Š๎žพ๎›Œ๎žฆ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ ๎›Š๎œบ๎›ˆ๎šข๎˜ƒ ๎›Œ๎Ÿบ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎˜๎›Š๎กฆ๎˜ƒ๎›Š๎žพ๎›Œ๎žฆ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎˜ƒ๎œŒ๎ †๎ ˆ๎›‰๎žท๎˜ƒ๎žข๎›ˆ๎Ÿผ๎›ˆ๎šบ๎žฏ๎œ‹๎žพ๎›ˆ๎žท๎˜ƒ๎˜๎›ˆ๎žจ๎›ˆ๎Ÿ ๎›Œ๎šบ๎ ˆ๎›Š๎›ˆ๎ฎ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎šฆ๎˜ƒ๎›ˆ๎„๎›Š๎šค๎˜ƒ๎œ‹๎Ÿฒ๎›ˆ๎žณ๎˜ƒ ๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎œ‹๎Ÿ„๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›‰๎กฆ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿž๎›Š๎Ÿด๎œ‹๎Ÿ˜๎›ˆ๎ ‡๎˜ƒ๎˜๎›ˆ๎šพ๎žข๎›ˆ๎Ÿซ๎˜ƒ๎กจ๎˜ƒ๎›Š๎กฆ๎˜ƒ ๎›ˆ๎šพ๎›Œ๎ ‚๎›‰๎Ÿ‡๎›ˆ๎šฐ๎˜ƒ๎œ‹๎›€๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎˜๎›‚๎›‰๎Ÿ‚๎›Œ๎Ÿธ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿบ๎žฅ๎˜ƒ๎›Š๎กฆ๎˜ƒ๎›Š๎žพ๎›Œ๎žฆ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎˜๎›Š๎›‹๎ †๎›Š๎Ÿด๎›‰๎žฆ๎›‰๎ซ๎šฆ๎˜ƒ๎˜๎›ˆ๎›€๎žข๎›ˆ๎žฆ๎›Œ๎Ÿ ๎›ˆ๎Ÿ‹๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›Š๎Ÿท๎˜ƒ ๎›Š๎Ÿฆ๎›Œ๎Ÿ๎›Š๎›‹๎Ÿผ๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎›ˆ๎žจ๎›ˆ๎Ÿด๎›Œ๎šบ๎ ˆ๎›ˆ๎Ÿณ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿพ๎›Š๎Ÿฌ๎›Œ๎Ÿด๎›ˆ๎žป๎˜ƒ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿ†๎›Œ๎Ÿจ๎›ˆ๎šบ๎Ÿป๎˜ƒ๎›Š๎Ÿฒ๎›Š๎žซ๎žข๎›ˆ๎Ÿซ๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎›‡๎Ÿบ๎›Š๎žท๎žข๎›ˆ๎ŸŒ๎›‰๎Ÿท๎˜ƒ๎›Š๎›Œ๎›๎›ˆ๎šบ๎Ÿผ๎›Œ๎šบ๎žฏ๎›Š๎ ๎˜ƒ ๎œ‹๎ ๎›Š๎šค๎˜ƒ๎›Š๎Ÿฝ๎›Š๎šฎ๎žข๎›ˆ๎žฆ๎›Š๎Ÿ ๎›Š๎Ÿณ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿ‚๎›Š๎Ÿจ๎›Œ๎Ÿค๎›ˆ๎šบ๎ ˆ๎›ˆ๎šบ๎Ÿง d. Abdullah ibn Abdurrahman ad-Darimi, 23 ๎žข๎›ˆ๎Ÿผ๎›ˆ๎šบ๎žฏ๎œ‹๎žพ๎›ˆ๎žท ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿข๎›ˆ๎žฆ๎›Œ๎Ÿ๎›ˆ๎ ‹๎šฆ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›Š๎šซ๎›ˆ๎Ÿ‚๎›ˆ๎Ÿจ๎›Œ๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎˜ƒ๎œŒ๎›„๎›Š๎Ÿ‚๎›Œ๎Ÿ๎›Š๎Ÿธ๎›Œ๎Ÿณ๎šฆ ๎˜ƒ๎›Š๎ˆ๎›ˆ๎Ÿ‚๎›ˆ๎šบ๎žฆ๎›Œ๎žป๎›ˆ๎šข๎˜ƒ ๎˜๎˜ƒ ๎›ˆ๎šพ๎žข๎›ˆ๎Ÿซ๎˜ƒ ๎š ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎šฆ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›‡๎žค๎›Œ๎Ÿฟ๎›ˆ๎›‚ ๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ ๎š ๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿธ๎›ˆ๎ŸŸ๎›‚๎›Š๎Ÿ‚๎˜ƒ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›Š๎šช๎›Š๎šฐ๎žข๎›ˆ๎›Œ๎ซ๎šฆ ๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎š ๎˜ƒ๎›Š๎žพ๎›Œ๎žฆ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿฎ๎›Š๎Ÿด๎›ˆ๎Ÿธ๎›Œ๎Ÿณ๎šฆ ๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎š ๎˜ƒ๎›Š๎žค๎›ˆ๎Ÿ ๎›Œ๎Ÿ๎›‰๎Ÿท๎˜ƒ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›Š๎œบ๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎˜ƒ๎›Š๎šช๎›Š๎šฐ๎žข๎›ˆ๎›Œ๎ซ๎šฆ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿบ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎š ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿถ๎›Š๎Ÿ‡๎žข๎›ˆ๎Ÿฌ๎›Œ๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›Š๎žพ๎œ‹๎Ÿธ๎›ˆ๎›‰๎ฐ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›Š๎œบ๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎˜ƒ๎›‡๎Ÿ‚๎›Œ๎Ÿฐ๎›ˆ๎žฅ ๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎š ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿพ๎ ˆ๎›Š๎žฅ๎›ˆ๎šข ๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ ๎›Œ๎›‚๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎š ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿพ๎›Š๎›‹๎Ÿธ๎›ˆ๎ŸŸ ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿฝ๎›Š๎›‹๎žพ๎›ˆ๎žณ๎˜ƒ ๎›Œ๎Ÿบ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎š ๎˜ƒ๎›Š๎œบ๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎˜ƒ๎›‡๎Ÿ‚๎›Œ๎Ÿฐ๎›ˆ๎žฅ ๎˜ƒ๎œ‹๎›Š๎“๎œ‹๎Ÿผ๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎›‹๎›€๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎š๎˜ƒ๎›‰๎Ÿพ๎›Œ๎Ÿผ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›‰๎œ‹๎ก๎šฆ๎˜ƒ ๎›ˆ๎ †๎›Š๎Ÿ“๎›ˆ๎šฐ๎˜ƒ๎›ˆ๎šพ๎žข๎›ˆ๎Ÿซ๎˜ƒ๎˜๎˜ƒ๎›ˆ๎Ÿถ๎œ‹๎Ÿด๎›ˆ๎Ÿ‡๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎›Š๎Ÿพ๎›Œ๎ ˆ๎›ˆ๎Ÿด๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›‰๎œ‹๎ก๎šฆ๎˜ƒ๎ „๎œ‹๎Ÿด๎›ˆ๎Ÿ" ๎˜ƒ๎š๎˜ƒ๎›ˆ๎›€๎žข๎›ˆ๎žฆ๎›Œ๎Ÿ ๎›ˆ๎Ÿ‹๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›Š๎Ÿท๎˜ƒ ๎›Š๎Ÿฆ๎›Œ๎Ÿ๎›Š๎›‹๎Ÿผ๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎›ˆ๎žจ๎›ˆ๎Ÿด๎›Œ๎šบ๎ ˆ๎›ˆ๎Ÿณ๎˜ƒ ๎›ˆ๎„๎žข๎›ˆ๎Ÿ ๎›ˆ๎šบ๎žซ๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ ๎›ˆ๎šฝ๎›ˆ๎šฐ๎žข๎›ˆ๎žฆ๎›ˆ๎šบ๎žซ๎˜ƒ๎žข๎›ˆ๎Ÿผ๎œŒ๎šบ๎žฅ๎›ˆ๎šฐ๎˜ƒ๎›‰๎šพ๎›Š๎Ÿ„๎›Œ๎Ÿผ๎›ˆ๎šบ๎ ‡๎˜ƒ๎›‡๎Ÿบ๎›Š๎žท๎žข๎›ˆ๎ŸŒ๎›‰๎Ÿท๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎›Š๎œ‹๎ก๎›Š๎ขช๎˜ƒ๎›‡๎šฝ๎›Š๎Ÿ‚๎›Œ๎ŸŒ๎›‰๎Ÿธ๎›Š๎Ÿณ๎˜ƒ๎ ๎›Š๎šค๎˜ƒ๎›‡๎Ÿ†๎›Œ๎Ÿจ๎›ˆ๎šบ๎Ÿป๎˜ƒ๎›Š๎›‹๎Ÿฒ๎›‰๎Ÿฐ๎›Š๎Ÿณ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿ‚๎›Š๎Ÿจ๎›Œ๎Ÿค๎›ˆ๎šบ๎ ˆ๎›ˆ๎šบ๎Ÿง" ๎˜ƒ๎šฐ๎ „๎Ÿท๎šฐ๎šฆ๎žพ๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎Ÿฝ๎šฆ๎›‚๎˜ƒSelanjutnya peneliti akan melalukan iโ€Ÿtibar terhadap beberapa hadis yang memiliki kemiripan dengan hadis yang peneliti kaji yaitu hadis nisfhu Syaโ€Ÿban dari periwayatan Ibnu Majah. Berdasarkan uraian jalur sanad di atas berikut akan di tampilkan skema sanad hadis dari jalur Ibn Majah, Tirmidzi, Ahmad ibn Hanbal dan Darimi AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 Muhammad ibn Abdil Malik Abu Bakar Abdirrahman ibn Rasid ibn Saโ€™id ibn Rasid ar-RamliAbdatub ibn Abdillah al-Khuzai Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam Abi Abdirrahman al-Hubuliyyi Qosim ibn Muhammad ibn Abi Bakar Asbaghu ibn Faroji al-Misri AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 Pada jalur Rawi Aisyah terdapat nama perawi yang kedudukan perawinya dhoif yaitu Hajjaj, berdasarkan penelusuran peneliti pada aplikasi disebutkan bahwa Hajjaj adalah orang yang tidak kuat, banyak kesalahan dan tadlis serta marratan dhoif. Dan jalur ini dimukhharijul oleh dua perawi yaitu jalur Ibnu Majah dan at-Tirmidzi. Oleh karena itu hadis pada jalur ini tidak dapat menjadi penguat hadis Ibnu Majah yang diriwayatkan oleh Ali ibn Abi Thalib. Pada jalur rawi Abi Musa al-Asyari terdapat nama perawi yang tidak kenal, dan Ibn Hajar asQolani menyebutkan di dalam aplikasi web bahwa ad-Dhahaki ibn Aiman ini orang yang majhul. oleh karena itu, hadis pada jalur ini tidak bisa dijadikan penguat atau pendamping hadis ibnu Majah yang diriwayatkan oleh Ali ibn Abi Thalib. Pada jalur rawi Abi Bakar, terdapat nama perawi yang dinilai sebagai munkirul hadis jiddan, serta seseorang yang tidak diketahui. Ini disampaikan oleh kritikus hadis seperti Abu Bakar alBazzar dan Abu Hatim ibn Hibban di dalam aplikasi web Oleh karena itu hadis ini tidak bisa menjadi penguat bagi jalur hadis yang diriwayatkan oleh Ali ibn Abi Thalib. Pada jalur rawi Abdullah ibn โ€žAmru terdapat nama perawi yang dikategorikan seorang dhoif berdasarkan penilaian kritikus hadis di dalam aplikasi web perawi tersebut ialah Ibn Lahiโ€Ÿata yang dikritik oleh Abu Hatim Ar-Razi sebagai seorang yang dhoif. Oleh karena itu jalur sanad ini tidak bisa dijadikan penguat bagi jalur sanad dari rawi Ali Ibn Abi Thalib. Setelah melakukan iโ€Ÿtibar jalur sanad di atas, peneliti selanjutnya menguraikan beberapa perawi hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah di atas adalah sebagai berikut Ibnu Majah, Hasan bin Ali al-Khallal, Abd. Ar-Razzaq, Ibnu Abi Sabrah, Ibrahim bin Muhammad, Muโ€Ÿawiyah bin Abdullah bin Jaโ€Ÿfar, Abu Muโ€Ÿawiyah, dan Ali bin Abi Thalib. Adapun biografi masing-masing perawi, analisis kebersambungan sanad, kualitas pribadi dan kapasitas intelektual perawi, serta terbebasnya sanad tersebut dari syadz dan โ€žillat akan diuraikan berikut ini Kualitas Pribadi dan Kapasitas Intelektual Perawi a. Ibnu Majah Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam Ibnu Majah memiliki nama lengkap Muhammad ibn Yazรญd al-Rabaโ€Ÿiy. Beliau yang juga dikenal dengan nama Abu Abdullah ibn Majah al-Qazwรญnรญ ini memiliki kitab Sunan dan sering melakukan perjalanan jauh. Namanya dikenal di Khurasan, Irak, Hijaz, Mesir, Syam dan beberapa negara lainnya Riwayat lain menyatakan bahwa Ibnu Majah pernah melakukan perjalanan ke Urak, Basrah, Kufah, Baghdad, Mekkah, Syam dan Mesir. Ibnu Majah dilahirkan pada tahun 209 H dan wafat pada hari Senin kemudian dimakamkan pada hari Selasa tepat delapan hari terakhir bulan Ramadhan tahun 273 H. Berdasarkan keterangan al-Mizzi, Ibnu Majah mencapai usia 64 tidak memberikan keterangan tentang jumlah guru Ibnu Majah serta siapa saja gurunya. Keterangan lebih lengkap tentang jumlah guru Ibnu Majah, peneliti temukan dalam CD Maktabah al-Aโ€Ÿlam wa al-Tarajim. Jumlah guru Ibnu Majah 23 orang, di antaranya adalah โ€žAli ibn Muhammad al-Thanรกfasรญ, Mushโ€Ÿab ibn Abdillah al-Zubairรญ dan Abu Bakar ibn Abรญ jumlah murid Ibnu Majah menurut al-Mizzi adalah 11 orang, di antaranya adalah Ibrahim ibn Dinar al-Hausyabรญ al-Hamadzรกnรญ, Jaโ€Ÿfar ibn Idrรญs dan Muhammad ibn โ€žIsรก Majah meriwayatkan hadis dari Hasan ibn โ€žAlรญ al-Khallรกl dengan sighat haddatsanรก. Sighat tersebut-meskipun tidak terdapat keseragaman pandangan ulama apakah digunakan untuk metode al-simaโ€Ÿ, al-qiraโ€Ÿah atau al-ijazah- menunjukkan adanya kebersambungan sanad antara ibn Majah dan Hasan ibn โ€žAlรญ al-Khallรกl. Kesimpulan tersebut memberi keyakinan saat peneliti mencermati rentang waktu hidup Hasan ibn โ€žAlรญ al-Khallรกl 179-242 H dan ibn Majah 209-273 H. Meskipun Hasan ibn โ€žAlรญ al-Khallรกl tidak tercatat di dalam daftar nama guru Ibnu Majah, akan tetapi Ibnu Majah termasuk ke dalam Jamaโ€Ÿah yang tercatat di dalam daftar murid Hasan ibn โ€žAlรญ al-Khallรกl. Dengan demikian, berarti ada kebersambungan sanad di antara keduanya. Penilaian kritikus hadis terhadap Ibnu Majah disampaikan oleh al-Dzahabi, Ibn Hajar, al-Nasaโ€Ÿi, al-Khatib dan Abu Yaโ€Ÿla al-Khalil al-Qazwinรญ. Al-Dzahabi menyatakan bahwa Ibnu Majah adalah orang yang Tsiqah. Ibn Hajar dalam kitab al-Tadzhib dan al-Nasaโ€Ÿi mengatakan Tsiqah. Begitu pula al- Jamal al-Din Abi al-Hujjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi Asmaโ€Ÿ al-Rijal, Jilid 27, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992, 40 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 41 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 41 CD Maktabah al-Aโ€Ÿlฤm wa Al-Tarฤjim al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 40-41 AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 Khatib menyatakan bahwa Ibnu Majah dengan โ€žรbidan dan dalam al-Taqrรญb mengatakan Tsiqatun itu, Abu Yaโ€Ÿla al-Khalil al-Qazwinรญ menyatakan bahwa Ibnu Majah adalah seorang yang tsiqatun kabรญrun, muttafaqun โ€žalaihi, muhtajjun Hasan bin Ali al-Khallal Nama lengkapnya adalah Al-Hasan ibn โ€žAli ibn Muhammad al-Hudzallรญ al-Khallรกl. Beliau juga dikenal dengan gelar Abu โ€ŸAlรญ, Abu Muhammad, al-Hulwรกnรญ al-Raihรกnรญ. Beliau wafat di Mekkah pada tahun 242 H. Berdasarkan keterangan tahun wafatnya, maka dapat disimpulkan bahwa usia Hasan ibn โ€žAlรญ al-Khallรกl disamakan dengan umur Nabi Muhammad SAW 63 tahun, maka tahun kelahiran beliau menjadi atau sekitar tahun 179 H. Terdapat kurang lebih 58 orang guru yang meriwayatkan hadis kepadanya. Di antaranya adalah Zayd ibn al-Hubbรกb, Sulaimรกn ibn Harb dan Abd al-Razzรกq ibn murid dan orang yang meriwayatkan hadis darinya tidak kurang dari 17 orang di antaranya adalah Jamรกโ€™ah selain Nasaโ€™i, Ibrahim ibn Ishรกq al-Harbรญy dan Ahmad ibn โ€žAlรญ ibn โ€žAlรญ al-Khallรกl meriwayatkan hadis dari โ€žAbd al-Razzรกq dengan sighat haddatsana. Dengan tercatatnya nama โ€žAbd al-Razzรกq sebagai guru Hasan ibn โ€žAlรญ al-Khallรกl dan sebaliknya Hasan ibn โ€žAlรญ al-Khallรกl tercatat sebagai murid dari โ€žAbd al-Razzรกq, maka antara Hasan ibn โ€žAlรญ al-Khallรกl dan โ€žAbd al-Razzรกq terjadi pertalian langsung dalam proses transformasi hadis tersebut. Penilaian kritikus hadis kepada Hasan bin Ali al-Khallal disampaikan oleh Yaโ€Ÿqub ibn Syaibah, Abu Daud, Al-Nasaโ€ŸI, Abu Bakar al-Khatรญb, dan Ibrahim ibn Aurumah al-Hafidz. Yaโ€Ÿqub ibn Syaibah menyatakan bahwa Hasan bin Ali al-Khallal adalah Tsiqah Tsabit Mutqinan, Abu Daud menyatakan orang yang โ€žAlim, Al-Nasaโ€Ÿi mengatakan Tsiqah, Abu Bakar al-Khatรญb berpendapat Tsiqatan Hรกfidhan. Berdasarkan penilaian kritikus tersebut, maka Hasan bin Ali al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... , 40 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 41 Jamal al-Din Abi al-Hujjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi Asmaโ€Ÿ al-Rijal, Jilid 6, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992, 259 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 260 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 263 Jamal al-Din Abi al-Hujjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi Asmaโ€Ÿ al-Rijal, Jilid 18, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992, 260-261 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 261-262 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... Jilid 6, 262-263 Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam al-Khallal dapat dikategorikan sebagai perawi berpredikat maqbul karena masuk ke dalam tingkatan taโ€Ÿdil kedua. c. Abd. Ar-Razzaq bernama โ€žAbd al-Razzรกq ibn Hammรกm ibn Nรกfiโ€Ÿ al-Himyariy al-Yamรกniy. Beliau juga dikenal dengan gelar Abu Bakar al-Shunโ€Ÿรกniy. Menurut Muhammad ibn Abbรกn al-Balkhรญy, sejak berusia antara 7 dan 8 tahun, โ€žAbd al-Razzรกq telah mengikuti majelis maโ€Ÿ Ahmad ibn Hanbal, โ€žAbd al-Razzรกq dilahirkan pada tahun 126 H. Sedangkan menurut Muhammad ibn Saโ€Ÿad, Khalรญfah ibn Khayyรกt dan al-Bukhรกrรญ, beliau wafat pada tahun 211 H. Keterangan mengenai bulan wafatnya disampaikan oleh Muhammad ibn Saโ€Ÿad yaitu pada pertengahan bulan Syawal. Berdasarkan keterangan tentang tahun kelahiran dan wafatnya โ€žAbd al-Razzรกq tersebut, maka peneliti menyimpulkan bahwa beliau mencapai usia 85 tahun. Jumlah guru yang meriwayatkan hadis kepada โ€žAbd al-Razzรกq tidak kurang dari 67 orang, yang di antaranya adalah Hisyรกm ibn Hasรกn, Jaโ€Ÿfar ibn Sulaimรกn al-Dhubaโ€Ÿรญ dan Abu Bakar ibn Abdillah ibn Abi jumlah murid dan orang yang meriwayatkan hadis darinya berjumlah tidak kurang dari 84 orang. Di antaranya adalah Al-Hasรกn ibn Ali al-Khallรกl, Muhammad ibn Dรกud ibn Sufyรกn dan Yahya ibn Mรบsรก.โ€žAbd al-Razzรกq meriwayatkan hadis dari Ibn Abรญ Sabrah dengan sighat anbaanรก. Para ulama hadis sepakat bahwa sighat tersebut dipakai dalam periwayatan dengan jalur al-qirรกโ€Ÿah dan mereka tidak sepakat dalam pemakaian sighat tersebt untuk periwayatan dengan jalur al-ijรกzah. Antara dua perawi tersebut terdapat bentuk relasi murid dan guru. Artinya, tercatatnya nama โ€žAbd al-Razzรกq dalam jajaran murid Ibn Abรญ Sabrah dan nama Ibn Abรญ Sabrah dalam jajaran guru โ€žAbd al-Razzรกq, cukup menjadi bukti bahwa ada kebersambungan sanad antara keduanya. Beberapa ahli kritik hadis memberikan penilaian kepada Abd. Ar-Razzaq seperti Abbas al-Dauri, Abu Zurโ€Ÿatu ad-Dimasyqi, Abu Bakar ibn Abi Khaitsamah, dan Yaโ€Ÿkรบb ibn Syaibah. Abbas al-Dauri berpendapat bahwa โ€žAbd al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 52 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 56 Ahmad ibn Hanbal dalam al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 61 Muhammad ibn Saโ€Ÿad, Khalรญfah ibn Khayyรกt dan al-Bukhรกrรญ dalam al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 61 Muhammad ibn Saโ€Ÿad dalam al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 61 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 52-54 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 54-56 AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 al-Razzรกq adalah seorang yang tsabit dalam hadis Maโ€Ÿmar dari Hisyam ibn Zurโ€Ÿatu ad-Dimasyqi bertanya siapa yang paling tsabit diantara Ibnu Juraih, โ€žAbd al-Razzรกq dan Bursani? Ahmad menjawab โ€žAbd Bakar ibn Abi Khaitsamah menyatakan bahwa โ€žAbd al-Razzรกq adalah salah seorang ashhรกb al-Tsauri, dan Yaโ€Ÿkรบb ibn Syaibah menilai bahwa โ€žAbd al-Razzรกq adalahTsiqatun penilaian para kritikus hadis, maka โ€žAbd al-Razzรกq dapat dikelompokkan pada tinggkatan perawi yang taโ€Ÿdil pertama sampai ketiga. Sehingga periwayatannya dapat dijadikan hujjah dan diterima. d. Ibnu Abi Sabrah Nama beliau adalah Abu Bakar ibn Abdillah ibn Muhammad ibn Abi Sabrah ibn Abi Ruhmi ibn โ€žAbd al-โ€žรšzzรก ibn Abi Qois ibn โ€œAbdu Waddin ibn Nasr ibn Malik ibn Hisl ibn โ€žAmir ibn luโ€Ÿyi ibn Ghalib al-Qurasyi al-โ€žAmiriy al-Sabriy riwayat, namanya adalah โ€žAbdullah. Sedangkan menurut Ahmad ibn Hanbal dan Abu Hรกtim al-Rรกzรญ, namanya adalah Muhammad. Riwayat lainnya menjelaskan bahwa beliau adalah saudara Muhammad ibn โ€žAbdillah ibn Abรญ Sabrah yang telah sampai di Madinah sebelum Ziyรกd ibn โ€žUbaidillah al-Hรกritsรญ. Nasabnya sampai pada kakeknya Abi Sabrah yang bernama โ€žAbdullah yang merupakan salah seorang shahabat yang berperan serta dalam perang Badar. Ibn Abรญ Sabrah mengatakan bahwa dirinya menghafal 70 ribu hadis tentang halal dan haram. Diperkirakan Abรญ Sabrah lahir pada tahun pada tahun 102 H karena menurut Muhammad ibn Saโ€Ÿad, beliau wafat pada tahun 162 H dan usia beliau mencapai 60 guru yang meriwayatkan hadis kepada Ibn Abรญ Sabrah sebanyak 21 orang, di antaranya adalah Ibrahim ibn Muhammad, Zayd ibn Aslam dan โ€žIsรก ibn Maโ€Ÿ jumlah murid yang meriwayatkan hadis darinya adalah 11 orang, di antaranya adalah Sulaiman ibn Muhammad ibn Abรญ Sabrah, Abd al-Razzรกq ibn Hammรกm danโ€žIsรก ibn Abi Fadhil Ahmad bin Ali bin Hajar Syihab ad-Din al-โ€žAsqalaani asy-Syafiโ€Ÿi, Tahzib at-Tahzhib, Juz 2 Bairut Muassah ar-Risalah, 1996, 572-574 Jamal al-Din Abi al-Hujjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi Asmaโ€Ÿ al-Rijal, Jilid 33, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992, 102-103 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 103 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 103 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 106 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 103-104 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 104 Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam Ibn Abรญ Sabrah meriwayatkan hadis dari Ibrahim ibn Muhammad secara secara muโ€Ÿanโ€Ÿan di antarai dengan lafadz โ€žan. Tidak adanya penyembunyian cacat tadlis antara dua perawi tersebut dapat dibuktikan dengan bentuk relasi murid dan guru. Artinya, tercatatnya nama Ibn Abรญ Sabrah dalam jajaran murid Ibrahim ibn Muhammad dan nama Ibrahim ibn Muhammad dalam jajaran guru Ibn Abรญ Sabrah, telah menjadi bukti bahwa ada kebersambungan sanad antara keduanya. Para ahli kritik hadis memberikan penilaian negatif kepada Ibnu Abi Sabrah mereka adalah โ€žAli ibn al-Madรญnรญy mengatakan Ibnu Abi Sabrah adalah Dhoifan fรญ al-Hadรญts, Abdullah ibn Ahmad ibn Hanbal berkata dari Ahmad ibn Hanbalbahwa Ibnu Abi Sabrah adalah Yadhiโ€Ÿu al-Hadis wa Yakdzibu, Al-Ghalรกbiy dari Yahyรก ibn Maโ€Ÿรญn berpandangan bahwa Ibnu Abi Sabrah adalah Dhoโ€Ÿรญf al-Hadรญts, Ibn Abi Yahya berpendapat Ibnu Abi Sabrah adalahMunkar al-Hadis, Ibrahim ibn Yaโ€Ÿkรบb al-Jรบzajรกnรญy memberikan penilaian Ibnu Abi Sabrah sebagai Yudhaโ€Ÿaf al-Hadis, Bukhori menilai perawi ini adalah Dhoif dan Munkar al-Hadis, Nasaโ€Ÿi menambahkan ia seorang perawi yang matrรบk penilaian tersebut, maka perawi Ibnu Abi Sabrah masuk dalam kategori sanad yang dhoif, munkar, matruk dan dilihat dari urutan maratib jarh perawi tidak dapat dijadikan hujjah, tidak boleh ditulis hadisnya dan tidak dijadikan iโ€Ÿtibar. e. Ibrahim bin Muhammad Ibrahim ibn Muhammad. Tidak ada keterangan tentang tahun lahir dan wafat serta umur beliau dalam kitab Tahdzib al-Kamal fi Asmaโ€Ÿ al-Rijal karya al-Mazzรญ. Menurut al-Mazzรญ beliau hanya meriwayatkan hadis dari 1 orang guru yang bernama Muโ€™awiyah ibn Abdillah ibn Jaโ€™fardan juga hanya memiliki 1 orang murid bernama Abu Bakar ibn Abi ibn Muhammad meriwayatkan hadis dari Muโ€Ÿawiyah ibn โ€žAbdillah ibn Jaโ€Ÿfar dengan sighat โ€žan secara muโ€Ÿanโ€Ÿan. Dengan disebutnya Muโ€Ÿawiyah ibn โ€žAbdillah ibn Jaโ€Ÿfar sebagai guru Ibrahim ibn Muhammad dan Ibrahim ibn Muhammad sebagai murid Muโ€Ÿawiyah ibn โ€žAbdillah ibn Jaโ€Ÿfar, maka antara keduanya terjadi pertautan langsung sehingga terdapat kebersambungan sanad. asy-Syafiโ€Ÿi, Tahzib at-Tahzhib, Juz 2,489-490 Jamal al-Din Abi al-Hujjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi Asmaโ€Ÿ al-Rijal, Jilid 2, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992, 193 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 193 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 194 AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 Penilaian Ibrahim bin Muhammad diberikan oleh Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Hibban. Ibnu Abi Hatim berpandangan bahwa Ibrahim bin Muhammad adalah shohibu tarjamah, sedangkan Ibnu Hibban menyebutnya sebagai perawi yang penilaian tersebut, maka Ibrahim bin Muhammad dapat dikategorikan sebagai perawi yang โ€žadil dan hadis yang diriwayatkannya bisa dijadikan hujjah. f. Muโ€™awiyah bin Abdullah bin Jaโ€™far Nama lengkap Muโ€Ÿawiyah ibn Abdillah ibn Jaโ€Ÿfar ibn Abi Thalib al-Qurasiy al-Hasyimi al-Madani. Al-Mizzi tidak memberikan keterangan tentang tahun kelahiran dan wafatnya beliau, sehingga peneliti juga tidak dapat menyimpulkan tepatnya usia beliau. Muโ€Ÿawiyah ibn Abdillah ibn Jaโ€Ÿfar adalah seorang muhaddits yang memiliki guru 5 orang dan murid 11 orang. Di antara sederet gurunya terdapat Rรกfiโ€Ÿ ibn Khadรญj, Sรกib ibn Yazรญd dan Abu Muโ€™awiyah Abdullah ibn Jaโ€™far.Sedangkan di antara jajaran muridnya terdapat Ibrahim ibn Muhammad, Yazรญd ibn โ€žAbdillah ibn al-Hรกd dan Muhammad ibn Muslim ibn Syihรกb ibn Abdillah ibn Jaโ€Ÿfar meriwayatkan hadis dari ayahnya dengan sighat โ€žan muโ€Ÿanโ€Ÿan. Dengan adanya pertalian hubungan keluarga antara ayah dan anak serta disebutnya Abu Muโ€Ÿรกwiyah sebagai guru Muโ€Ÿawiyah ibn Abdillah ibn Jaโ€Ÿfar dan Muโ€Ÿawiyah ibn Abdillah ibn Jaโ€Ÿfar sebagai murid Abu Muโ€Ÿรกwiyah, maka antara keduanya terjadi pertautan langsung sehingga terdapat kebersambungan sanad. Muโ€Ÿawiyah bin Abdullah bin Jaโ€Ÿfar mendapat penilaian dari kritikus hadis seperti โ€žIjliyyu dan Ibnu Hibban. โ€žIjliyyu mengatakan bahwa Muโ€Ÿawiyah bin Abdullah bin Jaโ€Ÿfar adalah Tsiqoh, sedangkan Ibnu Hibban menilai perawi penilaian tersebut, maka Ibrahim bin Muhammad dapat dikategorikan sebagai perawi yang โ€žadil dan hadis yang diriwayatkannya bisa dijadikan hujjah. Al-Hafidz Abi Fadhil Ahmad bin Ali bin Hajar Syihab ad-Din al-โ€žAsqalaani asy-Syafiโ€Ÿi, Tahzib at-Tahzhib, Juz 1 Bairut Muassah ar-Risalah, 1996, 85 Jamal al-Din Abi al-Hujjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi Asmaโ€Ÿ al-Rijal, Jilid 28, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992, 196 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 196 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 197 Al-Hafidz Abi Fadhil Ahmad bin Ali bin Hajar Syihab ad-Din al-โ€žAsqalaani asy-Syafiโ€Ÿi, Tahzib at-Tahzhib, Juz 4 Bairut Muassah ar-Risalah, 1996, 110 Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam g. Abu Muโ€™awiyah Nama lengkap Abdullah ibn Jaโ€Ÿfar ibn Abi Thalib al-Qurasyiu al-Hasyimi. Beliau juga dikenal dengan gelar Abu Jaโ€Ÿfar al-Madanรญy, al-Jawwรกd ibn al-Jawwรกd. Ibunya adalah Asmรกโ€Ÿ bintu โ€žUmays al-Khatsโ€Ÿamiyyah. Beliau dilahirkan di Habsyah dan merupakan bayi pertama yang lahir di Habsyah dalam keadaan Islam. Diriwayatkan bahwa ketika Jaโ€Ÿfar ibn Abรญ Thalib hijrah ke Habsyah, ia bersama istrinya yang sedang hamil bernama Asmรกโ€Ÿ bintu โ€žUmays, kemudian lahirlah putranya yang bernama Abdullah ibn Jaโ€Ÿfar ibn Abi Thalib. Beliau merupakan seseorang yang baik hati dan lembut sehingga mendapat julukan Bahr al-Jรบd lautan kebaikan.Al-Mizzi tidak memberikan keterangan tentang tahun kelahiran beliau, akan tetapi menulis berbagai pendapat tentang tahun wafat dan usia beliau. Menurut Zubayr ibn Bakkรกr, Abdullah ibn Jaโ€Ÿfar ibn Abi Thalib wafat pada tahun 80 H dan usianya mencapai 90 tahun. Saat itu wali Madinah adalah Abbรกn ibn โ€žUsmรกn ibn โ€žAffรกn di bawah kekuasaan Khalifah โ€žAbd al-Malik ibn Marwรกn. Pendapat lain menyatakan bahwa Abdullah ibn Jaโ€Ÿfar ibn Abi Thalib wafat pada tahun 80 H dan usianya mencapai 80 tahun. Pendapat terakhir menyatakan bahwa Abdullah ibn Jaโ€Ÿfar ibn Abi Thalib wafat pada tahun 90 H dalam usia 80 tahun. Kemudian al-Mizzi menyatakan bahwa pendapat yang menyatakan Abdullah ibn Jaโ€Ÿfar ibn Abi Thalib wafat pada tahun 80 H dengan usia 80 tahun adalah pendapat yang paling dalam kitabnya โ€œTahdzib al-Kamal fi Asmaโ€Ÿ al-Rijalโ€ menyebutkan bahwa terdapat 5 orang guru yang meriwayatkan hadis kepada Abdullah ibn Jaโ€Ÿfar ibn Abi Thalib, di antaranya adalah Rasulullah SAW, โ€žUsmรกn ibn โ€žAffรกn dan Ali ibn Abi Thalib. Selain itu, al-Mizzi juga menyebutkan bahwa terdapat 27 orang murid yang meriwayatkan hadis darinya. Di antara murid-murid beliau adalah โ€žUrwah ibn al-Zubair, Muhammad ibn โ€žAbdillah dan anaknya yang bernama Muโ€™awiyah ibn Abdillah ibn Jaโ€™far. Jamal al-Din Abi al-Hujjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi Asmaโ€Ÿ al-Rijal, Jilid 14, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992, 367 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 368-369 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 367 Zubayr ibn Bakkรกr dalam al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 372 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 372 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 367 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 368 AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 Abu Muโ€Ÿawiyah meriwayatkan hadis dari โ€žAli ibn Abi Thalib dengan sighat โ€žan muโ€Ÿanโ€Ÿan. Tidak adanya penyembunyian cacat tadlis antara dua perawi tersebut dapat dibuktikan dengan bentuk relasi murid dan guru. Artinya, tercatatnya nama Abu Muโ€Ÿawiyah dalam jajaran murid โ€žAli ibn Abi Thalib dan nama โ€žAli ibn Abi Thalib dalam jajaran guru Abu Muโ€Ÿawiyah, serta adanya hubungan keluarga antara keduanya sebagai seorang paman dan keponakannya, cukup menjadi bukti bahwa ada kebersambungan sanad antara keduanya. Penilaian dari beberapa ahli hadis tentang kualitas pribadi Abu Muโ€Ÿawiyah disampaikan oleh Muโ€Ÿawiyah dan Al-Zubair ibn Bakkรกr. Muโ€Ÿawiyah mengatakan seorang laki-laki bani hasyim bernama Abdullah ibn Jaโ€Ÿfar adalah orang yang terhormat/mulia, Al-Zubair ibn Bakkรกr menyatakan Abu Muโ€Ÿawiyah adalah Jawwรกdan penilaian di atas, Abu Muโ€Ÿawiyah dapat dikategorikan sebagai perawi yang โ€žadil dan maqbul karena tidak ditemukan jarh pada diri perawi. h. Ali bin Abi Tholib Nama lengkapnya adalah Ali ibn Abi Thalib โ€žAbdu Manaf ibn โ€žAbd al-Muthallib ibn Hasyim al-Qurasyi. Beliau mendapat gelar Abu al-Hasan al-Hรกsyimรญy, Amir al-Mukminรญn dan merupakan putra dari paman Rasulullah SAW. Beliau juga dikenal dengan julukan Aba Turรกb dan banyak hadis masyhur yang menyebutkan hal adalah Fatimah bintu Asad ibn Hรกsyim al-Hรกsyimiyyah yang merupakan putri pertama dari Bani Hasyim dan wafat pada masa Rasulullah SAW.โ€žAli ibn Abi Thalib adalah seorang sahabat yang berperan serta dalam perang Badar dan semua perang yang diikuti Rasulullah SAW bahkan perang ulama berpendapat bahwa โ€žAli ibn Abi Thรกlib adalah putra bungsu Abรญ Thalib. Ia 10 tahun lebih muda dari Jaโ€Ÿfar, Jaโ€Ÿfar 10 tahun lebih muda dari โ€žAqรญl dan โ€žAqรญl 10 tahun lebih muda dari Thรกlib. Menurut ibn Ishรกq, โ€žAli ibn Abรญ Thรกlib merupakan pemuda pertama yang memeluk agama Islam setelah berpendapat bahwa โ€žAli ibn Abโ€Ÿi Thรกlib memeluk agama Islam saat berusia 8 tahun, sedangkan menurut ibn Ishรกq saat asy-Syafiโ€Ÿi, Tahzib at-Tahzhib, Juz 2, 313 Jamal al-Din Abi al-Hujjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi Asmaโ€Ÿ al-Rijal, Jilid 20, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992, 472 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 473 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 473 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 473 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 479 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 480 Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam beliau berusia 10 itu, Ibn Umar berpendapat bahwa โ€žAli ibn Abโ€Ÿi Thรกlib memeluk agama Islam saat berusia 12 beberapa perbedaan tentang tanggal wafatnya Ali bin Abi Tholib. Sebagian berpendapat bahwa beliau dibunuh pada malam Jumโ€Ÿat tanggal 13, sedangkan riwayat lain menyatakan bahwa beliau dibunuh pada tanggal 11 Ramadhan tahun 40 H. Terdapat banyak perbedaan pendapat tentang usia belian saat wafat. Sebagian menyatakan usianya 57 atau 58 tahun. Abu Nuโ€Ÿaim dan lainnya sepakat bahwa usia โ€žAli ibn Abรญ Thรกlib mencapai 63 tahun. Abi Jaโ€Ÿfar Muhammad ibn โ€žAli ibn Husain menyatakan bahwa โ€žAli ibn Abรญ Thรกlib terbunuh saat berusia 63 tahun. Sedangkan ibn Juraij dari Muhammad ibn โ€žAli menyatakan bahwa โ€žAli ibn Abรญ Thรกlib terbunuh saat berusia 63 atau 64 tahun. Berdasarkan keterangan tersebut peneliti menyimpulkan bahwa โ€žAli ibn Abรญ Thรกlib terbunuh saat berusia 63 tahun. โ€žAli ibn Abรญ Thรกlib adalah seorang muhaddits yang memiliki 5 orang guru yang meriwayatkan hadis kepadanya. Di antaranya adalah Rasulullah SAW, Abu Bakar dan Miqdad ibn Aswad. Sedangkan jumlah murid dan orang yang meriwayatkan hadis darinya berjumlah 260 orang, yang di antaranya adalah โ€žUbbรกd ibn Abi Yazรญd, Zayd ibn Arqam al-Anshรกriy dan Abdullah ibn Jaโ€™far ibn Abi berbagai keterangan tersebut, tidaklah keliru jika di dalam penelitian tentang pribadi โ€žAli ibn Abรญ Thรกlib, peneliti berpegang pada kesepakatan jumhur ulama al-shahabah kulluhum โ€žudul. Dengan demikian, maka penelitian terhadap kredibilitas โ€žAli ibn Abรญ Thรกlib tidak diperlukan lagi. Sementara pertautan โ€žAli ibn Abรญ Thรกlib dengan Nabi tidak perlu diragukan. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh jajaran perawi dengan sanad hadis tersebut bersambung. Ali bin Abi Tholib mendapatkan penilaian dari Ibnu Abdi al-Barr bahwa Ali ibn Abi Thalib adalah orang pertama kali masuk Islam, sedangkan Ahmad ibn Hanbal menilai bahwa sesungguhnya belum meriwayatkan seorang dari sahabat seperti apa yang diriwayatkannya Ali. Berdasarkan penilaian al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 481 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 482 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 488 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 473 al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal.... 473-479 Al-Hafidz Abi Fadhil Ahmad bin Ali bin Hajar Syihab ad-Din al-โ€žAsqalaani asy-Syafiโ€Ÿi, Tahzib at-Tahzhib, Juz 3 Bairut Muassah ar-Risalah, 1996, 169-171 AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 tersebut, tidak didapatkan jarh pada seorang Ali bin Abi Tholib sehingga hadis yang diriwayatkannya bisa diterima. Meneliti Syadzdan Illat pada Sanad Hadis Berdasarkan iโ€Ÿtibar hadis yang peneliti lakukan sebelumnya terdapat beberapa jalur sanad hadis yang memiliki kemiripan secara matan dengan jalur sanad yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, yaitu jalur sanad dari Tirmidzi, Ahmad ibn Hanbal dan Darimi. Dan jalur periwayatan Ibnu Majah pun memiliki tiga jalur sanad yang matannya memiliki kemiripan. Di bawah ini akan peneliti uraikan jalur sanad dan melihat kualitas seluruh perawi tersebut. Ketiga jalur Sanad Ibnu Majah ialah Muโ€™awiyah ibn Abdullah ibn Jafar Muhammad ibn Abdil Malik Abu Bakar ad-Dhahaki ibn Abdirrahman ibn Arzab Rasyid ibn Saโ€™id ibn Rasyid ar-Ramli Abdatub ibn Abdillah al-Khuzai Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam Bila pada jalur sanad Ibnu Majah yang peneliti jadikan landasan dalam tradisi malam nisyfu syaโ€Ÿban ini itu terdapat perawi yang tidak bisa dijadikan hujjah dan iโ€Ÿtibar serta tidak bisa dicatat. Perawi tersebut adalah Ibnu Abi Sabrah yang berkualitas matruk, dhoif, yadhoโ€Ÿu, yakdzibu, munkar. Oleh karena itu, hadis yang sanadnya terdapat perawi pendusta termasuk dalam kategori hadis maudhuโ€Ÿ yaitu hadis yang dibuat oleh seorang perawi pendusta yang disambungkan kepada Nabi secara palsu baik sengaja maupun tidak. Bila dibandingkan dengan jalur sanad Ibnu Majah yang kedua dari rawi Aisyah, didapatkan beberapa perawi yang tsiqoh seperti Urwah, Yahya ibn Katsir, Yazid ibn Harun, Muhammad ibn Abddil Malik Abu Bakar dan โ€žAbdatub Ibn Abdillah al-Khuzai. Namun pada tingkatan ketujuh ada seorang perawi bernama Hajjjaj ibn ibn Arthoh yang memiliki kualitas dhoif sebagaimana penilaian para kritikus sanad hadis diantaranya ialah Ibn Hajar Asqolani yang memberi nilai dhoifun mudallasun. Jalur dari Aisyah ini pula dimukharij oleh Tirmidzi dengan jalur yang sama namun berbeda pada tingkatan kesembilan yaitu dari gurunya Ahmad ibn Maniโ€Ÿ yang berkualitas tsiqoh. Sedangkan bila dibandingkan dengan jalur sanad ibnu Majah yang ketiga dari rawi Abi Musa al-Asyโ€Ÿari didapati beberapa rawi yang tsiqoh diantaranya ialah ad-Dhahaki ibn Abdirrahman ibn โ€žArzab, Walid, Rasyid ibn Saโ€Ÿid ibn Rasyid ar-Ramli. Sedangkan terdapat dua perawi pada jalur ini yang termasuk kategori dhoif serta majhul yaitu ad-Dhahaki ibn Aiman dan Ibn Lahiโ€Ÿata. Bila disimpulkan dari ketiga jalur ibnu Majah ditambah jalur Tirmidzi ini semua memiliki perawi yang tingkat ketsiqohannya tidak kuat walaupun jalurnya bersambung dan mursal hingga Rasulullah seperti pada jalur Ibnu Majah yang pertama. AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 Sedangkan bila dibandingkan dengan jalur sanad Ahmad ibn Hanbal didapati bahwa perawi-perawi ini dikategorikan sebagai perawi tsiqoh, Abdullah ibn โ€žAmru, Abi Abdurrahman al-Hubuliyyi dan Hasan. Huyyay ibn Abdillah dinilai orang yang tidak tsiqoh karena itu periwayatannya munkar dan tidak kuat menurut kritikus hadis. Termasuk juga muridnya yang bernama ibn Lahiโ€Ÿata yang dikategorikan sebagai dhoif hadis. Sedangkan bila dibandingkan dengan jalur sanad dari ad-Darimi yang diriwayatkan pertama oleh Abi Bakar terdapat beberapa perawi tsiqoh yaitu โ€žammihi yaitu Abdurrahman ibn Abdullah, Abihi yaitu Muhammad ibn Abdullah, Qosim ibn Muhammad ibn Abi Bakar, โ€žAmri ibn Harits, Ibn Wahab, Asbaghun ibn Faroji al-Misri. Sedangkan dua perawi dinilai oleh kritikus hadis merupakan perawi yang tidak dikenal yaitu Musโ€Ÿab ibn Abi Harits dan Abdil Malik. Berdasarkan perbandingan jalur sanad tersebut disimpulkan bahwa setiap jalur sanad memiliki perawi yang dhoif baik itu satu sanad ataupun lebih hal ini menyalahi jalur sanad lain yang berkualitas tsiqoh dan ini menyebabkan hadis sanad yang meriwayatkan matan nisyfu syaโ€Ÿban mengandung syadz. Abi Abdirrahman al-Hubuliyyi Qosim ibn Muhammad ibn Abi Bakar Asbaghu ibn Faroji al-Misri Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam Kajian Kritik Matan Penelitian terhadap matan hadis tentang malam nishfuโ€Ÿ syaโ€Ÿban ini tidak peneliti lakukan dikarenakan satu sanadnya berkualitas matruk, dhoif, yadhoโ€Ÿu, yakdzibu, munkar, dan syeikh al-Albany lebih keras lagi memutuskan bahwa sanad hadis Ibnu Majah ini berkualitas palsu yang disandarkan kepada Ibnu Abi Sabrah. Walaupun demikian makna kandungan hadis tersebut perlu dikaji dan diteliti karena menurut peneliti tidak bertentangan dengan al-Qurโ€Ÿan maupun hadis lain yang lebih shahih. Akan tetapi hadis ini tidak bisa dijadikan sumber utama karena sanad hadisnya lemah. Berdasarkan kitab syarah sunan Ibnu Majah, bahwa hadis yang berkenaan dengan malam nishfu Syaโ€Ÿban ini sanadnya berkualitas lemah/dhoif, Ahmad bin Hanbal dan Ibnu Muโ€Ÿin menambahkan bahwa sanadnya lemah karena Ibnu Abi Sabrah merupakan seorang pemalsu Kandungan Hadis Pada aspek ini, peneliti menggunakan pendekatan yang ditawarkan oleh al-Ghazali yaitu dalam memahami kandungan matan hadis perlu empat langkah atau metode sehingga dapat memberikan makna kandungan yang sesuai dengan teks dan konteksnya. Di dalam hadis Ibnu Majah ada tiga poin dalam makna matan yaitu qiyamul lail di malam nisfhu Syaโ€Ÿban, berpuasa di siang harinya dan berdoa di hari nishfu Syaโ€Ÿban. Untuk menguji makna kandungan hadis tersebut perlu dilakukan empat langkah berikut a. Konfirmasi dengan ayat-ayat suci al-Qurโ€™an; Al-Ghazali di dalam kitabnya as-Sunnah an-Nabawiyah Baina Ahli al-Fiqh wa Ahli al-hadis mengatakan Dengan metode ini, mereka meneladani para sahabat dan tabiโ€Ÿin, misalnya, sikap Aisyah ketika mendengar hadis yang menyatakan bahwa orang mati diazab karena tangisan keluarganya terhadapnya. Ia menolaknya dan menjelaskan alasan penolakannya dengan berkata adakah kalian lupa akan firman Allah SWT, tidaklah seseorang menanggung dosa orang lain... al-Anโ€Ÿam 164. Demikianlah, Aisyah dengan tegas dan berani telah menolak periwayatan suatu โ€œhadisโ€ yang bertentangan dengan al-Qurโ€Ÿ Shobrah Abu โ€žAlfah, Syuruh Sunan Ibnu Majah, Juz I, Aman Baitul Afkar Ad-Dauliyah, 2007, 556-557 Muhammad al-Ghazali, as-Sunnah an-Nabawiyah Baina Ahli al-Fiqh wa Ahli al-hadi,Studi Kritis Hadis Nabi SAW., Antara Pemahaman Tekstual dan Kontekstual, Terj. Muhammad al-Baqir, Bandung Mizan, Cet. II, 1992, 29 AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 Makna kandungan hadis yang pertama ialah qiyamul lail, bila dikonfirmasi dengan ayat suci al-Qurโ€Ÿan, maka dapat ditemuakan beberapa ayat suci yang menerangkan akan nikmatnya ibadah sholat di tengah malam seperti di dalam surat al-Israโ€Ÿ ayat 78-79 berikut ini ๏ƒ‰๏๏ƒ๏€ฅ๏ฒ๏€ฆ๎˜ƒ๏ฎ๏ฏ๏€ด๏ฑ๏ฎ๏€ฝ๏‚ข๏ƒ๏€น๏€ค๏€ฃ๎˜ƒ๏ƒ๏€ธ๏ฑ๏ƒค๏€น๏ƒ ๏€ค๏ƒŽ๏€ก๎˜ƒ๏ƒ„๏‚ง๏ƒด๏Š๏‚ค๏‚ฑ๏€น๏€ค๏€ฃ๎˜ƒ๏€ด๏‚’๏ฎ๏€ผ๏ƒŽ๏€ฉ๎˜ƒ๏ƒˆ๏€ฌ๏ผ๏‚ก๏ธ๏ƒฎ๎˜ƒ๏ƒˆ๏€๏ƒธ๏‚‹๏‚ฉ๏€น๏€ค๏€ฃ๎˜ƒ๏ด๏ข๏€ฃ๏ต๏ƒค๏ƒถ๏‚๏ƒจ๏€ฅ๏ต๏ฒ๎˜ƒ๏ƒŒ๏‚๏ƒด๏ฆ๏ธ๏ƒฟ๏ƒธ๏€น๏€ค๏€ฃ๎˜ƒ๏€จ๎˜ƒ๏‚จ๏ข๏ƒŽ๏€ฉ๎˜ƒ๏ด๏ข๏€ฃ๏ต๏ƒค๏ƒถ๏‚๏ƒจ๏€ฅ๎˜ƒ๏ƒŒ๏‚๏ƒด๏ฆ๏ธ๏ƒฟ๏ƒธ๏€น๏€ค๏€ฃ๎˜ƒ๏‚š๏ฃ๏€ฅ๏ธ๏€ฎ๎˜ƒ๏€ฃ๏™๏‚Š๏ฑ๏ƒฅ๏ซ๏ƒด๏‚ถ๏ด๏‚๎˜ƒ๏ƒ‡๏ƒ๏ƒ‘๏ƒˆ๎˜ƒ๏บ๏ ๏ƒ๏‚๏ต๏ฒ๎˜ƒ๏ƒˆ๏€๏ƒธ๏‚‹๏‚ฉ๏€น๏€ค๏€ฃ๎˜ƒ๏ƒด๏‚‰๏‚ค๏ฆ๏น๏ง๏ด๏†๏ณ๏ƒน๎˜ƒ๏‚พ๏ƒ๏ญ๏ƒŽ๏€ฏ๎˜ƒ๏œ๏€ง๏ณ๏€ฃ๏ƒ๏ƒน๏€ค๏ด๏’๎˜ƒ๏น๏€ท๏‚ฉ๏€น๎˜ƒ๏€ฃ๏ƒ“๏ผ๏‚ค๏ด๏ƒฃ๎˜ƒ๏ข๏ฒ๏€ฆ๎˜ƒ๏น๏€ท๏ณ๏—๏น๏ƒจ๏ƒถ๏€ท๏ด๏‚ƒ๎˜ƒ๏น๏€ท๏‚•๏€ฏ๏ต๏‚‘๎˜ƒ๏€ค๏™๏‚๏€ค๏ณ๏€ฉ๏ด๏‚๎˜ƒ๏€ฃ๏™๏‚Š๏ฑ๏ƒŸ๏Š๏ƒธ๏ด๏‚ค๏ƒ ๏ƒ‡๏ƒ๏ƒ’๏ƒˆ Artinya โ€œdirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan dirikanlah pula shalat subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan oleh malaikat 78. dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji. 79โ€ Jika di dalam matan hadis Ibnu Majah disunnahkan menghidupkan malam nishfu Syaโ€Ÿban dengan ibadah sholat, maka sesungguhnya Allah SWT telah memerintahkan untuk menyembah kepada-Nya di waktu hamba lain pada terlelap sebagai ibadah tambahan dan Allah pun tidak mengkhususkan pada suatu malam apapun, namun pada sebagian malam hari atau di tiap tengah malam. Tujuan dari ibadah ini pun tidaklah main-main yaitu mendapatkan derajat yang terpuji dihadapan penafsiran Quraish Shihab, makna maqamam mahmudah adalah kebangkitan terpuji atau tempat terpuji bagi Nabi Muhammad SAW sehingga semua makhluk memuji beliau. Dan tempat terpuji inilah yang disebut dengan syafaat terbesar Nabi Muhammad SAW pada hari matan yang berikutnya ialah berdoโ€Ÿa, bila dikonfirmasi dengan ayat suci al-Qurโ€Ÿan, maka didapati ayat yang menjelaskan bagaimana seorang hamba harus selalu meminta atau berdoโ€Ÿa kepada Allah dan Allah pasti akan menjawabnya. Ayat tersebut terdapat pada surat al-Baqoroh ayat 186 yaitu M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qurโ€Ÿan, Vol. 7 Jakarta Lentera Hati, 2002, 528 Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam ๎˜ƒ๎›‰๎žค๎ ˆ ๎›Š๎žณ๎›‰๎šข๎˜ƒ ๎›†๎žค๎ ‡๎›Š๎Ÿ‚๎›ˆ๎Ÿซ๎˜ƒ ๎›‹๎›Š๎ˆ๎›Š๎žœ๎›ˆ๎Ÿง๎˜ƒ ๎›‹๎›Š๎™๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›„๎›Š๎šฎ๎žข๎›ˆ๎žฆ๎›Š๎ŸŸ๎˜ƒ ๎›ˆ๎Ÿฎ๎›ˆ๎Ÿณ๎›ˆ๎ž˜๎›ˆ๎Ÿ‡๎˜ƒ๎šฆ๎›ˆ๎šฏ๎›Š๎šค๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎›ˆ๎šจ๎›ˆ๎ ‚๎›Œ๎ŸŸ๎›ˆ๎šฎ๎˜ƒ๎˜ƒ ๎›Š๎…๎˜ƒ๎šฆ๎ ‚๎›‰๎žฆ๎ ˆ๎›Š๎žด๎›ˆ๎žฌ๎›Œ๎Ÿˆ๎›ˆ๎ ˆ๎›Œ๎Ÿด๎›ˆ๎šบ๎Ÿง๎˜ƒ ๎›Š๎›€๎žข๎›ˆ๎ŸŸ๎›ˆ๎šฎ๎˜ƒ๎šฆ๎›ˆ๎šฏ๎›Š๎šค๎˜ƒ ๎›Š๎šธ๎šฆ๎œ‹๎žพ๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎›ˆ๎›€๎›‚๎›‰๎žพ๎›‰๎Ÿ‹๎›Œ๎Ÿ‚๎›ˆ๎šบ๎ ‡๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿถ๎›‰๎ €๎œ‹๎Ÿด๎›ˆ๎Ÿ ๎›ˆ๎Ÿณ๎˜ƒ ๎›Š๎œบ๎˜ƒ๎šฆ๎ ‚๎›‰๎Ÿผ๎›Š๎Ÿท๎›Œ๎žš๎›‰๎šบ๎ ˆ๎›Œ๎Ÿณ๎›ˆ๎›‚Artinya โ€ฆ dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka jawablah, bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. Menurut penafsiran Sayyid Quthb bahwa ayat diatas merupakan ayat yang sangat mengagumkan karena penuh dengan kasih sayang, hal ini dikuatkan dengan lantunan ayat yang diawali dengan pernyataan Allah bahwa โ€žAku adalah dekatโ€Ÿ dan โ€žAku akan mengabulkan permohonan orang yang berdoโ€Ÿa apabila ia memohon kepada-Kuโ€Ÿ. Di bawah naungan kasih sayang ini Allah mengarahkan Hamba-hamba-Nya kepada jalan yang mustaqim agar selalu mengikuti seluruh perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Oleh karena itu, berdoโ€Ÿa kepada Allah tidaklah hanya dikhususkan di malam nishfuโ€Ÿ syaโ€Ÿban belaka melainkan dimana dan kapan pun kita berada, karena Allah mendengarkan apa permohonan dan permintaan hamba-Nya. b. Konfirmasi dengan hadis lain Pada aspek kedua ini, Al-Ghazali menyatakan bahwa untuk mengetahui sebuah kandungan hadis maka perlu dikonfirmasi terlebih dahulu dengan hadis-hadis lain yang sanadnya lebih shahih, di dalam kitabnya al-Ghazali mengatakan sebagai berikut Hadis-hadis seperti ini, ketika diamati dengan seksama, jelas berlawanan dengan hadis-hadis lainnya yang sanad dan matannya lebih sahih, dan juga berlawanan dengan logika al-Qurโ€Ÿan yang menjadikan jihad sebagai rukun penting guna mengawal iman dan segala bagian serta matan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah ini berkenaan dengan ibadah puasa di hari nishfu Syaโ€Ÿban atau tanggal 15 di bulan Syaโ€Ÿban, puasa di bulan Syaโ€Ÿban sebenarnya telah dijelaskan oleh banyak hadis yang lebih shahih derajatnya daripada hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah. Namun Hadis-hadis tersebut tidak menyebutkan dikhususkan berpuasa di Syahid Sayyid Quthb, Fi Zhilalil Qurโ€Ÿan, Terj. Asโ€Ÿad Yasin dkk., Tafsir fi Zhilalil Qurโ€Ÿan di bawah Naungan al-Qurโ€Ÿan Jilid 1-10, Jakarta Gema Insani Press, 2000, 206 al-Ghazali, as-Sunnah an-Nabawiyah...., 142 AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 pertengahan bulan Syaโ€Ÿban tapi berpuasa di bulan Syaโ€Ÿban. Hadis-hadis tersebut ialah hadis Bukhori ๎œบ๎šข๎˜ƒ๎Ÿบ๎ŸŸ๎˜ƒ๎Ÿ‚๎Ÿ”๎Ÿผ๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎œบ๎šข๎˜ƒ๎Ÿบ๎ŸŸ๎˜ƒ๎Ÿฎ๎Ÿณ๎žข๎Ÿท๎˜ƒ๎ขญ๎๎žป๎šข๎˜ƒ๎Ÿฆ๎Ÿ‡๎ ‚๎ ‡๎˜ƒ๎Ÿบ๎žฅ๎˜ƒ๎กฆ๎˜ƒ๎žพ๎žฆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎žข๎Ÿผ๎žฏ๎žพ๎žท๎˜ƒ๎˜ƒ๎žจ๎ŸŒ๎žŸ๎žข๎ŸŸ๎˜ƒ๎Ÿบ๎ŸŸ๎˜ƒ๎žจ๎Ÿธ๎Ÿด๎Ÿ‡๎žช๎Ÿณ๎žข๎Ÿซ๎˜ƒ๎กฐ๎˜ƒ๎›ˆ๎ ๎˜ƒ ๎›‰๎šพ๎›Œ๎ ‚๎›‰๎Ÿฌ๎›ˆ๎šบ๎Ÿป๎˜ƒ ๎œ‹๎•๎›ˆ๎žท๎˜ƒ๎›‰๎šฟ๎›Œ๎ ‚๎›‰๎Ÿ๎›ˆ๎ ‡๎˜ƒ๎›ˆ๎Ÿถ๎œ‹๎Ÿด๎›ˆ๎Ÿ‡๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎›Š๎Ÿพ๎›Š๎Ÿณ๎šก๎˜ƒ๎ „๎›ˆ๎Ÿด๎›ˆ๎ŸŸ๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎›Š๎Ÿพ๎›Œ๎ ˆ๎›ˆ๎Ÿด๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›‰๎กฆ๎˜ƒ๎ „๎œ‹๎Ÿด๎›ˆ๎Ÿ๎˜ƒ๎›Š๎กฆ๎˜ƒ ๎›‰๎šพ๎›Œ๎ ‚๎›‰๎Ÿ‡๎›ˆ๎šฐ๎˜ƒ๎›ˆ๎›€๎žข๎›ˆ๎Ÿฏ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿพ๎›Š๎Ÿณ๎šก๎˜ƒ๎ „๎›ˆ๎Ÿด๎›ˆ๎ŸŸ๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎›Š๎Ÿพ๎›Œ๎ ˆ๎›ˆ๎Ÿด๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›‰๎กฆ๎˜ƒ๎ „๎œ‹๎Ÿด๎›ˆ๎Ÿ๎˜ƒ๎›Š๎กฆ๎˜ƒ ๎›ˆ๎šพ๎›Œ๎ ‚๎›‰๎Ÿ‡๎›ˆ๎šฐ๎˜ƒ ๎›‰๎žช๎›Œ๎ ‡๎›ˆ๎šข๎›ˆ๎šฐ๎˜ƒ๎žข๎›ˆ๎Ÿธ๎›ˆ๎Ÿง๎˜ƒ๎›‰๎šฟ๎›Œ๎ ‚๎›‰๎Ÿ๎›ˆ๎ ‡๎˜ƒ๎›ˆ๎ ๎˜ƒ ๎›‰๎šพ๎›Œ๎ ‚๎›‰๎Ÿฌ๎›ˆ๎šบ๎Ÿป๎˜ƒ ๎œ‹๎•๎›ˆ๎žท๎˜ƒ๎›‰๎Ÿ‚๎›Š๎Ÿ˜๎›Œ๎Ÿจ๎›‰๎šบ๎ ‡๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎›‰๎Ÿ‚๎›Š๎Ÿ˜๎›Œ๎Ÿจ๎›‰๎šบ๎ ‡๎šฆ๎˜ƒ๎›ˆ๎Ÿถ๎œ‹๎Ÿด๎›ˆ๎Ÿ‡๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎›ˆ๎›€๎žข๎›ˆ๎žฆ๎›Œ๎Ÿ ๎›ˆ๎Ÿ‹๎˜ƒ๎›Œ๎›Š๎œฟ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿพ๎›Œ๎Ÿผ๎›Š๎Ÿท๎˜ƒ๎›…๎šฟ๎žข๎›ˆ๎ ˆ๎›Š๎Ÿ๎˜ƒ๎›ˆ๎Ÿ‚๎›ˆ๎šบ๎žฐ๎›Œ๎Ÿฏ๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎›‰๎Ÿพ๎›‰๎žฌ๎›Œ๎šบ๎ ‡๎›ˆ๎šข๎›ˆ๎šฐ๎˜ƒ๎žข๎›ˆ๎Ÿท๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎›ˆ๎›€๎žข๎›ˆ๎Ÿ”๎›ˆ๎Ÿท๎›ˆ๎šฐ๎˜ƒ๎œ‹๎ ๎›Š๎šค๎˜ƒ๎›‡๎Ÿ‚๎›Œ๎ €๎›ˆ๎Ÿ‹๎˜ƒ๎›ˆ๎šฟ๎žข๎›ˆ๎ ˆ๎›Š๎Ÿ๎˜ƒ๎›ˆ๎Ÿฒ๎›ˆ๎Ÿธ๎›Œ๎Ÿฐ๎›ˆ๎žฌ๎›Œ๎Ÿ‡Artinya โ€œAdalah Rasulullah shollallรขhu โ€žalaihi wa โ€žalรข รขlihi wa sallam berpuasa hingga kami berkata bahwa beliau tidak akan berbuka, dan beliau berbuka hingga kami berkata bahwa beliau tidak akan/pernah berpuasa, maka saya tidak pernah melihat Rasulullah shollallรขhu โ€žalaihi wa โ€žalรข รขlihi wa sallam menyempurnakan puasa sebulan selain bulan Ramadhan dan tidaklah saya melihat paling banyaknya beliau berpuasa di bulan Syaโ€Ÿban.โ€ Selain Bukhori, hadis di atas juga diriwayatkan oleh Muslim no. 1156, Abu Dรขud no. 2434, An-Nasรขโ€Ÿi 4/151 dan Ibnu Majah no. 1710. Makna hadis di atas tentu sangat relevan dengan hadis yang diteliti, karena Rasulullah banyak berpuasa sunnah di bulan Syaโ€Ÿban. Hadis kedua yang lebih shahih dan relevan isi matannya dengan matan hadis yang diteliti adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dรขud no. 2336, At-Tirmidzy no. 735, An-Nasรขโ€Ÿi 4/151, 200, Ad-Dรขrimy 2/29, hadisnya sebagai berikut ๎˜ƒ๎žข๎Ÿผ๎žฏ๎žพ๎žท๎˜ƒ๎ƒ๎žข๎Ÿ‡๎˜ƒ๎Ÿบ๎ŸŸ๎˜ƒ๎šฐ๎ ‚๎Ÿ๎Ÿผ๎Ÿท๎˜ƒ๎Ÿบ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›€๎žข๎ ˆ๎Ÿจ๎Ÿ‡๎˜ƒ๎Ÿบ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›„๎žพ๎ €๎Ÿท๎˜ƒ๎Ÿบ๎žฅ๎˜ƒ๎Ÿบ๎ง๎Ÿ‚๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎žพ๎žฆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎žข๎Ÿผ๎žฏ๎žพ๎žท๎˜ƒ๎šฐ๎žข๎ŸŒ๎žฅ๎˜ƒ๎Ÿบ๎žฅ๎˜ƒ๎กง๎žช๎Ÿณ๎žข๎Ÿซ๎˜ƒ๎˜๎˜ƒ๎žจ๎Ÿธ๎Ÿด๎Ÿ‡๎˜ƒ๎šฟ๎šข๎˜ƒ๎Ÿบ๎ŸŸ๎˜ƒ๎žจ๎Ÿธ๎Ÿด๎Ÿ‡๎˜ƒ๎œบ๎šข๎˜ƒ๎Ÿบ๎ŸŸ๎˜ƒ๎žพ๎Ÿ ๎ช๎šฆ๎˜ƒ๎œบ๎šข๎˜ƒ๎Ÿบ๎žฅ ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿพ๎›Œ๎ ˆ๎›ˆ๎Ÿด๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›‰๎กฆ๎˜ƒ๎ „๎œ‹๎Ÿด๎›ˆ๎Ÿ๎˜ƒ๎œ‹๎›Š๎“๎œ‹๎Ÿผ๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎›‰๎žช๎›Œ๎ ‡๎›ˆ๎šข๎›ˆ๎šฐ๎˜ƒ๎žข๎›ˆ๎Ÿท๎˜ƒ๎›ˆ๎›€๎žข๎›ˆ๎Ÿ”๎›ˆ๎Ÿท๎›ˆ๎šฐ๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎›ˆ๎›€๎žข๎›ˆ๎žฆ๎›Œ๎Ÿ ๎›ˆ๎Ÿ‹๎˜ƒ๎œ‹๎ ๎›Š๎šค๎˜ƒ๎›Š๎›Œ๎›๎›ˆ๎Ÿ ๎›Š๎žฅ๎žข๎›ˆ๎žฌ๎›ˆ๎šบ๎žฌ๎›ˆ๎Ÿท๎˜ƒ๎›Š๎Ÿบ๎›Œ๎ ‡๎›ˆ๎Ÿ‚๎›Œ๎ €๎›ˆ๎Ÿ‹๎˜ƒ๎›‰๎šฟ๎›Œ๎ ‚๎›‰๎Ÿ๎›ˆ๎ ‡๎˜ƒ๎›ˆ๎Ÿถ๎œ‹๎Ÿด๎›ˆ๎Ÿ‡๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎›Š๎Ÿพ๎›Š๎Ÿณ๎šก๎˜ƒ๎ „๎›ˆ๎Ÿด๎›ˆ๎ŸŸ๎›ˆ๎›‚Artinya โ€œSaya tidak pernah melihat Nabi shollallรขhu โ€žalaihi wa โ€žalรข รขlihi wa sallam berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali pada Syaโ€Ÿban dan Ramadhan.โ€ Makna matan hadis di atas sama dengan hadis pertama, dikarenakan Nabi Muhammad SAW banyak berpuasa sunnah di bulan Syaโ€Ÿban walaupun Shahih Bukhori, Bab Shaum Syaโ€Ÿban, No. Hadis 1868 Maktabah Syamilah Sunan at-Tirmidzi, Bab Shaum, No Hadis 736 Maktabah Syamilah Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam secara bahasa disebutkan sebulan penuh akan tetapi pada tradisi Arab jika seseorang banyak berpuasa sunnah dalam satu bulan tertentu hal itu bermakna ia berpuasa satu bulan penuh. Hadis ketiga yang lebih shahih dari matan hadis yang diteliti adalah hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad 5/201, Ibnu Abu Syaibah 2/347, An-Nasรขโ€Ÿi 4/201, Ath-Thahawy dalam Syarah Maโ€Ÿรขny Al-Atsรขr 2/82, Al-Baihaqy dalam Syuโ€Ÿbul Imรขn 3/377 dan Abu Nuโ€Ÿaim dalam Al-Hilyah 9/18. Dan menurut syaikh al-Albani sanad hadis ini adalah hasan. Makna matan hadis di atas terlihat jelas bahwa Nabi berpuasa di bulan Syaโ€Ÿban. ๎˜ƒ๎žบ๎ ˆ๎Ÿ‹๎˜ƒ๎Ÿบ๎Ÿ๎Ÿค๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎ ‚๎žฅ๎šข๎˜ƒ๎Ÿ†๎ ˆ๎Ÿซ๎˜ƒ๎Ÿบ๎žฅ๎˜ƒ๎žช๎žฅ๎ขฌ๎˜ƒ๎žข๎Ÿผ๎žฏ๎žพ๎žท๎˜ƒ๎šพ๎žข๎Ÿซ๎˜ƒ๎Ÿบ๎ง๎Ÿ‚๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎žพ๎žฆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎Ÿบ๎ŸŸ๎˜ƒ๎ †๎Ÿด๎ŸŸ๎˜ƒ๎Ÿบ๎žฅ๎˜ƒ๎›‚๎Ÿ‚๎Ÿธ๎ŸŸ๎˜ƒ๎ขญ๎๎žป๎šข๎˜ƒ๎Ÿฒ๎Ÿฟ๎šข๎˜ƒ๎Ÿบ๎Ÿท๎˜ƒ๎žช๎Ÿด๎Ÿซ๎˜ƒ๎šพ๎žข๎Ÿซ๎˜ƒ๎žพ๎ ‡๎šฑ๎˜ƒ๎Ÿบ๎žฅ๎˜ƒ๎žจ๎Ÿท๎žข๎Ÿ‡๎šข๎˜ƒ๎™๎žฏ๎žพ๎žท๎˜ƒ๎šพ๎žข๎Ÿซ๎˜ƒ๎›„๎๎Ÿฌ๎ญ๎šฆ๎˜ƒ๎žพ๎ ˆ๎Ÿ ๎Ÿ‡๎˜ƒ๎ ‚๎žฅ๎šข๎˜ƒ๎™๎žฏ๎žพ๎žท๎˜ƒ๎šพ๎žข๎Ÿซ๎˜ƒ๎žจ๎Ÿผ๎ ‡๎žพ๎ญ๎šฆ๎˜ƒ๎šพ๎žข๎Ÿซ๎˜ƒ๎›€๎žข๎žฆ๎Ÿ ๎Ÿ‹๎˜ƒ๎Ÿบ๎Ÿท๎˜ƒ๎šฟ๎ ‚๎Ÿ๎žซ๎˜ƒ๎žข๎Ÿท๎˜ƒ๎šฐ๎ ‚๎ €๎ŸŒ๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎Ÿบ๎Ÿท๎˜ƒ๎šฆ๎Ÿ‚๎ €๎Ÿ‹๎˜ƒ๎šฟ๎ ‚๎Ÿ๎žซ๎˜ƒ๎šฝ๎šฐ๎šข๎˜ƒ๎ƒ๎˜ƒ๎กฆ๎˜ƒ๎šพ๎ ‚๎Ÿ‡๎šฐ๎˜ƒ๎ขฎ๎˜ƒ๎˜๎˜ƒ๎›†๎Ÿ‚๎›Œ๎ €๎›ˆ๎Ÿ‹๎˜ƒ๎›ˆ๎Ÿฎ๎›Š๎Ÿณ๎›ˆ๎šฏ๎˜ƒ๎›Š๎›‹๎šง๎›ˆ๎šฐ๎˜ƒ ๎›ˆ๎„๎›Š๎šค๎˜ƒ๎›‰๎šพ๎žข๎›ˆ๎Ÿธ๎›Œ๎ŸŸ๎›ˆ๎ ‹๎šฆ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿพ๎ ˆ๎›Š๎Ÿง๎˜ƒ๎›‰๎Ÿž๎›ˆ๎Ÿง๎›Œ๎Ÿ‚๎›‰๎šบ๎žซ๎˜ƒ๎›†๎Ÿ‚๎›Œ๎ €๎›ˆ๎Ÿ‹๎˜ƒ๎›ˆ๎ ‚๎›‰๎Ÿฟ๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎›ˆ๎›€๎žข๎›ˆ๎Ÿ”๎›ˆ๎Ÿท๎›ˆ๎šฐ๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎žค๎›ˆ๎žณ๎›ˆ๎šฐ๎˜ƒ๎›ˆ๎›Œ๎›๎›ˆ๎šบ๎žฅ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿพ๎›Œ๎Ÿผ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›‰๎šฒ๎žข๎œ‹๎Ÿผ๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿฒ๎›‰๎Ÿจ๎›Œ๎Ÿค๎›ˆ๎šบ๎ ‡๎˜ƒ๎›ˆ๎›๎›Š๎Ÿธ๎›ˆ๎Ÿณ๎žข๎›ˆ๎Ÿ ๎›Œ๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎›†๎Ÿถ๎›Š๎žŸ๎žข๎›ˆ๎Ÿ๎˜ƒ๎›ˆ๎ขญ๎›ˆ๎šข๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎›Œ๎ †๎›Š๎Ÿด๎›ˆ๎Ÿธ๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿž๎›ˆ๎Ÿง๎›Œ๎Ÿ‚๎›‰๎šบ๎ ‡๎˜ƒ๎›Œ๎›€๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎œŒ๎žค๎›Š๎žท๎›‰๎ž˜๎›ˆ๎ŸงArtinya โ€œItu adalah bulan antara Rajab dan Ramadhan yang manusia lalai darinya. Dan ia adalah bulan yang padanya segala amalan akan diangkat kepada Rabbul โ€žAlamin. Maka saya senang amalanku diangkat sementara saya sedang berpuasa.โ€c. Konfirmasi dengan fakta sejarah Pada aspek ketiga, al-Ghazali menekankan untuk dikonfirmasi dengan fakta sejarah, sehingga kandungan hadis dapat diketahui dengan jelas. Di dalam kitabnya al-Ghazali menyatakan Hadis-hadis ahad harus dimundurkan apabila berhadapan dengan nash Qurโ€Ÿani atau kebenaran ilmiah ataupun fakta historis. Atau, sebagaimana dinyatakan oleh para pengikut madzhab Maliki, harus mundur di hadapan praktek amalan penduduk Madinah. Atau, di hadapan qiyas qathโ€Ÿi, sebagaimana dinyatakan oleh para pengikut mazhab fakta sejarah bahwa di zaman Rasulullah SAW., dan para sahabat tidak pernah menghidupkan ibadah di malam nisfhu Syaโ€Ÿban khususnya secara berjamaah. Dan yang memulai menghidupkan ibadah Sunan Nasaโ€ŸI, bab Syiam, No hadis 2357 maktabah syamilah al-Ghazali, as-Sunnah an-Nabawiyah...., 209 AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 tersebut yaitu ulama-ulama ahli Syam yang mereka pun berbeda pendapat, di dalam kitab Lathaiful Maโ€Ÿarif diceritakan bahwa ๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›Š๎Ÿท๎˜ƒ๎›ˆ๎›€๎›Œ๎ ‚๎›‰๎Ÿ ๎›Š๎žฅ๎žข๎œ‹๎žฌ๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎›ˆ๎›€๎žข๎›ˆ๎Ÿฏ๎˜ƒ๎›ˆ๎›€๎žข๎›ˆ๎žฆ๎›Œ๎Ÿ ๎›ˆ๎Ÿ‹๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿบ๎›Š๎Ÿท๎˜ƒ ๎›Š๎Ÿฆ๎›Œ๎Ÿ๎›Š๎›‹๎Ÿผ๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎›‰๎žจ๎›ˆ๎Ÿด๎›Œ๎šบ๎ ˆ๎›ˆ๎Ÿณ๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎›Š๎Ÿฒ๎›Œ๎Ÿฟ๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎˜ƒ๎›ˆ๎›€๎žข๎›ˆ๎Ÿธ๎›Œ๎Ÿฌ๎›‰๎Ÿณ๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎›‰๎šพ๎›Œ๎ ‚๎›‰๎žธ๎›Œ๎Ÿฐ๎›ˆ๎Ÿท๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎›ˆ๎›€๎šฆ๎›ˆ๎žพ๎›Œ๎Ÿ ๎›ˆ๎Ÿท๎˜ƒ๎›‰๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎˜ƒ๎›‰๎žพ๎›Š๎Ÿณ๎žข๎›ˆ๎žผ๎›ˆ๎Ÿฏ๎˜ƒ๎›Š๎šฟ๎žข๎œ‹๎ŸŒ๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎›Š๎œฟ๎˜ƒ๎›Š๎šฟ๎žข๎œ‹๎ŸŒ๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ ๎›Š๎Ÿฒ๎›Œ๎Ÿฟ๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎›‰๎š ๎žข๎›ˆ๎Ÿธ๎›ˆ๎Ÿด๎›‰๎ŸŸ๎˜ƒ ๎›ˆ๎Ÿฆ๎›ˆ๎Ÿด๎›ˆ๎šบ๎žฌ๎›Œ๎žป๎šฆ๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎˜‘๎˜‘๎˜‘๎˜‘๎˜‘๎›Š๎šจ๎›ˆ๎šฎ๎žข๎›ˆ๎žฆ๎›Š๎Ÿ ๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ ๎›Š๎œฟ๎˜ƒ๎žข๎›ˆ๎ €๎›Œ๎šบ๎ ˆ๎›Š๎Ÿง๎˜ƒ๎›ˆ๎›€๎›Œ๎›‚๎›‰๎žพ๎›Š๎ €๎›ˆ๎žฌ๎›Œ๎›ˆ๎ธ๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎žข๎›ˆ๎ €๎›ˆ๎šบ๎Ÿป๎›Œ๎ ‚๎›‰๎Ÿธ๎›Š๎›‹๎Ÿœ๎›ˆ๎Ÿ ๎›‰๎šบ๎ ‡๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿถ๎›Š๎Ÿฟ๎›Š๎›Œ๎š๎›ˆ๎Ÿฃ๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎›‡๎Ÿ‚๎›Š๎Ÿท๎žข๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ๎˜ƒ๎›Š๎žจ๎›ˆ๎Ÿจ๎›Š๎Ÿ๎˜ƒ๎˜๎˜ƒ๎›Š๎›Œ๎›๎›ˆ๎Ÿณ๎›Œ๎ ‚๎›ˆ๎šบ๎Ÿซ๎˜ƒ๎ „๎›ˆ๎Ÿด๎›ˆ๎ŸŸ๎žข๎›ˆ๎ €๎›Š๎žŸ๎žข๎›ˆ๎ ˆ๎›Œ๎žท๎›Š๎šค๎žข๎ท๎žพ๎žท๎šข๎˜ƒ๎˜ƒ๎œŒ๎žค๎›ˆ๎žธ๎›ˆ๎žฌ๎›Œ๎Ÿˆ๎›‰๎ ‡๎˜ƒ๎›‰๎Ÿพ๎œ‹๎Ÿป๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎˜๎˜ƒ๎˜ƒ๎›€๎šฆ๎›ˆ๎žพ๎›Œ๎Ÿ ๎›ˆ๎Ÿท๎˜ƒ๎›‰๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎˜ƒ๎›‰๎žพ๎›Š๎Ÿณ๎žข๎›ˆ๎žป๎˜ƒ๎›ˆ๎›€๎žข๎›ˆ๎Ÿฏ๎˜ƒ๎˜๎›Š๎žพ๎›Š๎žณ๎žข๎›ˆ๎Ÿˆ๎›ˆ๎ญ๎šฆ๎˜ƒ ๎›Š๎œฟ๎˜ƒ๎›…๎žจ๎›ˆ๎ŸŸ๎žข๎›ˆ๎›ˆ๎ฆ๎˜ƒ๎žข๎›ˆ๎Ÿฟ๎›‰๎šฃ๎žข๎›ˆ๎ ˆ๎›Œ๎žท๎›Š๎šค๎˜ƒ๎›‰๎Ÿท๎›Œ๎ ‚๎›‰๎Ÿฌ๎›ˆ๎šบ๎ ‡๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ ๎›ˆ๎›€๎›Œ๎ ‚๎›‰๎Ÿด๎›Š๎žธ๎›ˆ๎žฌ๎›Œ๎Ÿฐ๎›ˆ๎ ‡๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ ๎›ˆ๎›€๎›Œ๎›‚๎›‰๎Ÿ‚๎œ‹๎žผ๎›ˆ๎žฆ๎›ˆ๎šบ๎žฌ๎›ˆ๎šบ๎ ‡๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ ๎›Œ๎Ÿถ๎›‰๎ €๎›ˆ๎šบ๎žฅ๎žข๎›ˆ๎ ˆ๎›Š๎žฏ๎˜ƒ ๎›ˆ๎Ÿบ๎›ˆ๎Ÿˆ๎›Œ๎žท๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎žข๎›ˆ๎ €๎›Œ๎šบ๎ ˆ๎›Š๎Ÿง๎˜ƒ ๎›ˆ๎›€๎›Œ๎ ‚๎›‰๎Ÿˆ๎›ˆ๎žฆ๎›Œ๎Ÿด๎›ˆ๎šบ๎ ‡๎˜ƒ๎žข๎›ˆ๎›‰๎ท๎›‰๎Ÿ‚๎›Œ๎šบ๎ ˆ๎›ˆ๎Ÿฃ๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ ๎›Š๎Ÿ‚๎›Š๎Ÿท๎žข๎›ˆ๎ŸŸ๎˜ƒ ๎›‰๎Ÿบ๎›Œ๎žฅ๎˜ƒ ๎›‰๎›€๎žข๎›ˆ๎Ÿธ๎›Œ๎Ÿฌ๎›‰๎Ÿณ๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ ๎›Š๎œฟ๎˜ƒ ๎›ˆ๎›€๎›Œ๎ ‚๎˜ƒ ๎˜‘ ๎›ˆ๎Ÿฎ๎›Œ๎Ÿด๎›Š๎žซ๎˜ƒ ๎›Œ๎Ÿถ๎›‰๎ €๎›ˆ๎šบ๎žฌ๎›ˆ๎Ÿด๎›Œ๎šบ๎ ˆ๎›ˆ๎Ÿณ๎˜ƒ ๎›Š๎žพ๎›Š๎žด๎›Œ๎Ÿˆ๎›ˆ๎ญ๎šฆ๎˜ƒ ๎˜๎˜ƒ ๎ˆ๎žข๎žฐ๎Ÿณ๎šฆ๎›‚๎˜ƒ๎›‰๎ ‡๎˜ƒ ๎›‰๎Ÿพ๎œ‹๎Ÿป๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎›Š๎ŸŽ๎›ˆ๎Ÿ๎›ˆ๎Ÿฌ๎Ÿณ๎šฆ๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ ๎›Š๎šจ๎›ˆ๎ ๎œ‹๎Ÿ๎Ÿด๎›Š๎Ÿณ๎˜ƒ ๎›Š๎žพ๎›Š๎žณ๎žข๎›ˆ๎Ÿˆ๎›ˆ๎ญ๎šฆ๎˜ƒ ๎›Š๎œฟ๎˜ƒ ๎žข๎›ˆ๎ €๎›Œ๎šบ๎ ˆ๎›Š๎Ÿง๎˜ƒ ๎›‰๎šธ๎žข๎›ˆ๎Ÿธ๎›Š๎žฌ๎›Œ๎žณ๎›Š๎ ๎šฆ๎˜ƒ๎›‰๎Ÿฝ๎›ˆ๎Ÿ‚๎›Œ๎Ÿฐ๎˜ƒ๎›Š๎Ÿฒ๎›Œ๎Ÿฟ๎›ˆ๎šข๎˜ƒ ๎›Š๎šฟ๎žข๎›ˆ๎Ÿท๎›Š๎šค๎˜ƒ๎ †๎›Š๎ŸŸ๎šฆ๎›ˆ๎›‚๎›Œ๎šฑ๎›ˆ๎ ‹๎šฆ๎˜ƒ ๎›‰๎šพ๎›Œ๎ ‚๎›ˆ๎šบ๎Ÿซ๎˜ƒ๎šฆ๎›ˆ๎Ÿ€๎›ˆ๎Ÿฟ๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎˜๎›Š๎Ÿพ๎›Š๎Ÿˆ๎›Œ๎Ÿจ๎›ˆ๎šบ๎Ÿป๎˜ƒ๎›‡๎žจ๎œ‹๎Ÿ๎žข๎›ˆ๎›Š๎Ÿ๎˜ƒ๎žข๎›ˆ๎ €๎›Œ๎šบ๎ ˆ๎›Š๎Ÿง๎˜ƒ๎›‰๎Ÿฒ๎›‰๎žณ๎œ‹๎Ÿ‚๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎ †๎›Š๎›‹๎Ÿด๎›ˆ๎Ÿ๎›‰๎ ‡๎˜ƒ๎›Œ๎›€๎›ˆ๎šข๎˜ƒ๎›‰๎Ÿฝ๎›ˆ๎Ÿ‚๎›Œ๎Ÿฐ๎›‰๎ ‡๎˜ƒ๎›ˆ๎ ๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎˜๎›Š๎š ๎žข๎›ˆ๎ŸŸ๎œŒ๎žพ๎Ÿณ๎šฆ๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎›Š๎šฟ๎žข๎œ‹๎ŸŒ๎Ÿณ๎šฆ๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿถ๎›Š๎ €๎›Š๎Ÿธ๎›Š๎Ÿณ๎žข๎›ˆ๎ŸŸ๎›ˆ๎›‚๎˜ƒ๎›Œ๎Ÿถ๎›Š๎ €๎›Œ๎ ˆ๎›Š๎Ÿฌ๎›ˆ๎Ÿง๎›ˆ๎›‚.ArtinyaDan pada malam nishfu Syaโ€Ÿban para Tabiโ€Ÿin dari ahli Syam seperti Khalid ibn Maโ€Ÿdan dan Makhul dan Lukman ibn Amir dan lainnya, pernah mengagungkan dan berijtihad untuk beribadah di malam nisfhu Syaโ€Ÿban.... terdapat perbedaan ulama ahli Syam dalam menghidupkan malam nisfhu Syaโ€Ÿban yaitu, pertama sesungguhnya dibolehkan menghidupkan malam nisfhu Syaโ€Ÿban secara berjamaah di masjid, dahulu Khalid ibn Maโ€Ÿdan dan Lukman ibn Amir memperingati malam nisfhu Syaโ€Ÿban dengan memakai pakaian paling baru dan mewah, membakar menyan dan memakai celak serta bangun malam untuk menjalankan sholat malam di Masjid. Kedua dimakruhkan untuk berkumpul di dalam masjid untuk sholat, bercerita dan berdoa. Dan tidak dimakruhkan seseorang beribadah sholat secara pribadi, ini pendapat Azwaโ€Ÿiy Imam ahli Syam. d. Konfirmasi dengan kebenaran ilmiah Selanjutnya, menurut al-Ghazali kandungan hadis juga harus dikonfirmasi dengan kebenaran ilmiah yaitu hasil atau temuan ilmiah yang dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan seperti temuan ilmiah dalam gerakan sholat dibawah ini Di dalam tulisannya Abdullah disebutkan Gerakan shalat menurut para ilmuwan dan dokter salah satu terbaik untuk menyembuhkan rematik terutama untuk tulang punggung, yang disebabkan oleh Imam al-Hafidz Zainuddin Abi Faroji Abdurrahman ibn Ahmad ibn Rojab al-Khobali ad-Dimasyqi, Lathaiful Maโ€Ÿarif Fima Miwasmi alโ€Ÿaami mina al-Wadzoifi, Bairut Daru ibn Katsir, 1999, 263 Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam ketidakseimbangan otot. Berdasarkan saran dokter tidak ada solusi yang berbaik untuk menghindari rematik sejak dini dengan melaksanakan sholat 5 waktu secara konsisten dan juga banyak melakukan gerak untuk meminimalisir kemungkinan penyakit tulang punggung, memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin mengembalikan keseimbangan pada persendian dan otot tubuh, dan otot tubuh, dan hendaknya hal ini tetap dilaksanakan walaupun ada kerusakan tulang atau setelah penggunaan gips. Dapat disimpulkan bahwa gerakan sholat adalah jenis gerakan terbaik yang selaras dengan saran dokter dan mampu mengembalikan fungsi otot dengan baik, gerakan yang dimaksud diantaranya gerakan rukuk, berdiri tegak, sujud dalam waktu yang lama dan dilakukan temuan ilmiah ini, bahwa gerakan di dalam sholat sangat menyehatkan. Oleh karena bila ingin menghidupkan malam nisfhu Syaโ€Ÿban dengan beribadah sholat dalam pandangan ilmiah tidak ada masalah, karena dengan sering beribadah sholat maka kesehatan otot tulang semakin terjaga. Living Sunnah Tradisi Menghidupkan Malam Nishfu Syaโ€™ban Living sunnah merupakan sunnah atau hadis yang hidup di tengah-tengah masyarakat akibat adanya keinginan masyarakat mengaplikasikan sunnah atau hadis dalam konteks sosial, budaya, politik, ekonomi dan hukum. Dengan demikian living sunnah ialah tulisan, bacaan dan praktik yang diaplikasikan oleh masyarakat di tengah-tengah kehidupan sebagai tindakan mengaktualisasikan isi sunnah atau hadis sunnah diartikan sebagai sebuah praktik yang disepekati bersama, maka itulah yang dinamakan living sunnah atau sunnah yang hidup di tengah-tengah masyarakat. Sebenarnya Sunnah relatif identik dengan ijmaโ€Ÿ kaum Muslimin dan ke dalamnya termasuk pula ijtihad dari para ulama generasi awal yang ahli dan tokoh-tokoh politik di dalam aktivitasnya. Dengan demikian, โ€œsunnah yang hidupโ€ adalah sunnahNabi yang secara bebas ditafsirkan oleh para ulama, penguasa dan hakim sesuai dengan situasi yang mereka hadapi. Deden Suparman, Pembelajaran Ibadah Shalat dalam Perspektif Psikis dan Medis, Jurnal ISTEK Jurnal Kajian Islam, Sains dan Teknologi, Vol. IX No. 2, 2015, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 66 M. Alfatih Suryadilaga, Metodologi Penelitian Living Qurโ€Ÿan dan Hadis Yogyakarta Teras, 2007, 106 M. Alfatih Suryadilaga dkk, Metodologi Penelitian Hadis Yogyakarta PokjaAkademik UIN Sunan Kalijaga, 2006, 193 AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 Pada penelitian ini, tradisi bacaan lebih dominan dibahas serta dikaji karena konteks penelitian living sunnah nya terdapat dalam tataran bacaan/amalan yang dihidupkan saat datangnya nishfu Syaโ€Ÿban. Walaupun tradisi praktek juga bisa diamati dan ditanyakan kepada subyek penelitian yaitu para mahasiswa. Sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data diperoleh, jika peneliti menggunakan teknik wawancara maka sumber datanya ialah responden, jika peneliti menggunakan teknik observasi maka sumber datanya ialah benda, gerak atau proses sesuatu, sedangkan jika peneliti menggunakan dokumentasi maka sumber datanya ialah catatan dan isi catatan sebagai subyek penelitian atau variabel penelitian living sunnah ini, peneliti memilih responden sebagai sumber data penelitian dengan metode kuisoner online. Sedangkan responden yang dipilih meliputi mahasiswa-mahasiswi yang kuliah di Perguruan Tinggi se Kabupaten Jember. Dan lingkup perguruan tinggi yang disebar kuisoner ini hanya tiga perguruan tinggi saja yaitu Institut Agama Islam Negeri IAIN Jember, Universitas Negeri Jember dan Politeknik Negeri Jember. Penyajian data penelitian living sunnah/hadis tentang amalan di malam nishfu syaโ€Ÿban diperoleh dari hasil sebaran kuisoner online dengan beberapa responden dari mahasiswa-mahasiswi yang kuliah di perguruan tinggi se kabupaten Jember. Dari ketiga perguruan tinggi tersebut ada 18 responden, hampir 80% berasal dari kampus IAIN Jember, sisanya yaitu 20% dari Universitas Negeri Jember dan Politeknik Negeri Jember. Dari 18 responden tersebut 59,1% ada di semester enam, sisanya 27,3% di semester empat dan 9% di semester delapan serta 4,5% di semester dua. Sedangkan asal sekolah ke 18 responden tersebut ialah 68,2% berasal dari SMA/SMK, sisanya 22,7% berasal dari MAN/MA. Pada sebaran kuisoner online, peneliti membagi dua tema pertanyaan berkenaan dengan amalan-amalan di malam nishfu Syaโ€Ÿban yang menjadi tradisi di kalangan mahasiswa. Dua tema tersebut sebagai berikut Amalan di Malam Nishfu Syaโ€™ban a. Apa amalan yang saudara lakukan untuk menghidupkan malam nisfhu Syaโ€Ÿban? Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI, Jakarta PT Rineka Cipta, Cet. XIII, 2006, 129 Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam Hampir 70% responden menjawab dengan membaca yasin 3x atau dengan bahasa lain membaca al-Qurโ€Ÿan atau tadarusan. Ada lagi yang menambahkan dengan sholat sunnah 2 rakaat, membaca sholawat, memperbanyak istighfar, berdoa dan Apa motivasi saudara menghidupkan malam nishfu Syaโ€Ÿban? Banyak responden menjawab motivasi mereka menghidupkan malam nishfu Syaโ€Ÿban hanyalah untuk memohon ampunan dan perlindungan dari Allah SWT. Namun ada jawaban lain dari responden terkait motivasi mereka diantaranya ialah menjalankan sunnah Rasulullah, mendapatkan hidup yang lebih barokah serta mendekatkan diri kepada Allah Dari mana saudara mengetahui amalan-amalan di malam nishfu Syaโ€Ÿban? Lebih dari 80% responden menjawab mereka mendapatkan info amalan-amalan tersebut dari guru mereka Ustadz/Kiai/Dosen. Namun ada juga yang menjawab mendapatkan info dari Buku, Group Whatsapp, Masyarakat, Snapgram Hukum Amalan Di Malam Nishfu Syaโ€™ban a. Apakakah saudara mengetahui dalil/dasar hukum amalan di malam nishfu Syaโ€Ÿban? Berdasarkan data yang peneliti peroleh ada sekitar 54,5% responden tidak mengetahui dalil atau dasar hukum menghidupkan malam nishfu Syaโ€Ÿban. Dan 45,5% mengetahui dasar hukumnya. b. Jika dalil/dasar hukumnya lemah, apakah saudara tetap menjalankan amalan di malam nisfhu Syaโ€Ÿban? Berdasarkan data yang peneliti peroleh bahwa 63,6% responden menjawab ya mereka tetap akan menghidupkan malam nishfu Syaโ€Ÿban walaupun dalilnya lemah. Sekitar 22,7% menjawab tidak dan 13,6% menjawab mungkin. Diolah dari sumber data kuisoner online peneliti Diolah dari sumber data kuisoner online peneliti Diolah dari sumber data kuisoner online peneliti AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 Berdasarkan data yang telah diperoleh, maka dalam sub hasil penelitian ini peneliti berusaha menganalisa apa yang telah terjadi sesuai fakta di masyarakat berkenaan dengan amalan di malam nishfu Syaโ€Ÿban. Jika dirujuk kembali apa yang dijawab oleh Mahasiswa-mahasiswa di atas, maka dapat disimpulkan bahwa amalan tersebut telah mereka amalkan sejak lama walaupun tidak mengetahui dasar hukumnya, dan walaupun sudah mengetahui mereka tetap mengamalkannya karena hal itu tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam. membaca yasin, berpuasa merupakan perbuatan yang dianjurkan oleh agama. Menurut teori atau dasar hukum yang ada bahwa mengkhususkan amalan sesuatu pada waktu malam nishfu Syaโ€Ÿban merupakan perbuatan yang tidak ada di dalam agama, karena dalil yang menerangkan seperti itu ternyata palsu/maudhuโ€Ÿ disebabkan satu diantara perawinya dikategorikan pemalsu hadis. Pada kedua hal di atas antara kenyataan di lapangan dan dalil yang ada sangat bertentangan, sehingga peneliti memberikan penilaian bahwa hadis lemah/palsu yang berkaitan dengan amalan di malam nishfu Syaโ€Ÿban ini tetap hidup di tengah-tengah masyarakat hingga saat ini. Simpulan Berdasarkan penelitian terhadap kualitas sanad, kandungan matan dan living sunnah terhadap hadis yang berkenaan dengan amalan di malam nishfu Syaโ€Ÿban tersebut, peneliti menemukan/menyimpulkan bahwa 1. Sanad hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari rawi Ali ibn Abi Thalib tersebut bersambung, tapi satu diantara perawi dikategorikan sebagai pemalsu hadis, sehingga hadis tersebut tidak dapat dijadikan hujjah, Iโ€Ÿtibar dan tidak boleh dicatat. Hadis seperti ini disebut dengan hadis mauโ€Ÿdhuโ€Ÿatau hadis Berdasarkan kajian kandungan matan hadis tersebut secara implisit tidak bertentangan dengan ayat-ayat suci al-Qurโ€Ÿan serta hadis-hadis yang lebih shahih. Dan berdasarkan fakta sejarah dan kebenaran ilmiah pun amalan-amalan di malam nisyfu Syaโ€Ÿban sebagian ulama membolehkan menghidupkannya. Namun secara eksplisit matan tersebut tidak ada keterangan di dalam al-Qurโ€Ÿan maupun hadis dikarenakan mengkhususkan amalan pada malam nishfu Syaโ€Ÿ penelitian di kalangan mahasiswa Perguruan Tinggi se Kabupaten Jember, didapati bahwa amalan-amalan tersebut masih tetap eksis dipraktikkan oleh mereka, karena hal itu menurut mahasiswa merupakan Arbain Nurdin Tradisi Menghidupkan Malam perbuatan baik untuk mendekatkan diri kepada Allah dan tidak melanggar aturan agama. Jadi hadis tersebut tetap hidup di tengah-tengah masyarakat. Daftar Pustaka Abu โ€žAlfah, Roid Shobrah. Syuruh Sunan Ibnu Majah, Juz I, Aman Baitul Afkar Ad-Dauliyah, 2007 ad-Dimasyqi, Imam al-Hafidz Zainuddin Abi Faroji Abdurrahman ibn Ahmad ibn Rojab al-Khobali, Lathaiful Maโ€Ÿarif Fima Miwasmi alโ€Ÿaami mina al-Wadzoifi, Bairut Daru ibn Katsir, 1999 al-Ghazali, Muhammad, as-Sunnah an-Nabawiyah Baina Ahli al-Fiqh wa Ahli al-hadi, Studi Kritis Hadis Nabi SAW., Antara Pemahaman Tekstual dan Kontekstual, Terj. Muhammad al-Baqir, Bandung Mizan, Cet. II, 1992 al-Hadi, Abu Muhammad Abd al-Hadi bin Abd al-Qadir Takhrij Hadis Rasulillah, Mesir Dar al-Fikr, Arikunto, Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI, Jakarta PT Rineka Cipta, Cet. XIII, 2006 al-Muโ€Ÿjam al-Mufahras li Alfadz al-Hadis al-Nabawi, Leiden Brill, 1936 al-Mizzi,Jamal al-Din Abi al-Hujjaj al-Kamal fi Asmaโ€Ÿ al-Rijal, Jilid 27, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992 ________________________________,Tahdzib al-Kamal fi Asmaโ€Ÿ al-Rijal, Jilid 6, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992 ________________________________,Tahdzib al-Kamal fi Asmaโ€Ÿ al-Rijal, Jilid 18, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992 ________________________________, Tahdzib al-Kamal fi Asmaโ€Ÿ al-Rijal, Jilid 33, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992 ________________________________, Tahdzib al-Kamal fi Asmaโ€Ÿ al-Rijal, Jilid 2, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992 ________________________________, Tahdzib al-Kamal fi Asmaโ€Ÿ al-Rijal, Jilid 28, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992 ________________________________, Tahdzib al-Kamal fi Asmaโ€Ÿ al-Rijal, Jilid 14, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992 ________________________________, Tahdzib al-Kamal fi Asmaโ€Ÿ al-Rijal, Jilid 20, Beirut Muassasah al-Risalah, 1992 asy-Syafiโ€Ÿi, Al-Hafidz Abi Fadhil Ahmad bin Ali bin Hajar Syihab ad-Din al-โ€ž at-Tahzhib, Juz 1,Bairut Muassah ar-Risalah, 1996 AL-BANJARI Vol. 16, Juli-Desember 2017 ________________________________, Tahzib at-Tahzhib, Juz 2,Bairut Muassah ar-Risalah, 1996 ________________________________, Tahzib at-Tahzhib, Juz 3,Bairut Muassah ar-Risalah, 1996 ________________________________, Tahzib at-Tahzhib, Juz 4,Bairut Muassah ar-Risalah, 1996 Ismail, M. Syuhudi. Metodologi Penelitian Hadis Nabi, Cet. I; Jakarta Bulan Bintang, 1993 Majah, Ibn. Sunan Ibnu Majah, Kairo Dar Al-Hadis, Quthb, Syahid Sayyid. Fi Zhilalil Qurโ€Ÿan, Terj. Asโ€Ÿad Yasin dkk.,Tafsir fi Zhilalil Qurโ€Ÿan di bawah Naungan al-Qurโ€Ÿan Jilid 1-10, Jakarta Gema Insani Press, 2000 Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qurโ€Ÿan, Vol. 7,Jakarta Lentera Hati, 2002 Suparman, Deden, Pembelajaran Ibadah Shalat dalam Perspektif Psikis dan Medis, Jurnal ISTEK Jurnal Kajian Islam, Sains dan Teknologi, Vol. IX No. 2, 2015, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung Suryadilaga, M. Alfatih, Metodologi Penelitian Living Qurโ€Ÿan dan Hadis Yogyakarta Teras, 2007 Suryadilaga, M. Alfatih, dkk, Metodologi Penelitian Hadis Yogyakarta Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2006 Tahhan, Mahmud. Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-Asanid, Beirut al-Matbaโ€Ÿah al-Arabiyyah, 1978 Shahih Bukhori, Bab Shaum Syaโ€Ÿban, No. Hadis 1868 Maktabah Syamilah Sunan at-Tirmidzi, Bab Shaum, No Hadis 736 Maktabah Syamilah Sunan Nasaโ€ŸI, bab Syiam, No hadis 2357 maktabah syamilah Arbain NurdinThis article describes two research focuses namely how the value of instructional media in the Muslim history hadith chapter Birrun No. 149 and how to understand the meaning of the hadith and the practice of students as teachers of the practices of the Study Program of Hadith Science the Faculty of Usuluddin, Adab and Humanities of IAIN Jember. And the result is the value of learning media in the hadith is textually found in the word ashabi'u which means fingers. While students understand that the tradition of text has a textual discussion of how the task of parents to educate and take care of their daughters until they are adults, then practice students after understanding the meaning of the hadith contextually that is when becoming a teacher practice always and often use the media fingers in learning AbstrakArtikel ini mendeskripsikan dua fokus penelitian yaitu bagaimana nilai media pembelajaran di dalam hadis riwayat Muslim bab birrun No. 149 dan bagaimana pemahaman makna hadis tersebut serta pengamalan mahasiswa selaku guru praktikan dari prodi Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora IAIN Jember. Dan hasilnya adalah nilai media pembelajaran di dalam hadis tersebut secara tekstual ditemukan pada kata ashabiโ€™u yang bermakna jari jemari. Sedangkan mahasiswa memahami bahwa matan hadis tersebut secara tekstual membahas tentang bagaimana tugas orang tua untuk mendidik dan menjaga anak-anak perempuannya hingga mereka dewasa, lalu pengamalan mahasiswa setelah memahami makna hadis tersebut secara kontekstual yaitu saat menjadi guru praktikan selalu dan sering menggunakan media jari jemari dalam Ibadah Shalat dalam Perspektif Psikis dan Medis, Jurnal ISTEK Jurnal Kajian IslamDeden SuparmanDeden Suparman, Pembelajaran Ibadah Shalat dalam Perspektif Psikis dan Medis, Jurnal ISTEK Jurnal Kajian Islam, Sains dan Teknologi, Vol. IX No. 2, 2015, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 66Alfatih SuryadilagaMetodologi Penelitian LivingQurAlfatih Suryadilaga, Metodologi Penelitian Living Qur"an dan Hadis Yogyakarta Teras, 2007, 106Alfatih Suryadilaga DkkMetodologi PenelitianHadisAlfatih Suryadilaga dkk, Metodologi Penelitian Hadis Yogyakarta PokjaAkademik UIN Sunan Kalijaga, 2006, 193Syuruh Sunan Ibnu Majah, Juz I, Aman Baitul Afkar Ad-Dauliyah, 2007 ad-Dimasyqi, Imam al-Hafidz Zainuddin Abi Faroji Abdurrahman ibn Ahmad ibn Rojab al-Khobali, Lathaiful Ma"arif Fima Miwasmi alRoid Daftar Pustaka AbualfahShobrahDaftar Pustaka Abu "Alfah, Roid Shobrah. Syuruh Sunan Ibnu Majah, Juz I, Aman Baitul Afkar Ad-Dauliyah, 2007 ad-Dimasyqi, Imam al-Hafidz Zainuddin Abi Faroji Abdurrahman ibn Ahmad ibn Rojab al-Khobali, Lathaiful Ma"arif Fima Miwasmi al"aami mina alWadzoifi, Bairut Daru ibn Katsir, 1999as-Sunnah an-Nabawiyah Baina Ahli al-FiqhMuhammad Al-Ghazalial-Ghazali, Muhammad, as-Sunnah an-Nabawiyah Baina Ahli al-Fiqh wa Ahli alhadi, Studi Kritis Hadis Nabi SAW., Antara Pemahaman Tekstual dan Kontekstual, Terj. Muhammad al-Baqir, Bandung Mizan, Cet. II, 1992Abu Muhammad Abd al-Hadi bin Abd al-Qadir Takhrij Hadis Rasulillah, Mesir Dar al-FikrHadial-Hadi, Abu Muhammad Abd al-Hadi bin Abd al-Qadir Takhrij Hadis Rasulillah, Mesir Dar al-Fikr, ArikuntoProsedur PenelitianArikunto, Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI, Jakarta PT Rineka Cipta, Cet. XIII, 2006Metodologi Penelitian Hadis NabiM IsmailSyuhudiIsmail, M. Syuhudi. Metodologi Penelitian Hadis Nabi, Cet. I; Jakarta Bulan Bintang, 1993Dar Al-Hadis, Quthb, Syahid Sayyid. Fi Zhilalil Qur"an, Terj. As"ad Yasin dkk.,Tafsir fi Zhilalil Qur"an di bawah Naungan al-Qur"an Jilid 1-10Ibn MajahSunan IbnuMajahMajah, Ibn. Sunan Ibnu Majah, Kairo Dar Al-Hadis, Quthb, Syahid Sayyid. Fi Zhilalil Qur"an, Terj. As"ad Yasin dkk.,Tafsir fi Zhilalil Qur"an di bawah Naungan al-Qur"an Jilid 1-10, Jakarta Gema Insani Press, 2000Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur"anM ShihabQuraishShihab, M. Quraish. Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur"an, Vol. 7,Jakarta Lentera Hati, 2002 kSPp.
  • 4l60zfwx6q.pages.dev/77
  • 4l60zfwx6q.pages.dev/151
  • 4l60zfwx6q.pages.dev/430
  • 4l60zfwx6q.pages.dev/471
  • 4l60zfwx6q.pages.dev/378
  • 4l60zfwx6q.pages.dev/105
  • 4l60zfwx6q.pages.dev/236
  • 4l60zfwx6q.pages.dev/483
  • kaligrafi nisfu sya ban